SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Senin, 27 Februari 2017

Adik Ipar Berperan Sebagai Suamiku Ketika Aku Sedang Bergairah

Adik Ipar Berperan Sebagai Suamiku Ketika Aku Sedang Bergairah - AsliCeritaDewasa



Aku wanita muda yang baru berumah tangga 3 bulan yang lalu. Usiaku masi cukup muda, 25 tahun. Sedang suamiku 28 tahun. Untuk seorang hypersex seperti aku, kehidupan seks ku dengan suami sangat lah datar. Terlebih suamiku tidak pernah membuatku puas.


Namun aku selalu berpura2 puas setiap kali bercinta dengannya. Sandiwara ini berjalan dengan sangat baik. Aku berhasil membuatnya percaya bahwa aku selalu dipuaskan olehnya. Setelah menikah, aku tinggal di rumah sederhana tak bertingkat dengan suamiku dan adik laki簡nya. Kami tinggal bertiga. Mertuaku yang kebetulan hanya punya 2 org anak laki2 tidak tinggal serumah dengan kami.

Adik suamiku berusia 21 tahun. Dengan perwakan yang cukup tinggi, kulit putih, dan tergolong ganteng. Bukan cuman cewe saja yang naksir padanya, para gay pun naksir padanya. Adik iparku bekerja di EO (baca:Event Organizer), jadi wajar saja pergaulannya bersentuhan dengan wanita簡 seksi para dancer, sampai ke banci簡 kabaret. Sedangkan suamiku sendiri juga cukup good looking.

Memang tidak setinggi adiknya, namun kulitnya juga putih bersih. Bagiku, hanya ada 1 kekurangan pada suami ku, Kontol nya tak mampu membuatku puas. Bulan ketiga pernikahan kami, ternyata suamiku ditugaskan keluar kota.

Sangat menyiksa memang, karena pasanganyang baru menikah biasanya sangat panas di ranjang. Hampir setiap hari kami bercinta. Kalau harus absen seminggu, pasti akan sangat tidak menyenangkan, apalagi tanggal kepulangannya bertepatan dengan tanggal haidku.

Jadi aku harus menunggu 2 minggu sebelum bisa bercinta dengan suamiku. Meskipun Kontol nya tak sanggup membuatku puas, namun permainan lidahnya bisa membuat jantungku lupa berdetak. Meskipun berat, pekerjaan tetap saja pekerjaan.

Tak bisa ditolak. Sabtu siang suamiku berangkat. Praktis di rumah hanya tinggal aku seorang diri. Adik iparku masih tugas dilapangan. Aku menyibukan diri dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang tidak banyak. Rumah milik suamiku memang tidak besar, tapi sangat nyaman.

Tak terasa malam sudah datang, adik iparku menelepon bahwa dia tidak akan makan di rumah. Aku makan sendiri sambil menonton televisi. Selesai makan aku membereskan meja makan dan masuk ke kamar. Tak banyak yang bisa kukerjakan. Malam makin larut, gairahku makin menjadi.

Biasanya jam sepuluh lebih aku dan suami sudah naik ke ranjang, bercinta. Kami memanfaatkan jam sepeti itu karena adik iparku yang kamarnya persis di sebelah kamarku belum pulang. Jadi aku bebas mendesah nikmat saat kita bercinta. Berusaha menepiskan hasratku, aku membasuh wajah, mengganti pakaian tidur satin tipis yang nyaman dikenakan dan berusaha tidur.

Tak lama aku mendengar suara pintu. Adik iparku sudah pulang. Tumben pulang sebelum jam 9. Aku mendengar suara air di kamar mandi, tak lama kemudian adik iparku masuk ke kamarnya. Mungkin sudah akan tidur. Aku sendiri masi tersiksa gairah.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia


Sambil membayangkan wajah suamiku, aku mulai mengusap簡 daerah sensitifku. Aku meremas簡 Toket ku sambil menahan suara supaya tidak keluar dari mulutku. Cairan kenikmatan mulai membasahi Memek ku, tak sengaja aku mendesah.

Tiba2 aku mendengar suara pintu kamarku diketuk. Sedikit terkejut aku merapikan pakaian tidurku, lalu membuka pintu. Di depan pintu aku melihat adik iparku bertelanjang dada, hanya mengenakan celana sebatas lutut. Terheran aku melihatnya berdiri ci depan pintuku. “Ada apa?” tanyaku. “Tadi aku dengar kamu mendesah” Aku terdiam.

Memang tak bisa kubantah. Mungkin dia terganggu. “Maaf” kataku sambil menutup pintu. Belum sempat pintu tertutup, tangan adik iparku menahan lajunya pintu. Dengan heran aku melihatnya. Tanpa basa basi dia melingkarkan tangannya di pinggangku dan melumat bibirku. Masih terkejut tapi aneh nya tubuhku tak berusaha melawan. Perlahan簡 kami bergerak ke arah ranjang masih sambil berciuman. Tangannya sudah berada di dalam pakaian tidurku, meremas簡 Toket ku.

Kemudian dengan satu tangannya, dia membimbing tanganku ke Kontol nya. Saat Kontol nya berada dalam genggamanku, aku terkejut. Untuk usia 21 tahun, adik iparku ternyata punya Kontol yang lebih besar dari milik suamiku. Panjang dan diameternya jauh lebih besar dari milik suamiku.

Kontol yang dalam genggamanku kini sudah sangat keras. Aku pun sudah sangat teransang dengan keadaan seperti ini. Akal sehatku sudah dikuasai birahi. Dengan lembut aku dinaikkan ke ranjang dan ditelanjangi. Lalu dia sendiri melepas celana dan boxer nya.

Tampak Kontol perkasa yang sedikit bengkok sudah berdiri dengan kaku. Aku hanya bisa pasrah dan berharap supayan Kontol nya bisa cepat2 masuk ke Memem ku. Ternyata adik iparku cukup pandai memanjakan wanita. Setelah menjilat puting susuku, kini dia meng oral ku. Aku mendesah nikmat.

“Ah.. Ah.. Uhh..” Memang jilatannya tidak selihai suamiku, tapi aku berharap dengan Kontol besar itu, aku bisa terpuaskan. Setelah menjilati Memem ku, dia menyodorkan Kontol nya ke wajah ku. Pelan2 aku menjilat kepala Kontol nya yang sudah mengeluarkan cairan bening.

Lalu aku memasukan Kontol nya kedalam mulutku. Sambil menghisap aku mengocok Kontol nya. Dia juga mendesah nikmat. Desahannya membuat gairahku semakin terbakar. Tak tahan lagi, aku menyudahi service oralku. Dia pun mengerti. Aku dibaringkan dan dia memasukkan Kontol nya ke dalam liang memek ku. Gerakannya sangat pelas, mungkin takut menyakitiku. “Sakit?” tanya adik iparku “Nga..” jawabku Selain desahan, hanya komunikasi singkat namun jelas yang keluar dari mulut kita.

Saat Kontol nya sudah benar簡 masuk ke Memek ku yang basah, dia mulai menggoyang pinggulnya maju mundur. Kontol nya melesak keluar masuk Memem ku. Aku mendesah nikmat. Kontol nya lebih nikmat dari Kontol suamiku. Kemudian goyangnya makin liar, makin cepat, makin kasar.

Aku makin menikmati goyangan seperti ini. Tak lama setelah goyangan kasar ini, aku orgasme. Selang beberapa detik kemudian aku merasakan dia memompa air maninya ke dalam Memem ku. Aku benar2 terpuaskan oleh Kontol adik iparku.

Malam itu aku bercinta 2x dengan nya. Dan setiap hari selama suamiku masi diluar kota, dia tidur denganku. Kami bercinta hebat sebelum tidur. Sampai saat ini, jika suami tidak ada,dia sering mencuri kesempatan. Di siang hari saat suamiku masi bekerja, adik iparku pulang dan menyetubuhi aku.

Aku, dengan status hypersex, tidak akan keberatan, bahkan dengan senang hati menerima Kontol yang mampu memuaskan hasrat sex ku.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Selasa, 21 Februari 2017

Meski Tiap Hari Juniorku Dikocok Pembantu Muda Dirumahku Tapi Tak Pernah ML

Meski Tiap Hari Juniorku Dikocok Pembantu Muda Dirumahku Tapi Tak Pernah ML - AsliCeritaDewasa



Kisah ini terjadi saat gw SMA, sekitar 10 tahun yang lalu. Saat itu di rumah kami kedatangan seorang pembantu baru dari sebuah desa di provinsi tpt gw tinggal, sebut saja Yati namanya. Seorang wanita single berparas biasa saja menurut gw, tapi berkulit putih mulus, usia sekitar 22 tahun.


Sebenarnya Yati bukan lah orang yang terbiasa menjadi pembantu, bukan pula berasal dari orang yg tidak berkecukupan. Namun karena dia sering berselisih dengan orang tua nya, jadi dia memutuskan untuk merantau ke kota. Takdir lah yang membawa nya ke rumah kami untuk bekerja sekaligus disekolahkan di kursus keterampilan, hingga muncul lah cerita ini.

Di rumah hanya ada gw, kedua orang tua gw, adek dan Yati. Bapak gw membuka usaha toko di depan rumah, sementara Ibu gw pegawai. Jadi setelah pulang sekolah, di rumah hanya ada gw, Yati, dan adek gw. Bapak gw lebih sering di toko depan walau sesekali masuk ke rumah, sementara adek gw lebih sering di kamar habis pulang sekolah. Dengan jumlah orang yang sedikit, kami pun cepat sekali akrab dan sering bersenda gurau.

Meskipun di rumah dia selalu menggunakan pakaian yang sopan, namun tidak mengurangi kekagumanku akan keputihan dan kemulusan kulit nya. Apalagi di usia ku saat itu sedang bergejolaknya jiwa muda, yang ingin tahu tentang lawan jenis nya.

Menginjak bulan ketiga, Yati mulai sering curhat tentang masalah2 nya dengan orang tua nya. Aku pun menjadi pendengar yang baik hingga kami pun semakin dekat. Terkadang saat bercanda, gw sengaja merapatkan duduk dengan dia. Atau saat dia sedang tiduran di sofa, tiba2 gw datang ikut tiduran di belakang nya sambil menggelitik badannya hingga Yati tertawa terpingkal2.

Dengan posisi tiduran berdua di sofa yang sempit otomatis tubuh kami pun merapat dan kemaluan gw pun menegang di antara bongkahan pantatnya. Entah Yati menyadarinya atau tidak, namun kejadian2 yang berulang2 membuat gw semakin berani. Sampai suatu siang, saat sedang bercerita di kamar tempat setrika. Gw iseng2 nanya.

Gw : Mbak, udah pernah ciuman belum?
Yati : Lho, kok nanya gituan
G : Gpp mbak nanya aja, hehehehe
A : belom diii, pacar aja belum pernah punya. Ga boleh sama bapak
G : oooooo….. hhhmmmmm…….. sama mbak, gw juga belom. eeeee….. mbak…, cobain yukkk

Yati hanya melongo tak menjawab. Gw rapatkan duduk ke samping Yati. Kutatap wajah nya, perlahan kumajukan tubuh ku hingga bibirku menyentuh bibir Yati. Tak ada perlawanan. Reflek kurangkul tubuh Yati dan makin kulumat bibir mungil nya. Kulihat Yati memejamkan mata sambil sesekali membalas lumatanku.

Tangan Yati pun sudah melingkar di leherku tanda dia mulai menikmati cumbuan ini. Bekal sering menonton film biru sangat memberi manfaat saat situasi spt sekarang, meskipun jantung ku pun berdegup kencang karena ini pertama kali nya aku mencium wanita. Lidah ku bermain di dalam rongga mulutnya, menjelajahi langit2 mulut Yati.

Kudorong tubuhnya hingga rebahan di kasur. Kujilati telinga dan setiap cm lehernya. Yati hanya diam dan memejamkan mata. Namun kemudian terdengar suara langkah kaki dan kami pun reflek bangun dan kembali ke posisi semula seolah tak terjadi apa2.

Begitu terus kejadian berulang setiap harinya. Aku pun merasa takut untuk melakukan yang lebih jauh meski disisi lain aku ingin melihat tubuhnya. Namun entah akal dari mana, aku mempunyai kesimpulan. Kesimpulan seorang bocah SMA mungkin.

Saat itu aku berpikiran kalau ingin melihat tubuh Yati, berarti aku harus memperlihatkan tubuh aku lebih dulu, agar aku enak memintanya membuka baju. Dan ternyata siasat ini 100% sukses. Seperti biasa siang saat sesi ciuman berlangsung. Kuraih tangan Yati dan kuarahkan menyentuh kemaluanku.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia


G : Mbak, ini penis kemaluan laki2. Kalau dielus2 nanti bisa makin besar terus bisa ngeluarin cairan. Cairan itu yang kalo dikeluarin di dalam vagina mbak bisa jadi anak. (Itu kata2 polos yang keluar dari mulut gw, udh kayak guru biologi aja). Mau liat ga mbak?

Yati pun mengangguk pelan. Gw keluar kamar melihat situasi. Dirasa aman, gw tarik Yati ke kamar mandi belakang. Setelah mengunci pintu, gw langsung lepas celana. Batang penis gw pun berdiri tegak dengan kokohnya.

A : woww… (sambil tangan nya langsung memegang penis gw)
G : mbak, coba dikocok2 tangan nya terus nanti diemut biar cairannya bisa keluar (gw ajarin Yati ngocok dan oral Mr.P gw)

Ajaib nya (atau saking polosnya) Yati nurut aja. Sampai akhirnya ejakulasi tak tertahan lagi. Semburan sperma pun muncrat di mulut Yati. Yati pun kaget. Namun setelah kubujuk, ditelan nya juga sperma itu walau cuma sebagian. Setelah itu gw langsung bersih2 dan kabur ke kamar gw, takut ketauan.

Esok harinya,

G : Mbak gimana kemaren enak ga?
A : Enak di, lagi yukk (sambil cengengesan)

Kutuntun Yati ke kamar setrika, langsung kupeluk dan kuciumi bibirnya. Namun Yati langsung jongkok dan menarik keluar batang ku dari sangkarnya. “Kangen sama burung kamu di”, ujarnya. Tak butuh waktu lama, aku sudah dibuat merem melek dioral Yati. Namun kali ini aku ga mau ketinggalan kereta.

Aku angkat tubuh Yati dan kurebahkan ke kasur. Kulumat bibirnya, sementara tangan ku mulai merambah ke bukit kembarnya. Yati mendesah kecil, membuat ku semakin semangat. Tanganku sudah berada dibalik kaosnya, mengelus2 perut mulus nya sambil sesekali naik keatas membelah selipan bra Yati sampai mengenai putingnya.

Sementara itu tangan Yati tak lepas dari penis gw, dan desahannya pun semakin lama semakin kuat. Perlahan kaos Yati kusingkap sampai ke leher, kubuka kaitan bra nya. Ternganga aku melihat kedua payudara nya tergantung bebas di depan mata kepalaku. Sungguh pemandangan luar biasa.

A : Kenapa diliatin gitu di?
G : ehhh,… mbak cantik banget sih

Langsung kukulum puting payudara Yati sambil kugigit2 kecil. Rintihan nikmat Yati membuat nafsu ku semakin bergejolak. Kuremas dan kujilati terus kedua bukit kembarnya. Tubuh Yati pun menggelinjang tak tentu arah. Tangan kanan ku mulai bergerilya turun, mengelus pinggang halusnya kemudian menyelinap cepat ke balik celana pendek dan celana dalamnya.

Remasan keras di bokongnya membuat Yati kembali mendesah kencang. Kemudi tangan ku pun segera berputar ke arah depan meraih rerumputan di balik celana dalamnya. Namun aku dikagetkan dengan pegangan tangannya menghentikan aktivitasku.

“Di.. jangan. Mau ngapain..” ujarnya sambil menahan tanganku namun sama sekali tak berusaha menarik keluar tanganku.

“ya udah mbak, aku dari luar celana dalam aja ya..” ujarku mengalah. Aku tak ingin kenikmatan ini terhenti disini.

Kuelus2 dan kutekan2 vagina Yati dari luar celana dalamnya. Terasa olehku bahwa celana tersebut semakin lama semakin basah. Gerakan kaki Yati pun sudah tidak teratur lagi, menggelinjang ke kanan dan ke kiri, nafasnya memburu cepat. Dari selipan celana dalam bagian bawah kucoba menyelipkan jari2 tangan ku masuk menyelinap.

Tak ada perlawanan kali ini. Dengan segera kutemukan klitoris nya dan kuraba. Karena merasa sudah diberi izin, aku kembali menyelipkan tangan dari arah atas, melewati rambut kemaluannya menuju ke arah klitoris dan vagina nya yang sudah sangat basah.

“Di…enak banget di…terusin di…”

Gerakan tangan ku menggesek2 vagina Yati semakin cepat, sampai akhirnya tiba2 Yati memeluk tubuhku kencang dan tubuhnya mengejang.

“Ahhhhh….ahhhhh….ahhhhhhh….. Di kamu apain aku…. Enakk dii…. ahhhhhhh…. “

Sesi di hari itu berakhir dengan semburan mani ku di mulut Yati, seperti biasanya. Setelah hari itu, kemesraan kami terus berlanjut. Bahkan sekarang Yati lebih suka memakai kaos tebal tanpa BH dan rok agar aku lebih mudah menjamahnya kapanpun dimanapun.

Terkadang saat Yati lagi masak, aku muncul sekedar menjamah vaginanya dari balik rok nya yang ternyata sama sekali tidak ada lagi CD di baliknya. Atau saat Yati sedang setrika baju, aku datangi sekedar untuk menyetor penisku ke mulutnya.

Kejadian seperti itu berlanjut di hari2 selanjutnya. Namun memang tak pernah sampai ML karena di rumah selalu ada orang, jadi kondisi tidak memungkinkan.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Senin, 20 Februari 2017

Hukuman Setimpal Untuk Istriku Yang Kepergok Bercinta Dengan Suami Tetanggaku

Hukuman Setimpal Untuk Istriku Yang Kepergok Bercinta Dengan Suami Tetanggaku - AsliCeritaDewasa



Sesampainya dirumah, Mbak Farah langsung masuk kamarnya sementara aku sudah ditunggu istriku. “Mas, kok baru pulang? Macet ya?” tanya istriku, aku hanya mengiyakan saja. Seandainya dia tahu kalau aku habis petting habis-habisan dengan Mbak Farah entah apa yang akan dia lakukan. Malam itu istriku tumben tidak meminta jatah malamnya.


Tapi bagiku tidak masalah karena aku sudah mendapatkan dari Mbak Farah walaupun hanya sebatas blow job saja. Dua hari kemudian, tepat akhir pekan, pekerjaanku sepertinya sudah selesai semua dan aku mempunyai waktu luang cukup banyak. Semua laporan dan pembukuan sudah ditangani dan sejak jam 12 siang aku sudah bebas dari pekerjaan.

Sebenarnya aku bisa saja pulang namun aku iseng ingin kembali mengulang kebersamaanku dengan mbak Farah tempo hari. Iseng-iseng aku telepon Mbak Farah lewat telepon kantorku dan dia menyahutnya. Ternyata Mbak Farah juga sedang senggang.

Lalu kami makan siang berdua. “Wah kebetulan mas, saya juga sedang nggak ada kerjaan. Maklum selama dua hari terakhir ini selalu lembur jadi semua laporan sudah selesai. Mas sendiri habis ini mau kemana?” tanya Mbak Farah diselang makan siang kami.

“Hmmm, nggak tahu yah. Tapi kalau Mbak Farah memang udah nggak ada kerjaan gimana kalau kita keluar aja. Kebetulan tadi ada selebaran promo mengenai tempat karaoke yang baru. Tempatnya nggak begitu jauh dari sini dan katanya sih lumayan eksklusif gitu.” Ajakku. Dalam hati aku berharap agar dia setuju.

Mbak Farah menghabiskan minumannya lalu beranjak berdiri. “Boleh juga tuh mas. Ayo! Lagi pula dari pada bengong di kantor.” Dia setuju dan dengan hati gembira penuh pengharapan aku melajukan mobilku kearah tempat tujuan kami. Ternyata tempat karaoke itu benar-benar eksklusif, jadi wajar saja kalau promonya juga besar-besaran di perkantoran.

Aku lalu memesan kamar untuk kami berdua selama dua jam. Pelayan disana lalu menyajikan menu minuman dan makanan ringan untuk teman karaoke kami. Setelah selesai administrasinya kami langsung menuju ke kamar yang di maksud.

“Wah, gede juga yah. Ini sih bisa untuk delapan sampai sepuluh orang mas.” Kata Mbak Farah kepadaku. Memang sih kamarnya cukup besar dengan televisi LCD ukran 30 Inchi dan sound lengkap. Sofanya yang besar juga empuk bahkan pas buat tidur sekalipun….tidur? Ya, pikiran itu terbersit di otakku baru saja.

Selama lima belas menit pertama kami hanya berkaraoke berdua sambil sesekali menenggak minuman dalam botol. Aku tahu minuman itu mengandung alcohol sekitar 5% namun Mbak Farah sepertinya tidak sadar dan menganggap kalau muniman itu hanyalah soft drink biasa.

Setelah hampir dua botol minuman itu habis kami tenggak, aku mulai melihat Mbak Farah sudah mulai tipsy walaupun belum sepenuhnya mabuk. Bicaranya mulai sedikit ngelantur. Aku mempergunakannya untuk mendekatinya.

Sengaja aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya dan sesuai dugaanku tak butuh waktu lama untuk akhirnya kami berdua berciuman dengan mesra atau lebih tepatnya dengan panas. Nafsu sudah sampai diujung kepala dan tak tertahankan lagi.

Baik aku maupun Mbak Farah masing-masing saling melucuti baju pasangannya. Sejak awal memang aku sudah mengunci pintu kamar ini sehingga aku sudah bebas kekhawatiran jika ada orang masuk. Sekarang dihadapanku adalah Mbak Farah yang sudah bugil total. Dia tidak mengenakan sehelai benangpun ditubuhnya begitu juga denganku.

Kami lalu berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua saling melilit dan menjilat satu sama lain sementara kedua tangan kami bergerilya ke area rawan pasangan masing-masing. Tangan Mbak Farah mulai mengocok penisku sementara tangan yang satunya mengelus dadaku yang bidang ini.

Sementara itu dia membiarkan kedua payudaranya aku mainkan malah dengan tangannya dia mengarahkan sebelah tanganku yang satu lagi untuk menstimulsi vaginanya yang sangat basah itu. Kembali Mbak Farah merasakan kenikmatan permainan tanganku yang memang pernah membuatnya orgasme dua hari lalu. Sekarang tidak ada lagi bunyi orang bernyanyi yang ada hanya bunyi desahan kami berdua yang sedang berpacu dengan kenikmatan.

Aku lalu merebahkan tubuh Mbak Farah ke sofa yang lebar itu lalu mengangkat kedua tungkai kakinya dan menyandarkan kedua tungkai kakinya tersebut ke pundakku. Perlahan aku mengarahkan penisku kearah vagina Mbak Farah namun Mbak Farah sepertinya sadar hal tersebut dan dengan kedua tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya agar aku tidak bisa penetrasi. “Mas Ridwan, jangan! Aku masih belum siap. Aku nggak mau mengkhianati mas Susno lebih dari ini.” Ujar Mbak Farah sambil berusaha mencegahku.

Namun nafsuku sudah sampai di ubun-ubun membuatku tidak peduli lagi. Aku lalu menindih tubuhnya sambil kedua tanganku menarik tangannya keatas kepala Mbak Farah dan mencekalnya supaya tidak berontak lagi sambil bibirku terus menjelajah bibir, leher dan payudara wanita cantik ini.

Akhirnya Mbak Farah kehabisan tenaga untuk melawan, mungkin juga karena dia sudah tipsy sebelumnya. Wanita cantik itu hanya menyerah begitu saja ketika ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya yang merah merekah itu. Dengan sedikit dorongan akhirnya kepala penisku masuk juga kedalam liang senggamanya diiringi dengan desahan yang keluar dari mulut perempuan seksi ini.

“Mas Ridwan…akhhh…” desahnya sambil memalingkan mukanya kesamping mungkin Mbak Farah malu karena penisku sekarang sudah menjebol batas kesetiaannya kepada suaminya. Sekarang penis pria yang bersarang di vaginanya bukanlah milik suaminya melainkan milik orang lain.

“Mbak Farah, ternyata vagina mbak Farah masih sempit ya. Mas Susno pasti senang tiap hari dapat jatah dari Mbak Farah.” Ujarku dan Mbak Farah semakin malu dibuatnya. Wajahnya memerah dan tak ada satu patah katapun terucap dari bibir manisnya itu. “Akhhh…pelan mas…” ujar Mbak Farah ketika aku mulai kembali mendorong masuk batang penisku yang tersisa.

Apa mungkin penisku ini lebih besar dari milik Mas Susno atau memang vagina Mbak Farah yang memang sempit. Perlahan tapi pasti akhirnya aku berhasil melesakkan seluruh bagian penisku kedalam vagina Mbak Farah. Pelan-pelan aku mulai menyodok-nyodok penisku yang bersarang di liang kewanitaan perempuan cantik ini. Sekarang Mbak Farah seolah tergolek tak berdaya di depanku.

Aku menindihnya dengan nafsu yang terus bertambah. Pompaanku yang semula pelan sekarang sudah mulai cepat. Entah berapa kali pompaanku berhasil membuat ujung penisku menyodok dinding rahim Mbak Farah. “Akhh..mas..pelan-pelan!” ucap Mbak Farah lirih diiringi desahan suaranya.

Suara seksi desahan yang keluar dari mulut wanita ini bercampur dengan bunyi kecipak cairan kedua kemaluan kami yang saling beradu. Suara khas orang bercinta ini memenuhi seluruh ruangan. Untungnya ruangan ini kedap suara karena jika tidak maka bisa terdengar diluar sana. Aku mengangkat tubuh Mbak Farah hingga kami sekarang duduk berhadap-hadapan sementara tubuhnya aku pangku dengan pahaku.

Aku tak henti-hentinya mengangkat-angkat pantatnya agar penisku tetap bisa memompa vagina Mbak Farah sambil sesekali menggoyangnya kekiri dan kekanan sehingga ujung penisku ini bisa menelusuri dinding liang senggama istri Mas Susno ini. Namun tak butuh waktu lama sampai Mbak Farah mulai terhanyut dalam permainanku dan dia dengan sukarela menaik turunkan selangkangannya sendiri sehingga sekarang aku tinggal menikmati pelayanan Mbak Farah ini.

Dengan gaya women on top perempuan ini semakin beringas saja. Aku bisa melihat payudaranya bergoyang kesana kemari karena ukurannya yang besar sehingga menjadikan pemandangan seksi sekali bagiku karena milik istriku tidak sampai sehebat itu berguncangnya.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia


Sambil tanganku meremas-remas buah dadanya aku ikut membombardir vagina Mbak Farah dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari vagina Mbak Farah disertai tubuhnya yang mengejang. Ternyata Mbak Farah sudah mencapai klimaksnya kali ini.

Namun aku masih belum puas, lalu aku kembali menindih wanita cantik ini dan kembali menumpangkan kedua tungkai kakinya di bahuku dan menindih tubuh seksinya itu sehingga lutut Mbak Farah sekarang menyentuh buah dadanya sendiri. Lalu dengan tak kalah beringas aku memompa penisku didalam vaginanya dengan cepat hingga beberapa menit kemudian aku merasakan penisku mulai berkedut keras dan akhirnya menyemburkan cairan putih kental di dalam rahim Mbak Farah.

Tak ada nada protes dari mulut Mbak Farah walaupun kala itu dia tahu kalau didalam rahimnya telah penuh cairan spermaku. Beberapa bahkan mengalir keluar lewat bibir vaginanya. Tak ada pikiran takut akan resiko hamilnya Mbak Farah nanti. Kami berdua hanya memikirkan kepuasan hasrat kami saja.

Sepuluh menit kemudian kami lalu merapikan diri dan menyudahi acara karaoke ini walaupun baru satu jam kurang lebih kami menggunakan ruangan tersebut. Setelah menyelesaikan urusan administrasi kami segera cabut dari tempat itu dan pulang kerumah. Hanya ada diam selama di dalam mobil yang melaju kala itu.

Mbak Farah terdiam begitu juga dengan aku. Mungkin Mbak Farah menyesali semua keputusannya yang menyerahkan kesetiaan cintanya akan sang suami dengan hasrat seksualnya denganku. Aku sendiri diam karena bingung harus ngomong apa dengannya. Sesampainya dirumah kost, sepertinya rumah masih sepi dan seluruh penghuni kost tidak ada dirumah.

Maklumlah karena semua penghuni kost merupakan karyawan dan jika ada pasangan suami istri tinggal disana juga adalah pasangan muda yang baik lelaki maupun perempuannya bekerja dan pulang biasanya jam 5 sore atau malam malahan. Berarti tinggal ada istriku Nia dan suami Mbak Farah, batinku dalam hati. Ketika kami berdua melangkah dan mendekati kamar kami yang bersebelahan, aku mendengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Susno dan Mbak Farah.

Sepertinya Mbak Farah juga mengetahui hal tersebut dan memintaku agar berjalan perlahan. Bagaikan maling yang mengincar barang berharga, kami berdua mengendap-endap mendekati jendela kamar Mbak Farah. Karena jendela bagian depan kamar tertutup rapat maka kami memutuskan untuk mengintip dari bagian belakang. Bagian belakang kamar mereka memang terdapat lubang kecil dengan ukuran sekitar 30cm-40cm yang dulu merupakan bekas exhause fan namun sekarang hanya tinggal lubangnya saja.

Semakin dekat dengan lubang itu aku semakin mendengar jelas desahan yang keluar dari kamar itu. Itu jelas-jelas desahan seorang wanita tetapi siapa? Semakin dekat aku semakin jelas dan tiba-tiba terbersit dalam benakku kalau desahan dan rintihan wanita itu seperti milik istriku, Nia.

Desahan tersebut sangat mirip sekali dan begitu aku mengintip lewat lubang tersebut benar saja aku kaget bukan kepalang. Aku melihat Nia, istriku sedang disetubuhi oleh Mas Susno. Keduanya sudah dalam keadaan telanjang. Suara televisi yang di nyalakan tidak dapat mengelabui suara desahan yang keluar dari mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.

Istriku dengan posisi merangkak sedang Mas Susno dibelakangnya terus membombardir vagina istriku dengan sodokan-sodokan penisnya. Tubuh istriku yang langsing dan putih mulus berkebalikan dengan tubuh Mas Susno yang cokelat kehitaman dan sedikit gemuk. Mbak Farah menahan rasa terkejutnya melihat suaminya bermain cinta dengan wanita lain. “Akhh…mas Susno…terusss…masss..” desah istriku. Aku tak percaya istriku meminta Mas Susno agar terus menyetubuhinya.

“Enak ya dik dientotin sama mas Susno? Kalau sampai Mas Ridwan tahu gimana coba…hehe…” ujar Mas Susno sambil menyodok vagina istriku dengan keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apa-apa. Mas Ridwan juga jarang dirumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” ujarnya kemudian keduanya berciuman hangat. Brak!!! Keduanya kaget ketika pintu dibuka oleh Mbak Farah.

Memang Mbak Farah mempunyai kunci duplikat untuk jaga-jaga seandainya dia pulang pas Mas Susno sedang pergi. Keduanya kelimpungan mencari kain untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang. Namun selimut yang diraih Mas Susno sudah buru-buru di serobot oleh Mbak Farah.

Dalam kebingungan, istriku hanya menangis lalu menghambur kearahku dan bersujud dikakiku sambil berlinang air mata. Segala macam ucapan permintaan maaf keluar dari bibirnya. Dadaku sesak melihat istriku yang telanjang ini telah habis di garap oleh orang lain selain diriku. Namun terbersit ucapan Iwan tempo hari mengenai variasi seks lalu aku mencegah saat Mbak Farah akan melabrak suaminya.

Lalu meng-kode-nya agar dia tenang dan sepertinya dia tahu maksudku. Lalu setelah menutupi tubu bugil Mas Susno dan istriku kami menutup pintu kamar dan menanyai hubungan mereka berdua. Dari semua pengakuan mereka ternyata hubungan Mas Susno dengan istriku baru berlangsung dua hari yang lalu ketika aku telat pulang kantor.

Sementara itu istriku sudah terlanjur minum obat perangsang. Itu menjelaskan mengapa hari-hari sebelumnya dia begitu hangat, ternyata dia meminum obat perangsang dosis tinggi sehingga dia selalu minta jatah berulang kali padaku dan dua hari lalu dia malah tidak minta sama sekali, ternyata dia sudah memperoleh jatahnya dari Mas Susno, suami Mbak Farah. Bahkan sampai 4 kali dalam dua jam.

Aku lalu bertanya apakah mereka menggunakan pelindung waktu itu dan mereka menjawab tidak karena istriku mengatakan dia sudah meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubungan intim tersebut. Dia sama sekali tidak sengaja bercinta dengan Mas Susno jika bukan karena pengaruh obat tersebut.

Karena waktu itu Mas Susno sedang datang untuk meminjam tang untuk memotong kawat sementara istriku tidak tahu tempat penyimpanannya sehingga mereka berdua dikamar mencarinya. Kala itu istriku hanya mengenakan daster untuk tidur karena memang dia rencananya akan menyambut kepulanganku.

Tak disangka yang menuai malah Mas Susno. Sore itupun mereka berdua bercinta habis-habisan. Dan peristiwa barusan juga karena istriku dan Mas Susno berunding agar hal itu tidak terjadi lagi namun karena rayuan Mas Susno akhirnya istriku takluk juga untuk kedua kalinya.

Dan mereka berdua bercinta habis-habisan lagi, hanya saja kali ini sudah ketahuan terlebih dahulu. Dengan berlagak marah aku dan Mbak Farah menghakimi mereka. Baik istriku maupun Mas Susno sama-sama meminta maaf berulang kali dan tidak ingin bercerai.

Bahkan Mas Susno sampai menyembah-nyembah kami berdua agar memaafkannya. Sebuah ide yang sudah lama tertanam diotakku langsung kukeluarkan. “OK kalau begitu. Karena kalian berdua sudah sering bercinta maka sebagai balasannya aku dan Mbak Farah akan bercinta juga. Bukan cuman itu tapi kami akan berhubungan intim didepan kalian berdua.” Ucapku.

Mas Susno protes namun karena Mbak Farah kembali menakannya maka dia hanya pasrah. Akhirnya jadi juga aku bercinta dengan Mbak Farah. Siang itu aku kembali memompa vagina Mbak Farah kali ini dengan posisi doggy style seperti yang dilakukan istriku dengan Mas Susno.

Aku sengaja memeperlihatkan ekspresi wajah Mbak Farah didepan suaminya yang masih bugil itu (baik Mas Susno maupun Nia tidak diijinkan untuk memakai pakaian mereka kala itu). Aku tertawa dalam hati melihat penis Mas Susno yang menegang melihat istrinya aku kerjai. Tak puas hanya menggarap Mbak Farah sekarang aku memanggil Nia agar bergabung.

Sekarang didepanku terpampang dua vagina siap sodok. Di bagian atas Mbak Farah vaginanya yang sempit dan basah itu sementara itu di bawahnya terdapat bibir vagina Nia istriku yang berbulu agak lebat itu. “Akkhhh…mas Ridwan…ekkhhh…” desah Mbak Farah ketika aku menusukkan lagi batang penisku kedalam vaginanya.

Lalu setelah beberapa kali pompaan aku lalu mencabutnya dan mengarahkan penisku ke vagina Nia istriku dan melesakkannya kedalam vaginanya. Bergantian istriku dan Mbak Farah merasakan kenikmatan sodokan penisku. Mungkin karena aku sudah berejakulasi sebelumnya sehingga permainanku kali ini jauh lebih lama. Bergantian kedua perempuan ini mencapai klimaks mereka.

Istriku mencapai orgasmenya lebih dulu lalu setelah beberapa detik kemudian segera aku alihkan sodokanku ke vagina Mbak Farah dan kami berdua mencapai orgasme bersama. Sebagian spermaku menyembur di vagina mbak Farah lalu dengan cepat kucabut dan kumasukkan kedalam liang kemaluan Nia istriku dan menghabiskan sisa spermaku disana. Mbak Farah lalu terkulai lemas di atas tubuh istriku.

Aku puny ide tambahan lagi meminta mereka berdua berciuman. Adegan lesbi yang menggairahkan lalu aku minta supaya keduanya kembali melayaniku walaupun kali ini aku tidak sampai orgasme. Aku melihat Mas Susno yang termenung melihat polah istrinya yang disetubuhi orang lain. Aku kemudian menghentikan gerakan sodokanku di vagian Mbak Farah. “Mas. Kalau mas Susno mau silakan pakai aja Nia untuk sementara ini.

Dari pada bengong, aneh juga kalau pas ngentotin cewe ada yang nonton.” Ujarku kepadanya. Mas Susno bingung tapi setelah itu sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Akhirnya kami menutup tragedy itu dengan sebuah swing party antara aku, istriku, Mbak Farah dan Mas Susno.

Sesekali aku melihat Mas Susno yang sedang asik menggarap tubuh molek istriku yang dibaringkan terlentang disamping tubuh Mbak Farah yang memang sedang kutindih. Kami berdua berlomba mengerjai istri lawan kami masing-masing. Sengaja atau tidak tapi aku melihat istriku mencium mesra mas Susno lalu Mbak Farah membalasnya dengan menciumku lebih panas lagi.

Seperti lomba saja jadinya, hanya saja lomba kali ini adalah lomba seks. Entah sudah berapa kali sperma tumpah di tubuh istriku atau di tubuh Mbak Farah. Baik vagina maupun bagian perut mereka berdua sudah diselimuti cairan sperma baik dari milikku maupun Mas Susno. Beberapa kali aku bertukar posisi dengan Mas Susno, dan baik Mbak Farah maupun Nia sepertinya merasakan kenikmatan tersendiri ketika pergantian penis tersebut. Percintaan itu kami akhiri dengan pasangan resmi kami masing-masing.

Mas Susno menyemprotkan hasil ejakulasinya yang ketiga sore itu di dalam vagina istrinya, Mbak Farah. Sementara itu aku menumpahkan sisa spermaku yang mulai encer itu kedalam rahim Nia, istriku. Lalu kami berpelukan dengan pasangan masing-masing. Walaupun beberapa kali tangan Mas Susno mencoba bermain-main dengan puting istriku.

Entah petualangan kali ini apakah akan berlanjut ke hal yang lebih seru atau tidak karena aku dan Mbak Farah jelas tidak ingin menyudahi kenikmatan ini.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Minggu, 19 Februari 2017

Malah Aku Yang Dimodusin Pacar Tajir Dan Montok Aku Buat Main Di Hotel Mewah

Malah Aku Yang Dimodusin Pacar Tajir Dan Montok Aku Buat Main Di Hotel Mewah - AsliCeritaDewasa



Awal pertama kali gw kenal dia di acara ul-tah ade gw, kita sebut saja dia Ana,dia cewe asal Manado tinggi sekitar 170 cm berdada 34B dengan body yang sangat menggiurkan klo pria liat dia. Pertama kali gw kenal dia sih gw biasa saja, karena terus terang gw adalah type cowok yang kurang suka melihat cewek yang berdandan menor,dan Ana adalah type perempuan yang suka berdandan menor dengan sepatu hak tinggi-nya.


Dan dalam acara ultahnya ade gw, Ana sering banget curi curi pandang ke gw,dan singkat cerita akhirnya ade gw bilang ke gw kalo Ana kasih salam ke gw,dan gw anggap itu cuma salam biasa saja. Setelah lama ngga ketemu sampai akhirnya pada saat mau pergantian tahun baru,Ana hubungin gw melalui Hp “Hi..Son..,pa kabar??” “Baik…,tau dari siapa nih..??” “Ini aku Ana,ga apa-apa kan aku telfon kamu?? Atau ntar ada yang marah..??” trus gw jawab “Ga apa-apa,tapi tau dari mana nomor gw..??”

“Aku dapat dari ade kamu,aku yang minta no Hp kamu” “Ooo…ada apa nih An…??” kata gw membuka pembicaraan. “Begini Son..kira-kira kamu ada acara ngga malam tahun baruan??” “Ngga ada sih..emang nya ada apa??” “Ngga ada apa-apa sih,aku cuma mau ajak kamu malam tahun baruan aj..!”katanya. “Emang nya cowok loe ngga ngajak tahun baruan…?”

Sengaja gw memancing ingin tau,terus dia ketawa kecil “Haha…Aku ngga ada cowok kalee…kira-kira kamu bisa ngga ikut aku??” “Mmm…liat nanti deh,soalnya gw juga ga tau bisa keluar tahun baruan atau ngga..” “Ohh…kmu ada planning ma cewe kamu yaa??” katanya sedikit memancing gw.

“Cewe sih ga ada,tapi kadang-kadang teman-teman gw suka ajak gw keluar kota,tapi liat nanti ya…klo bisa ntar gw tlp loe deh..” sedikit memberi harapan sama si Ana. Dan akhir nya gw sama temen tongkrongan gw ngga bikin acara,alias temen-temen gw dah punya acara sendiri sama pasangan nya masing-masing,masa gw mau jadi kambing conge liat mereka pada pacaran,terus gw hubungin Ana,klo gw bisa ikut acara tahun baruan sama dia.

Akhir nya gw meluncur ke tempat dia dengan motor gw. Sekedar info gw adalah pembalap motor Drag Bike,semua arena sudah gw cicipin baik yang resmi atau yang liar. Lalu pada saat gw ketemuan sama dia,pas..gw tiba di tempat,gw di beri pemandangan yang WAW…si Ana menyambut kedatangan gw dengan pakaian yang seksi banget,

baju nya ketat sehingga terlihat dadanya yang ingin keluar dari balik BH nya,terus celana panjang jeans belel yang super ketat bikin gw ingin pegang pantat nya yang bulat proposional,untung nya di tempat dia itu sedang berlangsung Ba-Li (Balap Liar) jadi gw ngga terlalu fokusin banget untuk liat dia terus,awal nya gw ngga tertantang liat balapan nya,

tapi ada satu joki yang seperti agak tengil gara-gara dia menang taruhan balapan,trus gw coba ngelamar itu joki (Ngelamar istilah para biker’s adalah menantang) ternyata gayung bersambut,singkat nya gw menang dengan membawa hadiah berupa uang sebesar 1jt,dan si joki tengil itu cuma bisa diam dan ngga tengil lagi he..he..he..! Nah di saat gw abis balapan si Ana ngedeketin gw

“Son..,boncengin aku dong..aku mo ngerasain di boncengin kamu…” trus gw punya pikiran sedikit nakal,kira-kira dia berani ngga klo gw boncengin dengan ngebut..?? “Boleh,tapi motor gw ngga bisa di ajak pelan An..”kata gw. “Ngga apa-apa udah biasa aku di bawa ngebut,apa lagi pake motor” Akhir nya gw jalan berdua nih sama si Ana. Dalam perjalanan,terus terang gw agak sedikit ngga tenang,gimana mo tenang klo dadanya yg 34B itu menghimpit punggung gw,dan aroma wangi di tubuh nya itu semakin jelas menusuk hidung gw yang bikin gw jadi semakin tambah horny aj…

Terus pada akhir nya gw menuju ke kawasan pantai yang ada di daerah Jakarta Utara (Ancol sob…!) terus di tempat itu kita berdua ngelait pesta kembang api,setelah selesai melihat pesta kembang api dan ngobrol nglur ngidul,akhir nya gw di bikin terkejut sama dia

“Son,aku boleh ngga berbicara sesuatu sama kamu?” “Bicara apa An..??” tanya gw yang ngga ngerti maksudnya, “Sebetulnya..sejak pertama kali aku ketemu sama kamu,aku ada rasa suka sama kamu” lalu gw “Terus…maksud loe ??”pura-pura ngga ngerti “Yaa…maksud aku,klo aku sayang sama kamu dan aku ingin kamu jadi pacar aku..??”.

Dan di saat itu gw pura-pura jual mahal,sebetul nya gw ngga begitu tertarik sama dia,tapi karena bodi nya yang yahud…..dan ok juga klo gw sedikit matre-in. Akhir nya gw pura-pura minta waktu untuk memikirkan nya. Setelah gw di beri waktu 3 hari untuk berpikir,akhir nya gw ketemuan lagi sama si Ana,dengan membawa jawaban,singkat nya kita jadian.


Terus di hari pertama gw sama doi jadian,malam nya gw dia ajak dugem di tempat yang agak ekslusif,da semua itu Ana yang bayarin,karena gw cuma cowok pengangguran jadi semua nya tinggal dia yang bayarin. Setelah sampai jam 01.30 dini hari gw baru keluar dari tempat clubber,dan si Ana dalam keadaan sedikit mabuk,gw papah ke tempat pakiran motor,untung nya gw ngga ikut-ikutan minum,akhir nya gw ajak dia pulang,tapi pas di tengah jalan,dia ngomong sama gw

“Son..aku lupa klo hari ini aku ada janjian mau ketemuan sama temen aku,dia lagi ulang tahun..kamu temenin aku sekarang ya..??”katanya.. “Tapi kamu kan lagi dalam keadaan mabok An..masa kamu mau ketemu temen kamu dalam keadaan gini??” kata gw

“Udah ngga apa-apa..dia dah bisa kok liat aku seperti ini”kata nya dengan nafas yang berat dan ucapan nya yang sedikit berat juga. “Ya udah klo kamu mau nya begitu…” jawab gw. Akhir nya gw sampai di hotel berbintang yang menurut gw agak mewah banget,beda dengan hotel yang berbintang yang pernah gw kunjungin.

Lalu setelah gw sampai di kamar 4010 dengan diantar petugas kamar hotel,pas pada saat gw masuk,gw liat di sekeliling kamar itu sepi ngga ada orang sama sekali,ngga seperti yang gw bayangin klo ada pesta ul-tah,sampai pada akhir nya si Ana membuyarkan lamunan gw

“Son..ambil 20.000 di dompet aku dong..di dalam tas tuh…!!” terus gw ambil tas nya dan menemukan dompet yang di maksud,terus gw kasih dompetnya ke Ana,tapi dia bilang “Kamu ambil aj 20 nya kasih ke room boy nya..”. Pas gw buka dompet nya,gw agak kaget juga,isi dompet nya tebel bangettttt…..

nyaris hampir semua uang nya bergambar Bung Karno dan Bung Hatta semua,dan bisa gw tebak di dompet nya ada sekitar 2-3 jt,dalam hati gw bertanya,buat apa dia bawa duit sebanyak itu..?? terus gw buka pembicaraan dengan Ana “An..mana temen kmu yang ul-tah?? Kok sepi-sepi aj…pada kemana mereka..???” tanya gw “Bentar lagi mereka dateng nya…sekarang kamu kesini dong..peluk aku..” kata nya.

Terus gw melangkah ke tempat dia yang sedang tidur-tiduran,di tempat tidur itu kita ciuman,sampai pada akhir nya dia memegang barang wasiat gw yang sejak tadi tegang gara-gara dadanya yang dari tadi mo tumpah dari baju nya,terus dia bilang ke gw dengan manja

“Ih….ade kecil kamu kok tegang sih….?? Ngga kasian tuh sesak di dalam terus…?? “ terus gw cuma bisa diam aja,sampai pada akhir nya dia duduk di tengah pinggang gw dan melepas kan baju ketat yang di pakai nya,dan…Wow..bisa kebayang dong…payudara 34B montok nya sekarang,udah ada di depan mata gw,sangat pas banget dengan BH nya yang berwarna hitam dari bahan satin tanpa busa.

Bener-bener alami banget toked nya,gw pikir itu cuma busa dari BH nya tebel,ternyata asli banget ukuran nya…! Terus dia bawa tangan gw menuju gundukan kenyalnya untuk gw pegang,saat gw pegang dan mengelus-elus dadanya,dia mendesah dan membuat gw tambah horny aja,”hhhssss……..ummm…..enak Son…terus remas yang kuat Son….” lalu pinggul nya digoyang-goyangin tepat di atas K****L gw yang masih terbungkus “Uuuhhh….An..toked kamu bener-bener bikin aku jadi gemes An….”.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Dan setelah itu dia buka pengait BH nya tau apa yang terjadi….???? toket 34B nya bener bulet dan ranum,ga turun kebawah,dan punting nya yang berwarna coklat,merah muda gw pelintir-pelintir,bener-bener pas banget di tangan gw,pokok nya gw puas banget megang nya. Lalu gw langsung aja menjilat punting nya yang menggoda gw,seperti anak bayi yang sedang menyusu,gw sedot dengan perlahan-lahan,gw jilat ujung punting nya yang merah jambu dengan ujung lidah gw.

Dan tangan kiri gw meremas-remas toket kirinya,sedang kan tangan kanan gw berusaha membuka kancing celana panjang nya,sampai pada akhir nya gw celentangin dia dan terlepas dari celana nya,dan gw liat dia memakai panty G_String yang sama bahan nya dengan BH nya,

lalu pada akhirnya kedua tangan gw meremas-remas bongkahan bulat pantatnya yang dari pertama kali ketemu membuat gw ingin memegang nya “Oouchhhh…..terus babe….make me high….” Lalu Ana seperti orang yang keserupan membuka kancing celana gw dan dengan liarnya dia tarik celan panjang gw dengan boxer gw,lalu gw liat sorot mata nya seakan-akan itu bukan Ana yang gw kenal,

batang K****L gw langsung dijilat nya dan disedot di dalam mulut nya hingga pipinya legok ke dalam,untung nya gw suka mencukur bulu bewok bawah,jadinya agak bersih dan ngga kotor.. ”Srruuuupppp…. sruuuuuppputttt……. slluuuupppp. …. ” terus terang gw menikmati sedotan nya,sampai akhir nya gw merasa ada sesuatu di ujung helm baja yang ingin keluar,langsung saja gw bangkit dan gantian Ana yang di bawah dan gw yang diatas,


pertama kali gw cium leher nya lalu turun ke bulatan kenyal nya hingga perut nya,dan gw g-string yang di pakai nya,dan terlihat bulu-bulu tipis yang gw yakin si Ana pasti suka mencukur bulu nyapada saat bibir gw ingin ke menghampiri bukit kemaluan nya,Ana langsung menarik gw dan berkatadengan manja

“Son..aku ga mau kamu ke situ..aku ingin langsung merasakan punya kamu..” tanpa di beri komando lagi,langsung saja helm Nazi gw mengelus M***K nya telah lama basah,saat gw masukin helm baja gw,gw agak sedikit sulit,gw pikir mungkin si Ana masih perawan,

tapi dari cara dia mengulum terong pusaka gw,seperti sudah mahir banget,lalu gw coba untuk menusuk nya pelan-pelan “Aauuhh…babe pelan-pelan sayang…Ooohh…..goyang nya pelan-pelan babe…” hingga akhir nya Slllupp…amblas ke dalam “Aaauuhhhh….babe punya kamu gede amat sih…?? Punya ku jadi sakit nih..” trus gw jawab

“Hehehe….abis nya pelumas kmu kurang banyak sih….” ternyata Ana udah ngga perawan lagi,tapi pada saat terong wasiat gw di dalam MemeKnya,bener-bener peret dan serasa di pijit-pijit seluruh batang kemaluan gw “Ooouuhhhh….An….punya kamu enak banget..!!!emmm….ahhh….” saat gw berada diatas Ana,dan dia dibawah dengan kedua kakinya berada di atas bahu gw

“Ooohh…Aaaahhhh…… Gila Kamu Son…belum pernah aku dapat barang seperti kamu ini…. Mmmpphhh…. ooOoooOohhh…. yeeeaahh… perce pat goyangan nya…. mmmpphhhhh….Sonn….. ya..ng..daleemmm…. don…nng…Aku udaaahhh…mauu…keluar nihhh……!!” Terus terang punya gw ga besar-besar amat,tapi panjang dan bisa mentok menghajar dinding rahim.

Sampai pada akhir nya tubuh Ana mengalami klimaks,di peluk nya diri gw dan tubuh nya seakan begetar,gw merasakan helm Nazi seperti di semprot cairan yang banyak tapi terasa hangat banget. Lalu gw berhenti sebentar dan Ana berkata “Kamu belum keluar babe..??” gw hanya diam dan menggelengkan kepala sambil mengatur nafas gw,

lalu kali ini gw genjot dengan perlahan tapi pasti,tapi gw rubah posisi gw yang kali ini kita berdua sama-sama dalam posisi tidur hanya Ana memunggungi gw,dan gw memasuka n helm Nazi gw dari belakang,hampir 2 jam gw masih belum orgasme,sedangkan Ana udah keluar orgasme untuk yang ke tiga kali nya,

mungkin karena pengaruh alkohol jadi gw agak bertahan lama keluar nya,semua posisi kita coba mulai dari missisioris,sampai women on the top gw coba semua,dan tubuh kita terlihat mengkilap karena keringat dan K****L gw dan M***K Ana yang beradu berbunyi kecplak…kecplak..kecplak… dengan merdu nya,sampai pada akhirnya gw merasakan orgasme gw yang pertama mau keluar,gw berkata

“Say…aku udah mau keluar nih…!!” lalu “Sabar babe…ta….tahh..aaann….ben….tar…babe..!! kita keluar bareng…” pada saat gw ingin keluar,buru-buru gw mau cabut pusaka gw,tp kaki dan tangan Ana menaha pinggul gw,sampai pada akhir nya kita berdua keluar bareng “Aaahhh………..!!!!” croooott…..croooootttttt…… air cinta gw keluar banyak seperti iklan pompa air “SEMPROTAN nya…..DAHSYAT……”

Pada saat itu benda pusaka gw di biarkan didalam lubang nikmat Ana. Dan Ana berkata “Terima kasih babe…kamu benar-benar pinter puasin aku,aku puas bercinta sama kamu..” lalu gw tanya “Kamu ga takut hamil..??” lalu “Tenang aja..aku ngga akan hamil,kmu tenang aja ya…” mendengar jawaban dia,hati gw jadi lega.

Dan akhir nya gw tertidur sambil memluk tubuh nya,tapi nggak lama kemudian,gw merasa ada sesuatu di sekitar selangkangan gw agak basah dan hangat yang gw rasakan,saat gw buka mata gw ternyata Ana sedang mengulum kemaluan gw dari tadi,pantesan gw mimpinya kaya di siram air selangkangan gw,dan Jawara gw sepertinya udah mengeras,lengkap dengan topi baja besar yang sedang menantang langit..!

Lalu Ana berdiri dan mengangkangi pinggang gw,sambil mengambil K****L gw dan mengelus-elus M***K nya dengan K****L gw,agak susah sih jawara gw masuk ke liang kenikmatan nya “Oooouuuhhh……SSsssstttt……Eemmppphhh…..” dan akhir nya sllleeebbbbpp…..

Lalu dia goyang kan pinggul nya maju-mundur hingga akhir nya gw kagetin si Ana yang sejak tadi gw pura-pura tidak tahu klo dia sedang mengulum jawara gw saat gw tidur “Aaauuuhhh….ih…nakal yaa….jadi kamu dah bangun yaaa…..” “Iya..abis nya kamu bangunin dede aku sih…” terus dengan ganas nya Ana menggoyang kan pinggul nya kadang naik turun kadang maju-mundur bahkan memutar seperti goyangan penyanyi dangdut,

pada saat itu gw bener-bener terkejut melihat Ana yang terlihat seperti perempuan yang menakutkan,sorot mata nya benar-benar tajam dan goyangan nya kali ini benar-benar beda,lebih kuat dari sebelum nya,hingga gw hampir di buat nya orgasme,dan yang lebih aneh nya lagi liang kenikmatan nya seakan menyedot batang gw dan meremas-remas KontoL gw

“Ahh…Son….punya kamu bener-bener buat aku jadi melayang….!!” sluuup…. sluuuuupp….. ssslllluuupppp….. Ana bener sudsh kerasukan setan,kali ini goyangan nya bener-bener dahsyat,di cubit nya punting gw dan dijilat nya telinga gw hingga gw merasa seperti mau terbang. “Ooohhh… An…. terus sayanggg…. goyang yang lebih kuat lagi….!!!”

Dan Akhir nya pertahanan Ana jebol juga….dia mengalami orgasme nya yang kelima kali nya “Aaaaaahhhh….Son….kamu nakal Son…….!!!” kedua paha Ana mengapit pinggul gw,dan tubuh terus mengejang dan akhir ia terjatuh ke samping kanan gw dan berkata “Terima kasih sayang…kmu bener-bener pejantan tangguh…” lalu gw cium bibir nya hingga akhir nya kita saling berpagutan.

Setelah itu gw melangkah ke kamar mandi,di dalam kamar mandi gw geleng-geleng kepala seakan ngga percaya dengan apa yang gw lihat,seorang Ana ternyata punya sisi liar,hingga akhir nya saat gw sedang mandi di dalam bath-up yang berbentuk seperti jazzuci,

Ana masuk dan memeluk tubuh gw,lalu kita kembali melakukan pergulatan yang panas,benar-benar wanita edan yang pernah gw pacarin,ngga ada waktu untuk istirahat,dan yang nama nya laki-laki,jawara nya dirangsang dikit aja udah Ssssiiiiiiiaaaappppppp…….Grrraaakkkkk…..!!!!

Dan setelah kita berdua habis mandi dan membersihkan tubuh masing-masing,akhir nya pulang juga. Setelah sampai rumah,gw menjatuh kan diri gw di kasur tercinta dan membayangkan seks liar gw dengan Ana.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Sabtu, 18 Februari 2017

Nikmatnya Khilaf Indehoi Dengan Tetangga Seksi Yang Sering Nebeng Pergi Ngantor

Nikmatnya Khilaf Indehoi Dengan Tetangga Seksi Yang Sering Nebeng Pergi Ngantor - AsliCeritaDewasa



Aku Dan istriku baru pindah ke sebuah rumah kontrakan atau bisa juga disebut dengan rumah kos di sebuah kota besar, sebut saja kota X, dimana aku harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaku menugaskan aku untuk menjadi kepala cabang di kantor yang baru.


Kost yang kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Sudah sebulan kami tinggal disini, aku dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dengan para tetangga kost kami.

“Pagi mas Ridwan. Berangkat kerja?” sapa seorang perempuan. Dia adalah istri tetangga kost kami yang bernama Susno, perempuan ini sendiri bernama SaFarah. “Iya nih mbak. Mau bareng?” tanyaku kepada SaFarah atau mbak Farah begitu kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dengan kantorku.

Mbak Farah lalu mengangguk tanda setuju, “Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan? Ntar mbak Nia marah lagi.” Kata mbak Farah kepadaku. Aku hanya tertawa karena saat itu Nia, istriku juga berada disampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Farah.

Aku dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah 1 tahun lalu dan belum dikaruniai seorang anak. Istriku Nia berusia 27 tahun, 2 tahun lebih muda dariku. Sementara itu pasangan Susno dan SaFarah berusia sekitar 32 tahun dan 29 tahun. Jadi bisa dibilang mbak Farah itu seumuran denganku. Suaminya, Susno memang tidak bekerja karena sudah satu tahun ini dia di PHK, maklum sedang krisis ekonomi jadi banyak PHK dimana-mana.

Dulunya dia bekerja di perusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaan keuangan yang cukup terkenal di Indonesia walaupun dia hanya sebagai bawahan. Sesampainya di kantor aku berpisah dengan mbak Farah yang memang berjalan kaki dari kantorku menuju kantor tempat dia bekerja.

Beberapa karyawan melirik kearah kami dan aku yakin mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya perempuan yang dibawa atasannya itu. Aku sih tidak ambil pusing karena memang pada dasarnya SaFarah memang cukup cantik walaupun tidak secantik istriku. Namun body nya memang lebih yahud dan berisi.

Terutama buah dadanya yang sedari tadi kuperhatikan sekitar F-Cup jauh lebih besar dibandingkan istriku yang cuman C-Cup. Ah ada apa dengan diriku ini? Kenapa aku malah kepikiran mengenai tubuh istri orang. Akhirnya aku masuk juga ke gedung kantorku sambil berusaha melepaskan pikiran mesum itu dari otakku.

Hari demi hari berlalu dan aku sering sekali berangkat bareng dengan mbak Farah, memang sih baik istriku maupun suami mbak Farah tidak pernah cemburu atau keberatan. “Kasihan mbak Farah mas kalau sendirian jalan.” Kata istriku saat aku bilang apa dia keberatan kalau aku berangkat bareng dengan mbak Farah.

Memang sih dari tempat kost kami untuk mencapai daerah tempat kerjaku harus jalan sekitar 100 meter menuju jalan besar yang kemudian harus naik angkot sebanyak dua kali agar bisa sampai ke daerah tujuan kami. Aku bisa membayangkan kalau Mbak Farah berangkat kerja sebelum ada aku dulu seperti apa susahnya. Pagi hari itu aku seperti biasa bersiap untuk ke kantor dan istriku membawakan aku bekal makan siang.

Nia memang juru masak yang handal. Selama ini aku tidak menolak tiap kali dia membawakan bekal karena memang masakannya luar biasa enak, maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu. “Mas, maaf udah nungguin lama yah? Habisnya mas Susno tadi rewel terus minta dilayanin sih. Maaf ya kalo kelamaan nunggunya.” Kata mbak Farah ramah.

Aku kaget juga melihat penampilan mbak Farah kali ini. Memang dia mengenakan pakaian kerja tetapi rok nya kulihat lebih pendek dari biasanya begitu juga dengan kerah bajunya seperti lebih lebar dan terkesan lebih turun. Mbak Farah lalu mengenakan sepatunya dengan posisi setengah menungging.

Aku yang saat itu sedang berdiri didepannya, kontan saja melihat pemandangan aduhai dari depan. Sepasang payudara mbak Farah seperti menggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari bra warna ungu yang membungkusnya. Besar dan bentuknya indah sekali, batinku dalam hati. Mas Susno benar-benar beruntung memiliki istri seperti mbak Farah.

Sudah cantik, bodynya bagus, dadanya juga besar, pastilah hebat saat bermain diranjang. Sesaat aku membandingkan dengan istriku. Penyesalan muncul dibenakku. Akh, lelaki macam apa aku ini, membayangkan istri orang lain sementara aku sendiri sudah beristri dan istrikupun juga selalu setia terhadapku.

Bahkan akhir-akhir ini setidaknya seminggu belakangan ini istriku terasa lebih hangat dari sebelumnya. Kami menjadi seperti pasangan suami istri baru lagi. Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai dua kali padahal sebelumnya paling tiga atau empat hari seminggu. Entah apa yang mempengaruhi hasrat seksualnya sekarang ini.

“Wah kok macet ya? Padahal kalau lewat jalan ini nggak macet tuh jam segini.” Celetukku pelan. Mbak Farah tersenyum terus meneruskan membaca buku laporan keuangan yang dia pegang. Sesekali aku melirik kearah pahanya yang tersingkap karena mobilku ini memang tempat duduknya cukup rendah jadi aku bisa melihat paha mulus mbak Farah dengan jelas.

“Eh mas. Sepertinya ada demo deh disana? Waduh bakalan telat kalo gini.” Mbak Farah kelihatan mulai khawatir. Memang benar ada demo di persimpangan jalan didepan kami. Entah apa topik demonya karena aku juga tidak begitu peduli lagi, yang kupedulikan hanyalah pekerjaanku di kantor dan kesempatan lirik-lirik paha mbak Farah.

Lumayan buat selingan, batinku. Habis sudah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kami sampai kantor tepat pada waktunya. Kali ini sampai di kantor ada kejutan yaitu temanku waktu kuliah dulu yang sekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung. “Wah, Rid, sekarang kamu udah sukses ya. Sudah jadi pimpinan cabang sekarang. Hahaha…” seloroh sobatku yang satu ini.

Aku hanya membalasnya ringan, aku memang bukan tipe orang yang suka memamerkan prestasi sih. “Eh, cewek yang tadi bareng sama kamu itu siapa sih? Kece juga tuh cewek. Bodynya keren dan wajahnya juga mantap punya tuh. Siapa sih? Kenalin donk!” goda Iwan temanku ini.

Aku hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasaran dan membombardirku dengan berbagai pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Dia tuh tetangga kost gua. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gua. Lagian dia kerja didekat sini maka dari itu gua anterin dia kesini barengan ma gua. And sekedar informasi, dia udah punya suami bro.” kataku menjelaskan daripada nanti di berondong pertanyaan lagi.

“Heh? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh? Kalian khan pasangan muda, biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng cewek lain yang cantik. Khan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha…” Iwan kembali menggodaku sambil melihat-lihat foto-foto di dinding ruang kantorku.

Aku hanya menghela nafas saja, “Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagak pencemburu. Dia juga yang nyuruh gua buat nganterin mbak Farah dari pada ntar dia jalan sendiri khan kasihan.” Kataku padanya. Iwan tertawa lagi, “Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aku punya istri aku pengin kaya istrimu tuh, orangnya nggak cemburuan.

Nggak kaya pacarku sekarang ini, cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya sms. Dikira aku pembantunya apa yah…” selorohnya sambil tertawa. Memang sih pacar Iwan pencemburu berat padahal sudah pacaran selama 3 tahun lebih.

“Tapi Rid…” Iwan menimpali lagi, “Memangnya kamu nggak ada rasa tertarik sama mbak Farah itu? Dia cantik lho dan seksi lagi. Bayangin aja kalau kamu di ranjang dilayanin dia sama istrimu…pasti seru tuh…hahahaha….threesome gitu.” Katanya lagi.

Aku memang tidak kaget dengar ucapan itu dari Iwan karena sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya sering mengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya. Dia paling gemar berbicara soal seks walaupun tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan manapun selama ini.

“Halah…lo ini ngomong apaan sih. Mana mau istri gua diajakin threesome. Dia orangnya konvensional kok.” Kataku pada Iwan. Memang selama ini istriku selalu konvensional dalam bermain cinta. Selama satu tahun ini kami hanya bermain cinta menggunakan gaya-gaya yang itu-itu saja.

Kecuali dua hari terakhir ini dimana kami berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat. Aku sendiri tidak tahu dari mana dia mendapatkan gaya tersebut. Sesiang ini aku memikirkan ucapan sahabatku itu.

Threesome, sepertinya menarik tapi mana mau istriku melakukannya. Lagipula mana mau mbak Farah melakukannya karena didekat kami juga terdapat suaminya. Tentu saja resiko sangat tinggi jika suaminya sampai tahu mengenai hal ini. Sore harinya aku mendapat kejutan keduaku. Mbak Farah datang berkunjung ke kantorku.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia


Memang kala itu kantorku sudah tutup dan tinggal aku bersama dengan dua orang satpam diluar dan dua orang petugas cleaning service. “Lho, mbak Farah belum pulang? Ini khan sudah jam 5 sore. Bukannya mbak Farah selesai kerja jam 4 tadi?” kataku sambil mempersilakan perempuan cantik ini masuk kantor kerjaku.

Mbak Farah tersenyum manis, “Iya nih mas. Tadi saya telat pulang karena pembukuan akhir bulan masih menumpuk lalu saya kerjain aja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ridwan belum selesai kerjanya ternyata sudah ya…”

“Akh, ini mbak, biasa tender dengan klien sudah selesai dan rapatnya diundur tiga hari lagi karena klien yang satunya berhalangan hadir. Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kalau sudah tidak ada yang dikerjakan ya mau apalagi.” Kataku menjelaskan. Memang para karyawan sudah pulang sejak jam 4 tadi sementara aku tetap disini karena menghindari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan.

“Ohh gitu. Kirain sedang ada apa. Wah berarti saya mujur dong karena nggak ketinggalan hehehe…” kata mbak Farah bercanda. Dalam hatiku sih aku senang-senang saja malam ini dia pulang bareng denganku karena malam ini dia pakai pakaian yang sangat seksi.

Kenapa harus dilewatkan, iya khan? Kami lalu ngobrol berdua di ruangan kantorku sambil minum sereal hangat yang kubuat. Sesekali mbak Farah mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan saat itulah aku bisa melihat jelas celana dalam mbak Farah karena kami duduk berhadap-hadapan.

Pahanya yang mulus putih itu semakin lama membuatku semakin tak kuasa menahan rasa ingin memeluknya dan mencumbu perempuan cantik ini dan mengabaikan kalau dia ini istri orang lain. Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kami berduaan. Serasa hatiku ini tidak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dengan wanita didepanku ini.

Aku tahu ini salah tetapi hasrat sebagai seorang lelaki membuatku tak dapat berpikir jernih. “Mas, gimana kalau sambil menunggu jam tujuh kita makan dulu. Didepan kantor ada warung makan yang enak.” Usul mbak Farah kepadaku. Aku sih setuju-setuju saja. Lagipula perutku juga sudah mulai lapar.

Padahal biasanya aku betah-betahin untuk menahan lapar sehingga sampai dirumah nanti bisa makan masakan istriku. Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kami berdua makan di warung makan itu. Walaupun tidak begitu besar tetapi bersih dan masakannya juga enak walaupun tidak seenak masakan istriku tentunya. “Sudah jam 7 kurang 15 menit.

Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan sudah mulai longgar tuh.” Kataku pada Mbak Farah. Perempuan ini mengangguk setuju dan akhirnya kami masuk ke mobil sedanku. Sebuah peristiwa tak terduga terjadi secara tak sengaja.

Mbak Farah tersandung saat akan masuk kedalam mobil. Tubuhnya terhempas kedepan dan menindih aku yang sudah duduk di kursi. Untung saja kepalanya tidak terantuk setir mobilku. Namun yang membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atas selangkanganku.

Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yang besar itu. Entah apa yang merasukiku, tanganku tanpa dapat kukendalikan lagi meremas payudara perempuan ini. Mbak Farah melenguh pelan lalu bangkit dari terpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu.

Aku sendiri juga malu setelah sadar kalau batang kemaluanku ternyata sudah tegang saat wajah mbak Farah tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini. Kami berdua terdiam cukup lama di dalam mobil ini. Aku mencoba membuka percakapan dan saat itulah kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu cukup lama.

Entah apa yang mempengaruhiku, aku mulai berani mendekatkan wajahku kepadanya. Sesaat kemudian bibir kami saling bersentuhan. Setan apa yang mendorongku aku sendiri juga tidak tahu. Yang jelas selang beberapa detik saja kami sudah saling melumat bibir satu sama lain.

Mobil itu menjadi saksi betapa panasnya ciuman kami berdua, diluar dugaan Mbak Farah sangat mahir dalam berciuman. Dia juga tidak sungkan ketika aku menggunakan lidahku dalam berciuman. Tidak cukup hanya itu, tanganku sudah mulai meraba payudara Mbak Farah lagi yang saat itu masih berbalutkan pakaian kerja.


Aku copot jas kerjanya lalu satu demi satu kancing kemeja Mbak Farah aku lepaskan hingga sekarang tinggal bra warna krem-lah yang menjadi penghalang mataku dengan payudara indah wanita cantik ini. Remasan-remasan tanganku sepertinya sudah berhasil membangkitkan gairah terpendam milik Mbak Farah.

Dia semakin liar saja. Bahkan tangannya sudah berani mengusup kedalam celana panjangku dan hanya butuh waktu beberapa detik saja sebelum akhirnya dia berhasil menemukan batang penisku yang memang bukan hanya sudah tegang tetapi sudah basah.

Mbak Farah tersenyum begitu tahu kalau aku juga terangsang berat. Lalu dia merebahkan kursinya dan mencopot bra yang dia pakai sehingga aku bisa dengan leluasa menikmati pemandangan indah tersebut. Buah dada Mbak Farah memang benar-benar besar.

Sesuai dengan dugaanku yaitu F-Cup. Aku tak sabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunya yang sudah tegang menantang itu. Sesekali tubuh Mbak Farah membusung tiap kali aku menghisap puting susunya yang mancung itu.

Tanganku meraba vagina wanita cantik ini dan ternyata celana dalamnya sudah basah sekali. Tanpa pikir panjang segera ku singkap rok mininya itu sehingga tersingkap keatas lalu kutarik celana dalamnya hingga lepas. Sekarang bukan cuma payudara Mbak Farah yang terlihat jelas tetapi juga vaginanya dapat jelas kulihat. Perempuan ini masih sedikit malu-malu ketika aku berhasil melucuti celana dalamnya. Sebelah tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya yang tercukup rapi itu. Namun aku tak ambil pusing, jemariku segera bekerja disana.

Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir vagina Mbak Farah yang sudah basah itu sementara jaru tengan dan jari manisku kuarahkan kedalam vaginanya. Dengan gerakan menusuk-nusuk membuat mbak Farah semakin kalang kabut dibuatnya.

Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar dari mulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya lagi saat jemariku berkarya di liang kewanitaannya. Cairan pelumas segera kembali meluber membasahi bibir vagina wanita cantik ini. Memang soal permainan jari aku sudah ahli.

Istriku saja sampai kubuat orgasme dengan jari saja. Klitorisnya mulai menegang dan tanda dia akan orgasme semakin dekat saja. Beberapa menit kemudian berkat permainan jemariku di vaginanya ditambah dengan cumbuan tangan dan bibir beserta lidahku di sepasang payudaranya, Mbak Farah mencapai klimaksnya. Dia mendesah cukup keras sambil menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya dia gigit sendiri menahan sensasi kenikmatan yang meluap dari dalam dirinya. Tubuhnya mengejang sesaat lalu setengah menit kemudian dia lemas.

Peluh membasahi tubuh seksi dan montok wanita ini. Mbak Farah akhirnya mencapai klimaksnya hanya dengan petting saja. Aku tersenyum melihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yang sudah disandarkan. “Mbak Farah benar-benar hebat.

Mas Susno beruntung punya istri secantik dan seseksi mbak Farah.” Pujiku. “Aku sebenarnya sudah lama suka dengan mbak Farah hanya saja selalu kutahan, sekarang aku sudah puas bisa bermesraan dengan wanita secantik mbak ini.” Pujiku lagi.

Wajah mbak Farah memerah entah karena pergumulan tadi atau karena menahan malu karena sudah menyerahnya separuh dirinya padaku padahal dia punya seorang suami yang menunggunya dirumah. “Mas Ridwan ini memujinya kok tinggi banget sih? Ntar aku jadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ridwan khan juga punya istri cantik.

Pasti mbak Nia juga setiap malam merasakan keahlian tangan mas Ridwan ini, beruntungnya mbak Nia ya…” ujar Mbak Farah. Aku tersanjung dibuatnya karena dia mengakui kehebatan jemariku ini. Belum sempat aku bicara tiba-tiba tangan Mbak Farah menyentuh penisku lalu dengan cekatan dia mengocoknya perlahan.

Batang kejantananku yang sebelumnya sudah setengah tiang sekarang kembali perkasa hanya dengan sedikit sentuhan dan rangsangan dari Mbak Farah. Lalu tanpa kuduga Mbak Farah mengarahkan bibirnya ke ujung penisku dan menciumnya perlahan lalu lidahnya bermain di ujung penisku itu dan pada akhirnya seluruh batang kemaluanku itu dilumatnya masuk kedalam mulut wanita cantik ini. Rasanya bagaikan di awang-awang.

Disertai dengan rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Mbak Farah maju mundur seolah mengocok penisku sembari dari dalam, lidahnya tak henti-hentinya melumat batang kemaluanku ini. “Mbak Farah…akhhh…” desahku menahan rasa nikmat.

Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku merasa akan mencapai klimaks. Lalu Mbak Farah mencabut penisku dari mulutnya begitu dia tahu kalau aku sudah nyari ejakulasi. Aku lalu mengarahkan penisku ke belahan payudaranya.

Mbak Farah lalu menggunakan himpitan sepasang payudaranya untuk mengocok batang penisku ini. “Keluarin aja semua mas. Aku pengen mas Ridwan juga merasakan nikmat seperti yang aku rasakan tadi.” Kata Mbak Farah sambil sesekali menjilati ujung kemaluanku.

“Akhh..mbak…aku keluar…akhhh…” racauku sambil kedua tanganku menekan pundak Mbak Farah. Batang kemaluanku berdenyut sangat cepat lalu cairan putih kental menyembur membasahi sepasang buah dada wanita cantik ini bahkan beberapa sempat menyemprot kearah wajah Mbak Farah.

“Maaf mbak. Tadi nggak sempet aku kontrol. Wajah mbak jadi kotor deh.” Kataku meminta maaf. Mbak Farah hanya tersenyum sambil membersihkan wajahnya dengan tissue sementara aku membantu membersihkan payudaranya dengan tissue juga.

“Nggak apa-apa kok. Kalau mas Susno sering nakal sih menyemprotkan didalam mulut tanpa bilang-bilang padahal saya nggak suka dengan rasanya, jadi pengen muntah mas.” Sahutnya pelan. “Mungkin karena belum biasa aja kali mbak.” Kataku.

Padahal istriku sendiri juga tidak pernah mau menelan spermaku. Dia selalu marah-marah ketika aku tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku kedalam mulutnya ketika melakukan oral seks. Akibatnya dia sering kali menolak melakukan oral seks tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Kami lalu merapikan diri dan bergegas pulang. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya meraba-raba payudara Mbak Farah yang sudah terbungkus oleh bra itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Dia sempat membalas dengan meraba dan mengocok kembali penisku namun karena aku nyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Jumat, 17 Februari 2017

Tidak Ada Hubungan Serius Antara Aku Dan Mba Perawat, Hanya Sekedar TTM Kenikmatan

Tidak Ada Hubungan Serius Antara Aku Dan Mba Perawat, Hanya Sekedar TTM Kenikmatan - AsliCeritaDewasa



Hari ini adalah hari pertamaku tinggal di kota Bandung. Karena tugas kantorku, aku terpaksa tinggal di Bandung selama 5 Hari dan weekend di Jakarta. Di kota kembang ini, aku menyewa kamar di rumah temanku. Menurutnya, rumah itu hanya ditinggali oleh Ayahnya yang sudah pikun, seorang perawat, dan seorang pembantu.


“Rumah yang asri” gumamku dalam hati. Halaman yang hijau, penuh tanaman dan bunga yang segar dikombinasikan dengan kolam ikan berbentuk oval. Aku mengetuk pintu rumah tersebut beberapa kali sampai pintu dibukakan. Sesosok tubuh semampai berbaju serba putih menyambutku dengan senyum manisnya.

“Pak Rafi ya..”.

“Ya.., saya temannya Mas Anto yang akan menyewa kamar di sini. Lho, kamu kan pernah kerja di tetanggaku?”, jawabku surprise. Perawat ini memang pernah bekerja pada tetanggaku di Bintaro sebagai baby sitter.

“Iya…, saya dulu pengasuhnya Aurelia. Saya keluar dari sana karena ada rencana untuk kimpoi lagi. Saya kan dulu janda pak.., tapi mungkin belum jodo.., ee dianya pergi sama orang lain.., ya sudah, akhirnya Saya kerja di sini..”, Mataku memandangi sekujur tubuhnya.

Tati (nama si perawat itu) secara fisik memang tidak pantas menjadi seorang perawat. Kulitnya putih mulus, wajahnya manis, rambutnya hitam sebahu, buah dadanya sedang menantang, dan kakinya panjang semampai. Kedua matanya yang bundar memandang langsung mataku, seakan ingin mengatakan sesuatu.

Aku tergagap dan berkata, “Ee.., Mbak Tati, Bapak ada?”.

“Bapak sedang tidur. Tapi Mas Anto sudah nitip sama saya. Mari saya antarkan ke kamar..”.

Tati menunjukkan kamar yang sudah disediakan untukku. Kamar yang luas, ber-AC, tempat tidur besar, kamar mandi sendiri, dan sebuah meja kerja. Aku meletakkan koporku di lantai sambil melihat berkeliling, sementara Tati merunduk merapikan sprei ranjangku. Tanpa sengaja aku melirik Tati yang sedang menunduk.

Dari balik baju putihnya yang kebetulan berdada rendah, terlihat dua buah dadanya yang ranum bergayut di hadapanku. Ujung buah dada yang berwarna putih itu ditutup oleh BH berwarna pink. Darahku terkesiap. Ahh…, perawat cantik, janda, di rumah yang relatif kosong.Sadar melihat aku terkesima akan keelokan buah dadanya, dengan tersipu-sipu Tati menghalangi pemandangan indah itu dengan tangannya.

“Semuanya sudah beres Pak…, silakan beristirahat..”.
“Ee…, ya.., terima kasih”, jawabku seperti baru saja terlepas dari lamunan panjang.

Sore itu aku berkenalan dengan ayah Anto yang sudah pikun itu. Ia tinggal sendiri di rumah itu setelah ditinggalkan oleh istrinya 5 tahun yang lalu. Selama beramah-tamah dengan sang Bapak, mataku tak lepas memandangi Tati. Sore itu ia menggunakan daster tipis yang dikombinasikan dengan celana kulot yang juga tipis.

Buah dadanya nampak semakin menyembul dengan dandanan seperti itu. Di rumah itu ada seorang pembantu berumur sekitar 17 tahun. Mukanya manis, walaupun tidak secantik Tati. Badannya bongsor dan motok. Ani namanya. Ia yang sehari-hari menyediakan makan untukku.

Hari demi hari berlalu. Karena kepiawaianku dalam bergaul, aku sudah sangat akrab dengan orang-orang di rumah itu. Bahkan Ani sudah biasa mengurutku dan Tati sudah berani untuk ngobrol di kamarku. Bagi janda muda itu, aku sudah merupakan tempat mencurahkan isi hatinya. Begitu mudah keakraban itu terjadi hingga kadang-kadang Tati merasa tidak perlu mengetuk pintu sebelum masuk ke kamarku.

Sampai suatu malam, ketika itu hujan turun dengan lebatnya. Aku, karena sedang suntuk memasang VCD porno kesukaanku di laptopku. Tengah asyik-asyiknya aku menonton tanpa sadar aku menoleh ke arah pintu, astaga…, Tati tengah berdiri di sana sambil juga ikut menonton. Rupanya aku lupa menutup pintu, dan ia tertarik akan suara-suara erotis yang dikeluarkan oleh film produksi itu.

Ketika sadar bahwa aku mengetahui kehadirannya, Tati tersipu dan berlari ke luar kamar.
“Mbak Tati..”, panggilku seraya mengejarnya ke luar. Kuraih tangannya dan kutarik kembali ke kamarku.
“Mbak Tati…, mau nonton bareng? Ngga apa-apa kok..”.
“Ah, ngga Pak…, malu aku..”, katanya sambil melengos.

“Lho.., kok malu.., kayak sama siapa saja.., kamu itu.., wong kamu sudah cerita banyak tentang diri kamu dan keluarga.., dari yang jelek sampai yang bagus.., masak masih ngomong malu sama aku?”, Kataku seraya menariknya ke arah ranjangku.

“Yuk kita nonton bareng yuk..”, Aku mendudukkan Tati di ranjangku dan pintu kamarku kukunci.

Dengan santai aku duduk di samping Tati sambil mengeraskan suara laptopku. Adegan-adegan erotis yang diperlihatkan ke 2 bintang porno itu memang menakjubkan. Mereka bergumul dengan buas dan saling menghisap. Aku melirik Tati yang sedari tadi takjub memandangi adegan-adegan panas tersebut. Terlihat ia berkali-kali menelan ludah. Nafasnya mulai memburu, dan buah dadanya terlihat naik turun.

Aku memberanikan diri untuk memegang tangannya yang putih mulus itu. Tati tampak sedikit kaget, namun ia membiarkan tanganku membelai telapak tangannya. Terasa benar bahwa telapak tangan Tati basah oleh keringat. Aku membelai-belai tangannya seraya perlahan-lahan mulai mengusap pergelangan tangannya dan terus merayap ke arah ketiaknya. Tati nampak pasrah saja ketika aku memberanikan diri melingkarkan tanganku ke bahunya sambil membelai mesra bahunya. Namun ia belum berani untuk menatap mataku.


Sambil memeluk bahunya, tangan kananku kumasukkan ke dalam daster melalui lubang lehernya. Tanganku mulai merasakan montoknya pangkal buah dada Tati. Kubelai-belai seraya sesekali kutekan daging empuk yang menggunung di dada bagian kanannya. Ketika kulihat tak ada reaksi dari Tati, secepat kilat kusisipkan tangganku ke dalam BH-nya…, kuangkat cup BH-nya dan kugenggam buah dada ranum si janda muda itu.

“Ohh.., Pak…, jangan..”, Bisiknya dengan serak seraya menoleh ke arahku dan mencoba menolak dengan menahan pergelangan tangan kananku dengan tangannya.
“Sshh…, ngga apa-apa Mbak…, ngga apa-apa..”.
“Nanti ketauanhh..”.
“Nggaa…, jangan takut..”, Kataku seraya dengan sigap memegang ujung puting buah dada Tati dengan ibu jari dan telunjukku, lalu kupelintir-pelintir ke kiri dan kanan.
“Ooh.., hh.., Pak.., Ouh.., jj.., jjanganhh.., ouh..”, Tati mulai merintih-rintih sambil memejamkan matanya. Pegangan tangannya mulai mengendor di pergelangan tanganku.
Saat itu juga, kusambar bibirnya yang sedari tadi sudah terbuka karena merintih-rintih.

“Ouhh.., mmff.., cuphh.., mpffhh..”, Dengan nafas tersengal-sengal Tati mulai membalas ciumanku. Kucoba mengulum lidahnya yang mungil, ketika kurasakan ia mulai membalas sedotanku. Bahkan ia kini mencoba menyedot lidahku ke dalam mulutnya seakan ingin menelannya bulat-bulat. Tangannya kini sudah tidak menahan pergelanganku lagi, namun kedua-duanya sudah melingkari leherku.

Malahan tangan kanannya digunakannya untuk menekan belakang kepalaku sehingga ciuman kami berdua semakin lengket dan bergairah. Momentum ini tak kusia-siakan. Sementara Tati melingkarkan kedua tangannya di leherku, akupun melingkarkan kedua tanganku di pinggangnya. Aku melepaskan bibirku dari kulumannya, dan aku mulai menciumi leher putih Tati dengan buas.

“aahh..Ouhh..” Tati menggelinjang kegelian dan tanganku mulai menyingkap daster di bagian pinggangnya. Kedua tanganku merayap cepat ke arah tali BH-nya dan, “tasss..” terlepaslah BH-nya dan dengan sigap kualihkan kedua tanganku ke dadanya.

Saat itulah lurasakan betapa kencang dan ketatnya kedua buah dada Tati. Kenikmatan meremas-remas dan mempermainkan putingnya itu terasa betul sampai ke ujung sarafku. Penisku yang sedari tadi sudah menegang terasa semakin tegang dan keras. Rintihan-rintihan Tati mulai berubah menjadi jeritan-jeritan kecil terutama saat kuremas buah dadanya dengan keras. Tati sekarang lebih mengambil inisiatif. Dengan nafasnya yang sudah sangat terengah-engah, ia mulai menciumi leher dan mukaku.

Ia bahkan mulai berani menjilati dan menggigit daun telingaku ketika tangan kananku mulai merayap ke arah selangkangannya. Dengan cepat aku menyelipkan jari-jariku ke dalam kulotnya melalui perut, langsung ke dalam celana dalamnya. Walaupun kami berdua masih dalam keadaan duduk berpelukan di atas ranjang, posisi paha Tati saat itu sudah dalam keadaan mengangkang seakan memberi jalan bagi jari-jemariku untuk secepatnya mempermainkan kemaluannya.

Hujan semakin deras saja mengguyur kota Bandung. Sesekali terdengar suara guntur bersahutan. Namun cuaca dingin tersebut sama sekali tidak mengurangi gairah kami berdua di saat itu. Gairah seorang lajang yang memiliki libido yang sangat tinggi dan seorang janda muda yang sudah lama sekali tidak menikmati sentuhan lelaki. Tati mengeratkan pelukannya di leherku ketika jemariku menyentuh bulu-bulu lebat di ujung vaginanya.

Ia menghentikan ciumannya di kupingku dan terdiam sambil terus memejamkan matanya. Tubuhnya terasa menegang ketika jari tengahku mulai menyentuh vaginanya yang sudah terasa basah dan berlendir itu. Aku mulai mempermainkan vagina itu dan membelainya ke atas dan ke bawah. “Ouuhh Pak.., ouhh.., aahh.., g..g.ggelliiihh…”.

Tati sudah tidak bisa berkata-kata lagi selain merintih penuh nafsu ketika clitorisnya kutemukan dan kupermainkan. Seluruh badan Tati bergetar dan bergelinjang. Ia nampak sudah tak dapat mengendalikan dirinya lagi. Jeritan-jeritannya mulai terdengar keras. Sempat juga aku kawatir dibuatnya.

Jangan-jangan seisi rumah mendengar apa yang tengah kami lakukan. Namun kerasnya suara hujan dan geledek di luar rumah menenangkanku. Benda kecil sebesar kacang itu terasa nikmat di ujung jari tengahku ketika aku memutar-mutarnya. Sambil mempermainkan clitorisnya, aku mulai menundukkan kepalaku dan menciumi buah dadanya yang masih tertutupi oleh daster.

Seolah mengerti, Tati menyingkapkan dasternya ke atas, sehingga dengan jelas aku bisa melihat buah dadanya yang ranum, kenyal dan berwarna putih mulus itu bergantung di hadapanku. Karena nafsuku sudah memuncak, dengan buas kusedot dan kuhisap buah dada yang berputing merah jambu itu. Putingnya terasa keras di dalam mulutku menandakan nafsu janda muda itupun sudah sampai di puncak. Tati mulai menjerit-jerit tidak karuan sambil menjambak rambutku.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Sejenak kuhentikan hisapanku dan bertanya, “Enak Mbak?”. Sebagai jawabannya, Tati membenamkan kembali kepalaku ke dalam ranumnya buah dadanya. Jari tengahku yang masih mempermainkan clitorisnya kini kuarahkan ke lubang vagina Tati yang sudah menganga karena basah dan posisi pahanya yang mengangkang. Dengan pelan tapi pasti kubenamkan jari tengahku itu ke dalamnya dan,

“Auuhh.., P.Paak.., hh”. Tati menjerit dan menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang. “Terrusshh.., auhh..”. Kugerakkan jariku keluar masuk di vaginanya dan Tati menggoyangkan pingggulnya mengikuti irama keluar masuknya jemariku itu.

Aku menghentikan ciumanku di buah dada Tati dan mulai mengecup bibir ranum janda itu. Matanya tak lagi terpejam, tapi memandang sayu ke mataku seakan berharap kenikmatan yang ia rasakan ini jangan pernah berakhir. Tangan kiriku yang masih bebas, membimbing tangan kanan Tati ke balik celana pendekku.

Ketika tangannya menyentuh penisku yang sudah sangat keras dan besar itu, terlihat ia agak terbelalak karena belum pernah melihat bentuk yang panjang dan besar seperti itu. Tati meremas penisku dan mulai mengocoknya naik turun naik turun.., kocokan yang nikmat yang membuatku tanpa sadar melenguh, “Ahh.., Mbaak.., enaknya.., terusin..”.

Saat itu kami berdua berada pada puncaknya nafsu. Aku yakin bahwa Mbak Tati sudah ingin secepatnya memasukkan penisku ke dalam vaginanya. Ia tidak mengatakannya secara langsung, namun dari tingkahnya menarik penisku dan mendekatkannya ke vaginanya sudah merupakan pertanda.

Namun, di detik-detik yang paling menggairahkan itu terdegar suara si Bapak tua berteriak, “Tatiii…, Tatiii..”. Kami berdua tersentak. Kukeluarkan jemariku dari vaginanya, Tati melepaskan kocokannya dan ia membenahi pakaian dan rambutnya yang berantakan. Sambil mengancingkan kembali BH-nya ia keluar dari kamarku menuju kamar Bapak tua itu. Sialan!, kepalaku terasa pening. Begitulah penyakitku kalau libidoku tak tersalurkan.

Beberapa saat lamanya aku menanti siapa tahu janda muda itu akan kembali ke kamarku. Tapi nampaknya ia sibuk mengurus orang tua pikun itu, sampai aku tertidur. Entah berapa lama aku terlelap, tiba-tiba aku merasa napasku sesak. Dadaku serasa tertindih suatu beban yang berat. Aku terbangun dan membuka mataku. Aku terbelalak, karena tampak sesosok tubuh putih mulus telanjang bulat menindih tubuhku.

“Mbak Tati?”, Tanyaku tergagap karena masih mengagumi keindahan tubuh mulus yang berada di atas tubuhku. Lekukan pinggulnya terlihat landai, dan perutnya terasa masih kencang. Buah dadanya yang lancip dan montok itu menindih dadaku yang masih terbalut piyama itu. Seketika, rasa kantukku hilang. Mbak Tati tersenyum simpul ketika tangannya memegang celanaku dan merasakan betapa penisku sudah kembali menegang.

“Kita tuntaskan ya Mbak?”, Kataku sambil menyambut kuluman lidahnya. Sambil dalam posisi tertindih aku menanggalkan seluruh baju dan celanaku. Kegairahan yang sempat terputus itu, mendadak kembali lagi dan terasa bahkan lebih menggila.

Kami berdua yang sudah dalam keadaan bugil saling meraba, meremas, mencium, merintih dengan keganasan yang luar biasa. Mbak Tati sudah tidak malu-malu lagi menggoyangkan pinggulnya di atas penisku sehingga bergesekan dengan vaginanya.

Tidak lebih dari 5 menit, aku merasakan bahwa nafsu syahwat kami sudah kembali berada dipuncak. Aku tak ingin kehilangan momen lagi. Kubalikkan tubuh Tati, dan kutindih sehingga keempukan buah dadanya terasa benar menempel di dadaku. Perutku menggesek nikmat perutnya yang kencang, dan penisku yang sudah sangat menegang itu bergesekan dengan vaginanya.

“Mbak.., buka kakinya.., sekarang kamu akan merasakan sorganya dunia Mbak..”, bisikku sambil mengangkangkan kedua pahanya. Sambil tersengal-sengal Tati membuka pahanya selebar-lebarnya. Ia tersenyum manis dengan mata sayunya yang penuh harap itu.

“Ayo Pak.., masukkan sekarang…”, Aku menempelkan kepala penisku yang besar itu di mulut vagina Tati. Perlahan-lahan aku memasukkannya ke dalam, semakin dalam, semakin dalam dan, “aa.., Aooohh.., paakh….., aahh..”, rintihnya sambil membelalakkan matanya ketika hampir seluruh penisku kubenamkan ke dalam vaginanya. Setelah itu, “Blesss…”, dengan sentakan yang kuat kubenamkan habis penisku diiringi jeritan erotisnya, “Ahh.., besarnyah.., ennnakk ppaak..”.

Aku mulai memompakan penisku keluar masuk, keluar masuk. Gerakanku makin cepat dan cepat. Semakin cepat gerakanku, semakin keras jeritan Tati terdengar di kamarku. Pinggul janda muda itu pun berputar-putar dengan cepat mengikuti irama pompaanku.

Kadang-kadang pinggulnya sampai terangkat-angkat untuk mengimbangi kecepatan naik turunnya pinggulku. Buah dadanya yang terlihat bulat dalam keadaan berbaring itu bergetar dan bergoyang ke sana ke mari. Sungguh menggairahkan!


Tiba-tiba aku merasakan pelukannya semakin mengeras. Terasa kuku-kukunya menancap di punggungku. Otot-ototnya mulai menegang. Nafas perempuan itu juga semakin cepat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang, mulutnya terbuka, matanya terpejam,dan alisnya merengut

“aahh..”. Tati menjerit panjang seraya menjambak rambutku, dan penisku yang masih bergerak masuk keluar itu terasa disiram oleh suatu cairan hangat.

Dari wajahnya yang menyeringai, tampak janda muda itu tengah menghayati orgasmenya yang mungkin sudah lama tidak pernah ia alami itu. Aku tidak mengendurkan goyangan pinggulku, karena aku sedang berada di puncak kenikmatanku.

“Mbak.., goyang terus Mbak.., aku juga mau keluar..”. Tati kembali menggoyang pinggulnya dengan cepat dan beberapa detik kemudian, seluruh tubuhku menegang.
“Keluarkan di dalam saja pak”, bisik Tati, “Aku masih pakai IUD”. Begitu Tati selesai berbisik, aku melenguh.
“Mbak.., aku keluar.., aku keluarr…., aahh..”, dan…, “Crat.., crat.., craat”, kubenamkan penisku dalam-dalam di vagina perempuan itu.

Seakan mengerti, Tati mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi sehingga puncak kenikmatan ini terasa benar hingga ke tulang sumsumku. Kami berdua terkulai lemas sambil memejamkan mata. Pikiran kami melayang-layang entah ke mana. Tubuhku masih menindih tubuh montok Tati. Kami berdua masih saling berpelukan dan akupun membayangkan hari-hari penuh kenikmatan yang akan kualami sesudah itu di Bandung.

Sejak kejadian malam itu, kesibukan di kantorku yang luar biasa membuatku sering pulang larut malam. Kepenatanku selalu membuatku langsung tertidur lelap. Kesibukan ini bahkan membuat aku jarang bisa berkomunikasi dengan Tati.

Walaupun begitu, sering juga aku mempergunakan waktu makan siangku untuk mampir ke rumah dengan maksud untuk melakukan seks during lunch. Sayang, di waktu tersebut ternyata Ayah Anto senantiasa dalam keadaan bangun sehingga niatku tak pernah kesampaian. Namun suatu hari aku cukup beruntung walaupun orang tua itu tidak tidur. Aku mendapat apa yang kuinginkan.

Ceritanya sebagai berikut: Tati diminta oleh Ayah Anto untuk mengambil sesuatu di kamarnya. Melihat peluang itu, aku diam-diam mengikutinya dari belakang. Kamar ayah Anto memang tidak terlihat dari tempat di mana orang tua itu biasa duduk.

Sesampainya di kamar kuraih pinggang semampai perawat itu dari belakang. Tati terkejut dan tertawa kecil ketika sadar siapa yang memeluknya dan tanpa basa-basi langsung menyambut ciumanku dengan bibirnya yang mungil itu sambil dengan buas mengulum lidahku.

Ia memang sudah tidak malu-malu lagi seperti awal pertemuan kami. Janda cantik itu sudah menunjukkan karakternya sebagai seorang pecinta sejati yang tanpa malu-malu lagi menunjukkan kebuasan gairahnya. Kadang aku tidak mengerti, kenapa suaminya tega meninggalkannya.

Namun analisaku mengatakan, suaminya tak mampu mengimbangi gejolak gairah Tati di atas ranjang dan untuk menutupi rasa malu yang terus menerus terpaksa ia meninggalkan perempuan muda itu untuk hidup bersama dengan perempuan lain yang lebih ‘low profile’. Aku memang belum sempat menanyakan pada Tati bagaimana ia menyalurkan kebutuhan biologisnya di saat menjanda. Aku berpikir, bawa masturbasi adalah jalan satu-satunya.

Kami berdua masih saling berciuman dengan ganas ketika dengan sigap aku menyelipkan tanganku ke balik baju perawatnya yang putih itu. Sungguh terkejut ketika aku sadar bahwa ia sama sekali tidak memakai BH sehingga dengan mudahnya kuremas buah dada kanannya yang ranum itu.

“Kok ngga pakai BH Mbak..?” Sambil menggelinjang dan mendesah, ia menjawab sambil tersenyum nakal.
“Supaya gampang diremas sama kamu..”. Benar-benar jawaban yang menggemaskan!

Kembali kukulum bibir dan lidahnya yang menggairahkan itu sambil dengan cepat kubuka kancing bajunya yang pertama, kedua, dan ketiga. Lalu tanpa membuang waktu kutundukkan kepalaku, dengan tangan kananku kukeluarkan buah dada kanannya dan kuhisap sedemikian rupa sehingga hampir setengahnya masuk ke dalam mulutku.

Tati mulai mengerang kegelian, “Ouhh.., geli Mas.., geliii.., ahh..”. Sejak kejadian malam itu, ia memang membiasakan dirinya untuk memanggilku Mas. Sambil menggelinjang dan merintih, tangan kanan Tati mulai mengelus-elus bagian depan celana kantorku.

Penisku yang terletak tepat di baliknya terasa semakin menegang dan menegang. Jari-jari lentik perempuan itu berusaha untuk mencari letak kepala penisku untuk kemudian digosok-gosoknya dari luar celana. Sensasi itu membuat nafasku semakin memburu seperti layaknya nafas kuda yang tengah berlari kencang.

Seakan tak mau kalah darinya, tangan kiriku berusaha menyingkap rok janda muda itu dan dengan sigap kugosokkan jari-jemariku di celana dalamnya. Tepat diatas vaginanya, celana dalam Tati terasa sudah basah. Sungguh hebat! Hanya dalam beberapa menit saja, ia sudah sedemikian terangsangnya sehingga vaginanya sudah siap untuk dimasuki oleh penisku.

Tanpa membuang waktu kuturunkan celana dalam tipis yang kali ini berwarna hitam, kudorong tubuh montok perawat itu ke dinding, lalu kuangkat paha kanannya sehingga dengkulnya menempel di pinggangku. Dengan sigap pula kubuka ritsluiting celanaku dan kukeluarkan penisku yang sudah sangat tegang dan besar itu. Tati sudah nampak pasrah. Ia hanya bersender di dinding sambil memejamkan matanya dan memeluk bahuku.

“Tatiii.., mana minyak tawonnya.., kok lama betuul…”. Suara orang tua itu terdengar dengan keras. Sungguh menjengkelkan. Tati sempat terkejut dan nampak panik ketika kemudian aku berbisik, “Tenang Mbak.., jawab aja.., kita selesaikan dulu ini.., kamu mau kan?” Ia mengangguk seraya tersenyum manis.

“Sebentar Pak..”, teriaknya.
“Minyak tawonnya keselip entah ke mana.., ini lagi dicari kok…”. Ia tertawa cekikikan, geli mendengar jawaban spontannya sendiri.

Namun tawanya itu langsung berubah menjadi jerikan erotis kecil ketika kupukul-pukulkan kepala penisku ke selangkangannya. Perlahan-lahan kutempelkan kepala penisku itu di pintu vaginanya. Sambi kuputar-putar kecil kudorong pinggulku perlahan-lahan. Tati ternganga sambil terengah-engah, “aahh.., aahh.., ouhh.., Mas.., besar sekali.., pelan-pelan Mas..pelan-pelanhh..”, dan, “aa…”.

Tati menjerit kecil ketika kumasukkan seluruh penisku ke dalam vaginanya yang becek dan terasa sangat sempit dalam posisi berdiri ini. Aku menyodokkan penisku maju mundur dengan gerakan yang percepatannya meningkat dari waktu ke waktu. Tubuh Tati terguncang-guncang, buah dadanya bergayut ke kiri dan kanan dan jeritannya semakin menjadi-jadi.

Aku sudah tak peduli kalau ayah Anton sampai mendengarkan jeritan perempuan itu. Nafsuku sudah naik ke kepala. Janda muda ini memang memiliki daya pikat seks yang luar biasa. Walaupun ia hanya seorang perawat, namun kemulusan dan kemontokan badannya sungguh setara dengan perempuan kota jaman sekarang. Sangat terawat dan nikmat sekali bila digesek-gesekkankan di kulit kita. Gerakan pinggulku semakin cepat dan semakin cepat.

Mulutku tak puas-puasnya menciumi dan menghisap puting buah dadanya yang meruncing panjang dan keras itu. Buah dadanya yang kenyal itu hampir seluruhnya dibasahi oleh air liurku. Aku memang sedang nafsu berat. Aku merasakan bahwa sebentar lagi aku akan orgasme dan bersamaan dengan itu juga tubuh Tati menegang.

Kupercepat gerakan pinggulku dan tiba-tiba, “aahh.., Mas.., Masss…, aku keluarrr.., aahh”, Jeritnya. Saat itu juga kusodokkan penisku ke dalam vagina janda muda itu sekeras-kerasnya dan, “Craat.., craatt.., craat”.

“Ahh…, Mbaak”, erangku sambil meringis menikmati puncak orgasme kami yang waktunya jatuh bersamaan itu. Kami berpelukan sesaat dan Tati berbisik dengan suara serak.
“Mas.., aku ngga pernah dipuasin laki-laki seperti kamu muasin saya.., kamu hebat..”. Aku tersenyum simpul.

“Mbak., aku masih punya 1001 teknik yang bisa membuat kamu melayang ke surga ke-7.., ngga bosan kan kalo lain waktu aku praktekkan sama kamu?”. Perlahan Tati menurunkan paha kanannya dan mencabut penisku dari vaginanya.

“Bosan? Aku gila apa.., yang beginian ngga akan membuatku bosan.., kalau bisa tiap hari aku mau Mas..”. Benar-benar luar biasa libido perempuan ini. Beruntung aku mempunyai libido yang juga luar biasa besarnya. Sebagai partner seks, kami benar-benar seimbang.

Setelah kejadian siang itu, aku dan Tati seperti pengantin baru saja. Tak ada waktu luang yang tak terlewatkan tanpa nafsu dan birahi. Walaupun demikian, aku tekankan pada Tati, bahwa hubungan antara aku dan dia, hanyalah sebatas hubungan untuk memuaskan nafsu birahi saja.

Aku dan dia punya hak untuk berhubungan dengan orang lain.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia