SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Kamis, 30 Maret 2017

Meskipun Masih SMP, ABG Ini Punya Body Sekelas Model Dewasa - AsliCeritaDewasa

Meskipun Masih SMP, ABG Ini Punya Body Sekelas Model Dewasa - AsliCeritaDewasa



Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan.


Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.

Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 3 SMP dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya,

dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus.

Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.

Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks.


Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan- jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.

Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat.

Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja.

Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya “Duduk sendirian nih boleh aku temanin,” dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata “eh…… boooboleh.” Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska “Biasanya bertiga, temennya mana..?”, dengan terbata-bata riska berkata “Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku.” aku langsung malu sekali dan kerkata “Sorry.” kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.

Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi.

Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula,

dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya.

Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan- lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya,


dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata

“Terusss.. nikmattttt.. Ommmm……….. ahh.. ahhhh….” Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya,

kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD.

Lima menit berlalu terdengar suara riska “Ahh.. terusss Om… terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh…” hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska. “Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh..” riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali.

Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska “Udah dulu ya..” dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata “Kapan-kapan kita lanjutkan lagi,” ia langsut menyahut

“Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah..” sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar,

tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya.

Setelah aku sampai di rumah aku langsung mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin terobsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Rabu, 29 Maret 2017

Ibu Pejabat Yang Selalu Tepati Janjinya Untuk Indehoi Denganku - AsliCeritaDewasa

Ibu Pejabat Yang Selalu Tepati Janjinya Untuk Indehoi Denganku - AsliCeritaDewasa



Teng! Teng! Teng! jam dinding antik di ruangan itu berdentang duabelas kali, seakan mengingatkan kami berdua akan bahaya yang bisa tak kami sadari Raut wajah ratu rumah tangga itu mendadak pucat, penisku masih menancap di liang vaginanya, posisi kami memang belum berubah dari sejak ia mengalami orgasme.


Penisku pun masih tegang terselip dalam kemaluannya yang mulai mengering Tapi bunyi dentang jam itu seperti sebuah komando bagiku untuk waspada, penisku seperti mengerti akan hal itu Ia mendadak menciutkan diri Bu Linda memandangku seksama, mungkin merasakan perubahan cepat pada barang yang terjepit dalam vaginanya

“Ibu cabut yah, Sayang? Nggak apa-apa kan?”
“Nggak apa-apa, Bu mm jam berapa bapak pulang Bu”, tanyaku setengah berbisik
“Biasanya sekarang ini sudah pulang tapi kenapa yah ?”
“Atau mungkin bapak mm bapak ”,
“Bapak apaan sih ”,
“Apa mungkin bapak tahu, Bu?”

“Eh kamu yang nggak-nggak saja, nggak mungkin Sayang Rumah ini terlalu besar untuk bisa diintip dari luar”,
“Gimana kalau dia sudah masuk dan mengetahui kita sedang berbuat ini?”
“Yang jelas kamu bukan polisi yang serba tahu dan suka menebak-nebak”, ia berdiri, penisku tercabut dari liangnya, ada sedikit rasa geli saat batangku tergesek dindingnya

“Aouw ah geli, Gus kamu mau lanjutin sampai kamu puas? Ibu siap, siap layani kamu sampai ini bisa dikatakan seimbang dan adil”, Katanya sembari memberi senyuman kearahku, wajah pucatnya tak tampak lagi

Sepertinya akan ada permainan lagi, oo tentu dong!! Aku belum puas menikmati tubuh ini, aku belum sempat menindihnya, menggumulinya dan aahh menidurinya sepuas hati sampai wanita ini berteriak minta ampun Tapi ah selalu ada tapinya tapi bukankan ini jam rawan Pak Rudi pulang?

“Tapi Bu? Kalau Bapak datang?”

“Tenang Sayang, serahkan itu pada ibu”, katanya, ia lalu meraih baju tidur, BH dan celana dalamnya yang tercecer di karpet BH dan celana dalamnya ia pegang sementara gaun tidur itu ia kenakan lagi Aku mengikutinya mengenakan juga celana pendek dan baju kaos tanpa celana dalam

Bu Linda melangkah ke meja kecil di pojok ruangan lalu beberapa saat kemudian ia sudah menunggu jawaban dari gagang telepon yang menempel di telinganya Aku mulai bisa menebak akal-akalan ini

“Halo Pak, bapak di mana nih? Tapi kok sampai seginian larut belum selesai juga? Jam dua belas hah? oo begitu, iya deh kalau gitu Mami tunggu yah, daah”, ia meletakkan gagang telepon dan langsung meraih tanganku dan menarikku kearah tangga

“Gus kita masih punya satu jam lagi cukup, kan?”
“Ya cukup Bu, tapi Saya kuatir kalau ”,

“Kalau bapak datang? Tenang saja lokasinya akan memungkinkan kita melihat kedatangan mobilnya dari jarak yang cukup jauh”, Ia terus menaiki tangga, melewati lantai dua tempat kamar Lisa terus menuju ke lantai tiga di mana terdapat sebuah hall khusus untuk santai dengan sebuah tempat duduk empuk yang panjang dan sebuah payung besar mirip beach umbrella

“Bukan itu maksud Saya, Bu ”,
“Lalu maksud kamu apa”, ia menatapku,
“Maksud Saya, Saya kuatir kalau ibu minta lagi dan kita main lagi dan aauuww”, belum lagi kata-kataku habis Bu

Linda menjamah batang penisku lalu meremasnya dengan keras

“iihh nakal kamu, awas lho kalau kamu keluar duluan, janji yah, keluar samaan”, katanya genit Aneh sikap Bu

Linda yang sehari-harinya judes itu malam ini hilang tak berbekas, ia mendadak berubah seperti perawan yang baru saja beranjak remaja, kubalas mencubit pantatnya yang sintal itu dengan gemas Kami berdua benar-benar menikmati moment itu mirip pengantin baru yang sedang berbulan madu

Sampai di pojok lantai atas yang terbuka itu, aku memandang sekeliling Rumah ini memang yang tertinggi di antara rumah lain di lingkungan kompleks pejabat teras dareh itu, berlantai tiga sehingga pemandangan sekitar kompleks tampak jelas terlihat dari sini

“Sekarang lakukan apa maumu Sayang, ibu mau puasin kamu sepuas-puasnya”, ia merebahkan diri di kursi panjang yang bisanya menjadi tempat membaca koran minggu pagi suami wanita itu, ia masih memegang tanganku dari tadi

“Tidak, Bu Bukan ini yang Saya inginkan”, kataku menggeleng,
“Lalu ibu mau kamu apain?”
“Coba sekarang ibu berdiri membelakangi Saya”, aku menunjuk ke arah pinggiran lantai yang menghadap pintu gerbang di bawah
“Terus?”
“Naikkan sebelah kaki Ibu di bangku ini”, aku mengambilkan sebuah bangku kaki tiga setinggi lutut,
“Kamu mau ibu buka pakaian?”
“Tidak, Bu Saya lebih senang melihat ibu dengan gaun itu, ibu tampak jauh lebih menggairahkan”,

Dasar anak muda! Serunya dalam hati, tapi ia senang juga pada fantasi seks anak ini Baginya apapun yang dimintanya adalah pelajaran berharga Ia yakin benar bahwa anak ini jauh lebih mengenal variasi seks dari pada ia sendiri yang selama perkawinannya hanya mengenal teknik seks dari suaminya, dan terus terang suaminya takkan pernah memberinya fantasi sehebat ini Tanpa variasi dan sangat menjemukan

Hamparan pemandangan vulgar itu tersaji sudah, Bu Linda, wanita paruh baya empat puluhan itu kini membelakangiku dengan pantatnya yang semok sejajar dengan penisku yang mulai tegang Aku menyingkap ujung bawah gaunnya keatas dan menyelipkannya di ikatan pinggang gaun itu


Pantat itu terbuka dan samar-samar terlihat belahan vaginanya yang terjepit kedua belahan pantat itu Kukocok sejenak penisku yang sudah tegang untuk menambah kerasnya, lalu perlahan kusisipkan kecelah yang mulai basah itu dari belakang

“Ooohh ngg”, desahan khasnya saat menerima masuknya penis besar dan panjang itu
“Ini salah satu posisi favorit Saya, Bu, ibu suka?” aku meraih buah dadanya dari celah gaun tidur itu

“Hoohh i I Iya ibu suka sekalii hheehh aahh”, Pompaanku dimulai, sambil meremas payudara besarnya sebelah lagi tanganku memijit clitoris di bagian atas vaginanya Bu Linda mendesah semakin cepat, nafasnya pun semakin memburu, tusukan-tusukan penisku dari arah belakang pantatnya kini ia balas dengan menggoyang-goyang pantatnya maju mundur berlawanan denganku Hempasan pangkal pahaku menimbulkan decakan suara yang semakin keras saat ia juga menghempaskan pantatnya saat aku menusuk ke arah vaginanya

“Iyaakkhh iihh uuhh aauuwww hheehh nikmat genjot aah”,
“Oohh Bu, nikmat sekali ini, oohh ini aahh inii Bu aahh enaakkhh sshh”,
“Ayoo Sayaang ibu su sudaah hampir laagii aahhmm sshh ”
“Tahan Bu sentar laagii aahh sshh sstt eehh ooh enaknya vagina ibu”,
“Aduuhh Gus cepetaan Sayaang aduuh enaknya koon oohh penis kamu, Sayang”,

Sebenarnya aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempercepat ejakulasiku namun ooh, sulit sekali membuatnya cepat kalau dengan pasangan main secantik dan semolek Bu Linda ini Dan kejadian itupun terulang, Bu Linda mendesah panjang dengan tubuh yang kembali menegang Tangannya meremas tiang tempat ia berpegang sambil menggigit bibirnya

“aauuww ibu nggak tahaan Sayang oohh , enaakhh ibu keluar lagii”,
“ooh Bu mm”, aku sedikit kecewa saat ia menghentikan gerakan Kakinya ia turunkan dari bangku yang membuat penisku tercabut

“Ibu capeek, Sayang selangkangan ibu rasanya pegal sekali”, ia menatapku lemas, aku diam sejenak Ah peduli amat ! aku harus memuaskan dirku sekarang! Kalaupun ia menolak akan kuperkosa wanita ini Aku menariknya dengan sedikit kasar lalu kudorong ia perlahan untuk menungging dan bertumpu di kedua kaki dan tangannya Pahanya kulebarkan dengan sedikit memaksa,

“Ampun Sayang, ibu nggak kuat lagi, ooh ibu nyerah deeh” ia meminta

“oohh anak muda ini, gila!! Benar-benar gila kau Agus kau mampu membuatku orgasme sampai dua kali dan kau sendiri masih belum apa-apa Dan sekarang oh tuhan aku mau diapakan Aku memang suka permainanmu yang hebat ini tapi oouuh ampuun gelii ”

Aku menghunjamkan penisku dari belakang, kupikir doggy style ini biasanya membuatku cepat keluar,

“Maafkan Saya bu, tapi tubuh ibu sangat menggairahkan, ini kesempatan yang sudah Saya tunggu sejak pertama melihat ibu”, aku mulai memaju mundurkan pantatku menggenjotnya Permintaannya untuk berhenti justru semakin membangkitkan birahiku Bagaimana rasanya orang yang sehari-hari tampak judes dan kejam ini merasakan keperkasaanku yang telah dua kali membuatnya tumbang Aku semakin menikmatinya

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Genjotanku semakin lancar, tak kupedulikan lagi desahan dan rontaannya yang timbul dari rasa geli itu Sepuluh menit kemudian aku baru merasakan gejala ejakulasi, sengaja kupercepat dan perkeras genjotanku Tanganku meraih buah dadanya yang menggantung dan bergoyang keras akibat benturan pangkal pahaku yang bertubi-tubi

Tapi tiba-tiba sekali, sekelebat sinar terang dari sebuah kendaraan tampak di kejauhan Dan wajah Bu Linda yang memang menghadap ke arah itu melihatnya jelas, tubuhnya reflek berhenti dari reaksi kenikmatan yang sebenarnya baru saja mulai ia rasakan lagi Akupun demikian, kami bagai tersambar listrik, langsung terdiam dan tak bergerak, hanya beberapa detik sebelum Bu Linda reflek mencabut gigitan vaginanya dan berdiri menghadapku

“Itu bapak! Kita harus kembali ke kamar masing-masing, kunci kamarmu”, katanya cekatan, wajahnya mulai tegang, pesona seksual dan libidonya seperti hilang tak berbekas
“Ayoo!! Kamu tunggu apa ”, ia seperti membentakku karena melongo seperti patung goblok
“I iya Bu, tapi ”, aku meraih buah dadanya dan menyorongkan mulutku, tapi baru sedetik mulutku mendarat ia sudah menepisnya sambil melotot
“Jangan keterlaluan, Gus Ayo cepat kamu tunggu apa lagi”, ia merapikan pakaian tidur itu dan berlalu Aku mengikuti dari belakang Bajuku sudah terpasang tapi celanaku hanya kutenteng

“Besok kita lanjutkan, itu kalau kita selamat malam ini ”, ia memberiku kecupan dan langsung berlalu dari hadapanku Untung saja kamarku ada di lantai dua, di samping kamar Lisa, coba kalau di lantai dasar pasti sudah ketahuan Pak Rudi, karena untuk mencapai kamar khusus tamu harus melewati kamar tamu dan ruang keluarga dulu

Aku menutup pintu kamar, sejenak aku terpaku Ah, benar juga Bu Linda, dasar aku saja yang sudah kesetanan berpikir untuk memaksanya menuntaskan permainanku Dadaku bergetar saat menyadari betapa bahayanya kalau kejadian itu sampai diketahui Pak Rudi

Pasti aku mati ya mati! Dengan perasaan was-was aku menuju kedekat pintu, menempelkan telingaku di daun pintu itu, berharap kalau mendengar apa yang terjadi di bawah Kamarku memang dekat tangga keruang bawah sehingga suara-suara di lantai dasar terdengar dari situ Aku mendengar suara pintu di buka,

“Maaf Mi, Papi pulang selarut ini uuh capeknya”, suara Pak Rudi terdengar khas, bariton Tak ada jawaban setelah itu Lalu terdengar langkah dua orang memasuki kamar dan menutup pintu Aku masih tegang, pikiranku mulai tenang dan mencoba menerka apa yang terjadi, mungkinkah Pak Rudi menanyai istrinya kenapa begitu berkeringat? lalu apakah jawaban Bu Linda? Apakah itu akan menimbulkan kecurigaan? Ah mungkin saja Bu Linda membasuh mukanya sebelum ia keluar menyambut suaminya itu Tapi apakah itu tak menampakkan bahwa Bu Linda tak tidur semalaman?

Oooh Fuck off!! Teriakku dalam hati that’s not my business, what a heck! Aku kembali ketempat tidur Mencoba memejamkan mata tapi ah, lagi-lagi wajah Bu Linda dengan tubuh tanpa busana datang, coba kuhapus, tak bisa ooh tubuh mulus perempuan paruhbaya seleraku, putih bersih dan halus, wajah dewasa, keibuan Dan wow buah dada itu payudara terindah yang pernah kulihat, besar, padat meski sedikit turun karena usia dan mungkin Pak Rudi yang terlalu sering meremasnya, itu justru yang kusuka, menambah pesonanya sebagai wanita dewasa

Terbayang bibirnya yang mmhh mengulum penisku penuh sesak, dan ah vagina terindah dan ternikmat yang pernah aku rasakan Kenapa aku begitu tergila-gila pada wanita ini? Huh, goyang tubuhnya saat aku menggaulinya tadi, sungguh sebuah sensasi yang tak tertandingi oleh yang lain, yang pernah aku nikmati sebelumnya

Tapi, mungkin juga sekarang Pak Rudi sedang menikmati tubuhnya yang mm, ada rasa cemburu merayapi benakku yang membayangkan betapa lahapnya suami Bu Linda menerkam tubuh istrinya yang baru saja aku nikmati itu

Tapi bukankah malam ini aku tidak tuntas? Sudah dua kali ia meraih kepuasan dariku namun belum sedetikpun aku menikmati puncak birahiku sendiri Ini tidak adil! Akhirnya obsesi dan bayangan seksual Bu Linda itu pula yang menyebabkan aku nekat, aku bangun Jarum jam menunjukkan angka 1 30 am “Aku harus memuaskan diriku, sekarang juga! Yah sekarang juga, harus, aku harus menumpahkan spermaku dalam rahimnya, yah dalam vagina Bu Linda”, benakku bergumam keras dalam hati


Dengan hati-hati aku melangkah keluar kamar, menuruni tangga menuju lantai dasar dan akhirnya sampai di depan kamar Pak Rudi Ternyata akalku main juga, setelah kutempelkan telingaku pada daun pintu aku mendengar jelas dengkuran laki-laki, pasti itu Pak Rudi Pria itu jelas terlalu lelah sehabis kerja sehari-semalam, untung juga ia tidak meniduri istrinya yang cantik itu, kalau ya wah gawat, dia bakalan dapat sisa cairanku di situ, hehehe, aku jahil juga

Kebetulan di situ ada sebuah piano besar dengan kursinya Aku mengangkat kursi itu dengan hati-hati dan meletakkannya di samping pintu Lalu kunaiki dan mengintip lewat celah di atas Kulihat Pak Rudi yang mendengkur keras dengan muka menghadap samping dan bantal menutupi telinganya, bagus berarti lelaki botak itu tak akan mendengar kalau aku harus nekat membuka pintu kamar ini

Dan kulihat Bu Linda masih terjaga, matanya tampak seperti menerawang jauh memandang ke langit-langit kamar, tampaknya wanita itupun tak bisa tidur Aku yakin ia takkan sanggup memejamkan mata malam ini, wanita itu takkan sanggup melupakan peristiwa yang baru saja dialaminya, eh kami alami Ia takkan begitu saja menghilangkan nyeri dan sisa kenikmatan di selangkangannya

Sekarang aku benar-benar nekat, pokoknya “nekat of the year” Mengetuk pintu dari kayu jati itu mungkin akan membuat suaminya terbangun, tapi membukanya dengan hati-hati mungkin tidak akan menimbulkan suara Dan krek! ah tidak terkunci Langsung terbuka dan langsung juga membuat Bu Linda terhenyak, tapi dengan cepat aku meletakkan jari telunjuk di bibir

“Wow nekat ! Kau anak muda mm untung saja aku telah memberinya obat tidur Tapi ah, sungguh asyik bermain-main dengan bahaya seperti ini Aku mau tahu apa yang akan ia perbuat padaku sekarang Oh penis besarnya serasa masih mengganjal di celah dinding vaginaku, aku ingin lagi!”

Ia mengulapkan tangan memberi tanda padaku untuk keluar dan menunggu Aku pun mengangguk, dan berlalu Dadaku berdetak keras, kalau saja ini terjadi setiap hari berturut selama tiga hari saja, aku pasti jantungan Lalu Bu Linda muncul dari balik pintu kamarnya dan berjalan kearahku,

“Kita di dapur saja dari situ kita bisa lihat ke arah pintu kamar ibu”, bisiknya
“Baik Bu”,

Dapur itu memang terletak berhadapan dengan ruang keluarga dan pintu kamar tidur mereka bisa dilihat jelas Mungkin Bu Linda berpikir kalau suaminya sampai bangun dan keluar dari kamar tidur maka akan tampak jelas dari jendela dapur ini, sementara jendela itu sendiri hanya tampak remang kalau dilihat dari arah sebaliknya

Cerdik juga! Aku yang sudah tak sabar lagi langsung menuntunnya untuk berdiri dan bersandar di dinding ruangan itu, kulepas ikatan gaun tidurnya, meraih buah dada montoknya dan langsung menyedot puting susu itu bergiliran, huh nikmatnya kelembutan payudara perempuan paruhbaya itu Dengan posisi berdiri seperti ini, bush dadanya memang terlihat lebih menantang, walau agak turun tapi ukurannya yang diatas rata-rata itulah yang membuatnya jadi tampak begitu menantang birahi

“Heehhgg mm ayoolah Sayang jangan berlama-lama disitu, ingat situasi dong”, keluhnya,
“Baik Bu”, jawabku tak membantah, lalu berjongkok sejenak di depan pahanya yang mengangkang dan mencicipi permukaan vaginanya, lidahku terjulur membasahi dinding tebalnya di bagian luar

Kemudian aku tergesa gesa berdiri segera kutusukkan penisku yang memang tegang non-stop sedari tadi Masuk dan langsung menggoyangnya maju mundur Tak seperti suasana sebelum Pak Rudi datang, desahan Bu Linda terdengar seperti berbisik

“Huuhh yaahh ini Sayang yaah pijit yang agak keras yaah ”, bisiknya ditelingaku sambil membawa telunjukk kananku menyentuh puting susunya, aku menjepit puncak buah payudara itu dengan jari tengah dan ibu jari, telunjukku membelainya

Kucoba meresapi gerakan pinggulnya yang kini ikut bergoyang seperti berdansa, mengimbangi gerakan pinggulku yang sesekali memutar-mutar, membuat penisku mengaduk-aduk lubang kenikmatan di antara pangkal pahanya

“Kali ini kamu harus bisa keluar Sayang, oohh ibu mau cairan kamu masuk ke dalam rahim ibu Harus Sayang, kamu harus keluarin sekarang Kalau tidak ibu nggak akan sanggup lagi, hheehh oohh yaahh oohh yyaahh iiyaahh aahh aauuh enaknya oohh besar sekali penis kamu aahh uuh nikmat Sayang?”

“Yah hhmm aahh nikmat sekali Bu oohh Saya hampir keluar sekarang oohh jepit Bu ooh vagina ibu enaakkhh mm”, balasku mendesah sambil menundukkan kepala dan menyedot puting susunya Kedua tanganku mengangkat buah dada itu sambil meremas-remas dan mengarahkannya ke mulutku yang terus menyedotnya

“oohh yyaahh oohh yyaahh, ibu juga mau kelu Aarr aakkhh yyaahh, sekarang Gus sekarang oohh genjot ibu Sayang oohh remas susu ibu Sayang remeess yaahh yang keraas lagi oohh sekarang yaakkhh yaakkhh aahh”, perempuan itu melepaskan cairannya untuk yang kesekian kali di malam itu dan

“Saya juga Bu oohh vagina ibuu oohh Bu oohh Bu Saya keluar, keluar keluaarr enaak Bu oohh enaak sekali aahh ahh ahh ahh ahh yaahh ”, akhirnya aku juga melepaskan beban birahi itu dengan ejakulasi yang sangat kuat, wajahku mendongak ke atas, penisku memuntahkan seluruh isinya ke dalam liang vagina Bu Linda yang juga mengalami hal sama Kami sama-sama merasakan puncak hubungan seks itu dengan dahsyat Tubuh kami sama-sama menegang keras saling berpelukan erat sekali

Beberapa detik kemudian kami terduduk lemas di lantai dapur itu, lega sudah sekarang rasanya Tubuhku terasa ringan dan enteng Bu Linda menyandarkan kepalanya di pundakku, ia juga tampak lemas setelah mengalami tiga kali orgasme, nafasnya masih terdengar tak teratur, ia lalu memperbaiki ikatan pinggang gaun tidurnya yang terlepas “Kamu sudah puas Sayang?”, bisik Bu Linda “Sudah, Bu Terimakasih, ibu nikmat sekali Sudah setahun lebih Saya tidak melakukannya dan ibu adalah wanita tercantik yang pernah Saya kenal”,

“Bisa saja kamu, Gus tapi benar deh kamu hebat” bisiknya sambil membelai dadaku yang bidang
“Baru kali lho ibu mencapai puncak, Gus ”
“Ah Saya juga sama deh Bu puas banget” balasku mesra Kamipun saling berpelukan mesra

Sejak kejadian tersebut kami berdua selalu mengulanginya setiap ada kesempatan, terutama bila suaminya tugas ke luar kota.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Selasa, 28 Maret 2017

Asisten Bos Cewe Aku Yang Lebih Nikmat Ketimbang Beliau - AsliCeritaDewasa

Asisten Bos Cewe Aku Yang Lebih Nikmat Ketimbang Beliau - AsliCeritaDewasa



Matahari menyeruak masuk menyusuri celah-celah korden kamar hotel. Mataku terbuka dan memandang langit-langit kamar. Aku menoleh ke samping tanpa mendapati Ibu Rossye di sisiku. Pikiranku saat itu, Ibu Rossye sedang di kamar mandi membersihkan diri. Sedikit pun aku tidak berpikir bahwa dia akan meninggalkan aku tanpa berpamitan. Secarik kertas yang aku temukan di meja akhirnya menjawab keraguanku.


“Abi sayang, Ibu pindah ke kamar sebelah. Pagi ini ada meeting dikantor bersama staf, jadi pagi-pagi Ibu sudah pindah kamar tanpa memberitahu kamu. Kalau bisa, kamu jangan balik ke jakarta. Temani Ibu, sayang.., Your lovely”

Pagi itu juga aku telepon reception hotel menyampaikan perpanjangan waktu menginap. Aku sempatkan berjalan-jalan disekitar hotel sambil menikmati cerahnya suasana pagi. Orang-orang sudah memulai aktivitasnya. Ibu-Ibu tua pemijat, menawarkan jasanya kepada beberapa orang asing yang sedang bermalas-malasan. Anak-anak muda berambut kekuning-kuningan karena terbakar sinar matahari, menenteng papan ski. Mereka terlihat begitu gembira saat melihat ombak besar bergulung-gulung memecah pantai.

“Mas.. Mas Abi kan?” Terdengar suara perempuan memanggilku.

Aku menoleh kearah suara tersebut dan mendapati Tari, staf Ibu Rossye berlari-lari kecil ke arahku. Pakaiannya sangat casual, dengan celana pendek berwarna putih mempertontonkan kakinya yang putih dan jenjang. Tari sungguh gadis yang sangat sexy, aku berkata dalam hati. Dan hari ini dia begitu ramah kepadaku. Sepertinya muka judes yang dia perlihatkan tadi malam, sirna ditelan oleh cerahnya mentari pagi.

“Hei.. Saya pikir ikut Ibu, katanya ada meeting?” Sahutku saat Tari berada dekatku.
“Hm.. Ibu bilang begitu?” Kata-katanya membuat aku bertanya-tanya dalam hati.
Keraguanku segera terjawab, “Ibu bertemu seseorang di Denpasar.

Tadinya saya akan ikut, tapi Ibu bilang nggak apa-apa kalau dia pergi sendiri. ”

“Mas.. Saya bosan disini, penginnya balik ke Jakarta segera” Sahutnya sambil menendang-nendang pasir yang putih.
“Karena cowoknya nunggu kan?” Aku menggoda.
“Iih, Mas bisa aja.. Bukan! Tari kan nggak punya cowok” Balasnya sambil mencoba mencubit lenganku.

Tapi dengan reflek aku menghindar sehingga Tari tambah bernafsu ingin mencubit lenganku. Setiap tangannya mencoba mencubit, aku berlari menghindar layaknya anak kecil bermain-main.

“Udah-udah, udah.. Aku nyerah, gih cubit..” Aku kasihan kepadanya.
“Nah, gitu dong Mas, sekarang aku cubit ya..” Senyumnya tersungging cantik.

Jarum jam di pergelangan tanganku menunjukkan pukul setengah dua belas. Matahari dipantai Kuta menyengat kulit. Butiran-butiran pasir sesekali terbang ditiup angin. Peselancar masih bermain-main bersama ombak yang bergulung-gulung.

“Tari, kita makan siang yuk? Kamu udah pernah ke Jimbaran?”
“Udah, sea foodnya enak lho Mas.. Mau berangkat sekarang?”
“Tari sudah mulai lapar nih..” Selorohnya.

Jimbaran di siang hari, hanya beberapa rumah makan yang buka. Tampak beberapa pasangan orang asing bercengkrama dengan riang sambil meneguk beberapa botol bir. Aku dan Tari memesan ikan bakar, cumi dan kerang. Tari hanya makan ikan dan cumi bakar dengan nasi sedikit.

“Diet, Tar?
“Nggak, emang Tari makannya dikit, ayo dong, Mas makannya yang banyak, biar kuat kan?”
“Kuat apaan, kuat ngangkat kamu iya..” Aku tertawa membalas ucapannya.

“Emang kuat Mas..” “Ya iyalah.. Orang kamu nggak gemut-gemut amat. Kalau seperti orang itu”, aku menunjuk kepada seorang perempuan yang bertubuh besar, “Mampuslah aku..” “Ha.. Ha.. Lucu..” Tawanya lepas.

Sepanjang jalan pulang ke hotel, aku dan Tari banyak bercerita mengenai pribadi masing-masing dan seputar usaha Ibu Rossye. Tari kelihatan sangat senang dengan pekerjaannya sekarang bersama Ibu Rossye. Ibu Rossye banyak membimbingnya dalam bekerja, layaknya Ibu dan anak.

Ketika telah sampai di halaman hotel, Tari kelihatan gelagapan. Tangannya mencari-cari sesuatu dalam tas yang dia bawa. Benda putih berupa tabung kecil, dia semprotkan kedalam rongga mulutnya. Napasnya terlihat mulai teratur.

“Kamu punya penyakit asma ya Tar..?” Kataku penuh perhatian.

Tari hanya mengangguk kecil dan tangannya segera memegang lenganku. “Sorry ya Mas, Tari masih merasa nggak enak. Kayak lemes gitu..” Ujarnya dengan lirih. Aku merasa kasihan kepada Tari. Perlahan-lahan aku berjalan menuju kamar Tari sambil memegangnya.

“Mas, temani Tari sebentar ya.. Takut kalau asmanya kambuh lagi.”


Aku menganggukkan kepala sambil membuka selimut tempat tidurnya, serta mempersilahkannya untuk beristirahat. Tari tergolek manja. Aku memandangnya dengan penuh perhatian. Matanya terbuka dan melihat ke arahku.

“Apa lihat-lihat..” Tegurnya dengan senyum simpul.
“Kamu cantik, Tari.”
“Gombal!”

“Benar! Kamu cantik! Aku dari tadi perhatiin kamu. Kamu terlihat tegar dan energik. Dan aku sangat khawatir kalau kamu ada apa-apa. Aku sayang kamu, Tari..” Aku berkata tanpa memberinya waktu untuk berbicara.

“Trus Ibu Rossye?” Ujarnya.
Aku mendekati Tari dan duduk disisi tempat tidurnya.

“Nggak ada apa-apa..” Aku berbohong.
“Kita hanya mengobrol sepanjang malam.”
“Mas jangan bohong..” Badannya bergeser ke samping.

“Apa aku harus mencium kamu untuk membuktikan kalau saya sayang kamu Tari?” Dengan lembut aku mencium bibirnya. “Aku sayang kamu, Tari.” Dia melepaskan ciumannya dari bibirku. “Mana ada orang buktiin cinta dengan ciuman, gombal!” Senyumnya menggoda.

“Maunya yang bagaimana?”
“Apa aku harus membelah dadaku, boleh! Aku ambil pisau sekarang..” Pura-pura aku beranjak dari tempat tidurnya.
“Jangan.. Jangan..! Entar aku disangka bunuh kamu Mas..” Sahutnya tertawa manja.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Aku tidak membuang waktu terlalu lama, bibirku segera melumat bibirnya dengan nakal. Tari seorang pencium yang baik. Bibirnya menempel ketat pada bibirku dan memainkan lidahnya dengan sangat piawai. Buah dadanya menggesek badanku saat ciuman kami makin liar. Tanganku mulai bergerilya mengelus-elus pahanya yang putih. Sedangkan tanganku yang satunya membuka kancing celana panjang yang masih aku kenakan.

Sengaja aku membuka celana lebih dahulu, agar kontolku yang sudah mengeras keluar dengan lapang dan membuat birahi Tari makin liar. Tepat dugaanku! Tangan Tari memegang batang kontolku. Kadang digenggamnya batang kontolku dengan kuat. Terlihat emosi sexnya begitu tinggi, genggaman tangannya sangat jelas menunjukkan.

“Ahh.. Cium Adik kecilku sayang..” Aku mengatakannya dengan lembut.
“Wah.. Tegang sekali ya Mas.. Bisa nggak muat nih..”

Aku hanya tertawa mendengar gurauannya. Secara perlahan-lahan bibir tipisnya mencium ujung kontolku.. Lidahnya bermain-main mengelitik urat-urat kontolku yang makin jelas terlihat menahan geli. Sesekali aku menggelinjang kegelian saat mulutnya menghisap dengan kuat.

“Ahh.. Sakit sayang..”, Tari hanya tertawa kecil mendengar protesku
“Habis.. Adik kecilnya Mas menggemaskan..”
“Ha.. Ha..”, kami tertawa bersama-sama.

Aku membuka baju dan melepaskan celana. Tari pun mengikuti langkah yang sama. BH dan celana dalamnya sangat serasi menempel pada kulit putihnya. “Boleh aku photo kamu sayang..?” ujarku sambil mengambil camera digital yang tergeletak di samping tempat tidur.

“Apa? Mas ada-ada saja..”
“Badan kamu sexy, kalau diphoto hasilnya pasti seperti playmate playboy.”
“Ngaco..” Kita kembali tertawa dengan lepas. Gigi putihnya terlihat rapi menebarkan pesona.

Aku mencium Tari dengan lembut sambil melepaskan kaitan BH-nya. Payudara Tari terlihat kencang mencuat kedepan. Aku meremas kedua payudaranya dari arah bawah. Lagi-lagi Tari meremas-remas batang kontolku dengan keras. Orang bilang, kalau perempuan itu gemas memegang sesuatu, apalagi gemas memegang alat vital, biasanya perempuan tersebut memiliki birahi sex tinggi.

“Ahh..” Aku mengerang kenikmatan ketika tangan Tari mengocok-ngocok batang kontolku.

Tari merebahkan dirinya seolah ingin dipuaskan. Kesempatan ini jelas aku pergunakan untuk memuaskan dirinya luar dalam. Puting payudaranya yang kemerahan aku hisap dengan ganas. Tari begitu menikmati permainan sex babak pertama.


“Gigit.. Mas..” Kedua tangannya mencengkram sprei. Matanya terpejam menahan geli.
“Uh.. Enaknya.. Uh.. Trus sayang..” Mulutnya mengucapkan kata-kata birahi.

Erangan Tari membuat aku makin bernafsu melumat klitorisnya. Bibir vaginanya terlihat rapi menempel pada sisi luar, yang ditumbuhi bulu-bulu halus bekas cukuran.

“Ah..”
“Kenapa sayang..” Aku mendongakkan kepala sambil menyengir.

“Sakit!” Protesnya. “Satu nol!” Aku tertawa melihat expresi mukanya, kelihatan cemberut. “Iih.. Dendaman ya.. Entar Tari balas..” “Ya.. Ya.. Becanda kok sayang. Aku akan memuaskan dirimu sayang.. U will cum more than ever.. Ha.. Ha..”

“Emang bisa?”
“Tari bisa berkali-kali orgasme lho say.. ”
“Lets see..”

Aku memainkan lidah, menusukkan lidahku kedalam lubang vaginanya. Menjilati klitorisnya dan sesekali menarik-narik dengan lembut kedua bibir vaginanya. Mata Tari terpenjam menikmati permainanku. Lubang pantatnya terlihat sedikit terbuka, ketika kakinya dinaikkan ke atas.

Rupanya pantatnya pun sudah pernah kemasukkan benda tumpul. Tanpa perasaan jijik aku jilati lubang pantatnya. Lidahku kembali bermain-main menemukan daerah baru. Lubang pantat! Ketika lubang vaginanya mulai basah. Kontolku mulai mengarah masuk. Bles..

“Ahh. Enak sekali sayang.. Trus..”
“Yang keras sayang..” Tari berteriak-teriak kepuasan.

Pantatnya naik dan turun mengikuti irama naik dan turunnya kontolku. Sesekali pantatnya bergetar membuat kontolku seperti tersedot.

“Ah.. Memek kamu enak sekali say..”
“Punya Mas juga.. Besar..!” Tari mengerling ke arahku.
“Ah.. Mas.. Tari mau keluar.. Aahh..”

Aku tambah bernafsu memasukkan kontolku menembus liang vaginanya yang mulai basah. Dari dinding vaginanya keluar cairan membasahi kontolku. Vagina Tari berkedut-kedut menjepit kontolku yang masih tertanam di dalam. “Sa.. Tu kali..” Kataku sambil terengah-engah nikmat. Tari hanya tersenyum puas memandang ke arahku.

Aku kembali memulai babak berikutnya. Kontolku mengarah ke posisi lain, lubang pantat Tari! Perlahan tapi pasti, akhirnya Sst.. Sst.. Blep.. Muka Tari terlihat menahan sakit dan giginya terkatup. Lubang pantat Tari menjepit batang kontolku dengan kuat. Sulit aku katakan dengan bahasa yang lugas, pokoknya nikmat hingga ke ubun-ubun.

Perlahan-lahan kontolku keluar dan masuk. Seperti orang bilang, lama-lama menjadi biasa. Dinding lubang pantatnya pun mengikuti besarnya kontolku. Sesaknya berkurang, kontolku makin cepat masuk dan keluar lubang pantatnya.

“Ahh.. Don’t stop hon..” Tari berteriak kenikmatan.

Tangannya menggosok-gosok klitorisnya sambil memejamkan mata. Rasanya puncak kenikmatannya akan tiba. Badannya kembali bergonyng-goyang, seolah ingin menumpahkan seluruh cairan kenikmatannya.

“Ahh.. Aku keluar lagi..” Tari berteriak. Dan kontolku masih mengocok lubang pantatnya.
“Ayo.. Say.. Keluarin.. Tari udah nggak ditahan..”

Makin kencang kontolku keluar dan masuk, makin cepat dorongan spermaku ingin tumpah. Dan aku tidak ingin menahannya di dalam kontolku. Aku harus membuang spermaku di dalam lubang kenikmatan Tari.

“Ah.. Aku mau keluar.. Tar..” Kocokan kontolku makin kencang.

Saat spermaku hendak keluar, tangan Tari menarik kontolku dan memasukkannya dengan cepat ke dalam lubang vaginanya. “Ah.., aahh..”, Crot crot.. Spermaku tumpah ruah di dalam lubang vagina Tari. Kedutan vaginanya seolah-olah ingin memeras batang kontolku agar spermanya keluar tak tersisa.

Aku tersenyum kepadanya.

Tiba-tiba bunyi bel terdengar. Tari kelihatan gugup serta menyuruh aku membersihkan badan di kamar mandi. Dari balik kamar mandi aku mendengar suara seorang perempuan, seperti suara Ibu Rossye. Mati aku! Aku berkata dalam hati.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Senin, 27 Maret 2017

Cewe "AC/DC" Ini Mempunyai Nafsu Super Gede Yang Buatku Tak Kuasa - AsliCeritaDewasa

Cewe "AC/DC" Ini Mempunyai Nafsu Super Gede Yang Buatku Tak Kuasa - AsliCeritaDewasa



Namaku Dewi, usia 26 tahun. Aku termasuk cewek yang punya tingkat libido yang tinggi. Aku nggak pernah lama pacaran, karena aku orangnya nggak pernah puas ngesek sama pacar-pacarku dan cepat bosan. Bahkan sampai sekarangpun aku sering mencari kepuasan sendiri. Dan itupun nggak terbatas, cowok bahkan cewek sekalipun aku doyan.


Yang paling ngedukung adalah wajahku yang lumayan dan bodiku yang nggak ngecewain. Hanya dengan modal senyum dan baju sexy, banyak cowok yang kepingin berbagi kenikmatan denganku. Kebayakan mereka nggak tahan kalau melihat dadaku yang padat membusung atau pahaku yang sekal. Aku juga nggak perlu capek cari partner cewek, karena aku mengenal betul siapa cewek-cewek yang bisa diajak main.

Aku bekerja sebagai asisten akuntan di sebuah Jasa Akuntan Publik yang cukup terkenal di kota Surabaya. Pekerjaan yang melelahkan dari jam 8 pagi sampai 8 malam itu terkadang memerlukan refresing juga. Bahkan hari ini aku lembur sampai jam setengah sebelas. Makanya ketika Kristin, teman kerjaku ngajakin dugem, aku langsung mengiyakan. Aku tahu Kristin nggak mungkin hanya mengajak dugem aja. Karena aku tahu Kristin itu penganut paham lesbisme.

Tapi tak apalah, aku juga ketagihan digerayangin jemari lentik cewek. Apalagi Kristin sangat menggairahkan. payudaranya montok sedikit tak serasi dengan tubuhnya yang agak kurus, tapi kencang banget. Sudah lama aku pengin meremas-remas payudaranya bahkan mengulum puting payudaranya itu.

Dengan naik mobilnya, kami segera meluncur ke sebuah diskotik yang tak terlalu besar tapi cukup ramai. Sesampainya di diskotik kami segera mencari meja kosong di sudut diskotik. Walaupun di pojok tapi cukup mudah memandang ke arah floor dance. Lalu kami memesan minuman beralkohol ringan untuk menghangatkan badan. Ketika si pelayan beranjak pergi setelah mengantarkan pesanan kami, Kristin mulai merapatkan tubuhnya kepadaku.

Aku pura-pura tak peduli sambil terus mengobrol dengannya. Tapi makin lama jemari Kristin mulai berani meraba-raba pahaku yang masih terbalut span ketat. Rangsangan itu mengena padaku hingga aku balas dengan makin memperdekat jarak duduk kami. Tapi belaian Kristin makin panas menyusup ke balik rokku. Karena tak tahan dan malu jika harus dilihat orang, aku segera mengajak Kristin melantai.

“Kita turun yuk?” kataku.
“Enak disini aja ah,” jawabnya menolak.
“Ayo dong Kris.”

Aku menarik tangannya untuk turun ke floor dance. Kami ngedance mengikuti hingar bingar musik diskotik. Dalam keremangan dan kilatan lampu, aku lihat keayuan wajah Kristin yang nampak lugu. Melihatku tersenyum-senyum kearahnya, Kristin meliuk-liukkan tubuhnya erotis. Daya rangsang yang dinampakkannya dari gerakan tubuhnya dan senyuman nakalnya semakin membuatku mabuk. Sambil bergoyang aku peluk tubuhnya hingga kedua payudara kami saling berbenturan.

Sesekali tanganku dengan nakal meremas bokongnya yang masih tertutup celana panjang. Tangannya mendekap erat tubuhku bagai tak ingin terlepas. Tanganku kian nakal mencoba berkelana dibalik kemejanya dan meremas kedua payudaranya yang masih terbalut BH. Ooohh.. begitu halusnya payudara Kriswin, halus dan kenyal banget.

Lalu tanganku bergerak melepas pengait BH nya sehingga dengan bebas tangan kananku dapat membelai dan meremas buah dadanya yang keras sementara tangan kiriku telah membekap kemaluannya yang masih terlindung celana panjangnya. Sementara Kristin memejamkan matanya meresapi setiap sentuhanku sambil terus bergoyang mengikuti musik yang menghentak-hentak. Tubuhnya bergerak merapat ke tubuhku.

“Kamu ganas juga, ya?” bisiknya.
“Tapi kamu suka kan?”

Kristin merapatkan tubuhnya sambil menciumi belakang telinga kananku. Hembusan hangat nafas Kristin membuat gairahku bagai dipacu. Jemariku segera mencari-cari puting susunya lalu memelintirnya sampai membuat Kristin mengikik kegelian.

Satu jam kemudian Kristin mengajakku pergi dari diskotik itu. Kami telah sama-sama sepakat akan meneruskan gairah kami hingga terpuaskan. Kami menuju ke sebuah hotel terdekat lalu segera menuju kamar yang telah kami pesan. Setibanya di kamar Kristin melucuti pakaiannya sambil menirukan gaya penari stripis. Secara halus, perlahan demi perlahan dilucutinya pakaiannya satu persatu dengan gerakan yang membuat air liurku hendak nenetes. Tinggal CD-nya saja yang masih melekat.

Dengan kedua payudara yang menggantung indah Kristin mendekatiku perlahan sambil mempermainkan CDnya yang sudah basah. Akupun ikut melucuti pakaianku dengan gerakan-gerakan yang juga aku buat seerotis mungkin. Mata Kristin berbinar-binar ketika BH-ku menghilang dari kedua payudaraku.

“Wowww.. besar dan kencang sekali.. buat aku ya..” kata Kristin sambil membelai pinggiran buah dadaku, kemudian Kristin mengulum putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.
“Ooogghh.. sshh.. enak banget,” rintihku.


Diisapnya dalam-dalam putingku itu dengan keahliannya. Sambil mengisap jemarinya terus menari-nari di payudara kiriku. Tanganku meremas-remas rambutnya yang mulai kucal sambil meremas-remas payudara kirinya yang sempat aku gapai.

Lidah Kristin yang sudah terlatih menyapu seluruh permukaan payudaraku dan melumat putingku secara bergantian. Desahan kami berpacu diantara nafas-nafas kami yang sudah tak teratur lagi. Kemudian Kristin mencumbui perutku dan terus kebawah ke arah pusat kenikmatanku yang sebelumnya telah ditelanjanginya.

“Bukit venusmu indah banget Wi..” pujinya membuatku tersanjung.

Otot-otot vaginaku terasa menegang ketika jari-jari Kristin merenggangkan labia mayoraku. Lalu jari tengahnya mengorek-ngorek klitorisku dengan penuh perasaan.

“Aaahh.. sshh.. mmhh..” desahku untuk kesekian kalinya.
“Jilatin say.. aku paling suka..”

Kristin menjilat klitorisku yang terasa tegang. Lalu menghisapnya kuat-kuat. Uaahh.. rasanya nikmat banget.. bahkan ketika lidahnya mulai turun menyusuri daerah sekitar lubang kawinku. Rasanya ingin mengeluarkan semua lava kenikmatanku yang menggedor-gedor ingin keluar.

Akhirnya Kristin menjatuhkan diri ke tempat tidur dan menarik tanganku. Sementara buah dadanya kian kencang. Putingnya kian memerah. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya. Seperti keringatku. Juga nafasku. Aku lorot CD-nya yang sudah basah benar.

Lalu aku menindihnya hingga tubuh dan payudara kami saling berimpitan, bibirku dilumatnya dengan liar. Vagina kami saling bergesekan hingga menimbulkan rasa panas di masing-masing vagina kami. Suara srek.. srek.. akibat gesekan rumput vagina kami menambah nikmat sensasi yang tercipta.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

“Ooohh.. Wi.. sudah lama banget aku naksir kamu.. aahhgghh..”
“Malam ini aku milikmu Kriiss..”

Setelah sepuluh menit kami saling berpagutan lidahku bergerak menuruni leher jenjang Kristin sampai bibirku hinggap di payudaranya yang kencang dan ramun. Aku hisap puting susunya yang keras dan coklat. Akhirnya tercapai juga keinginanku untuk mengganyang pentilnya yang besar itu.

“Wii.. terus aachh.. ehmm..” desahnya keenakan.

Kemudian aku semakin turun dan menghisap pusarnya, Kristin tidak tahan diperlakukan demikian. Erangannya semakin panjang.

“Aaach.. geli aach.. Wii..”

Aku terus menghisap-hisap pusarnya lalu aku turun dan saat sampai di Vaginanya. Aku sibak rumput-rumput liar di bukit belahnya itu kemudian mulai menjilatinya dan sesekali menghisap klitorisnya yang menyembul sebesar kacang.

“Aaacchh.. Wii terus achh.. enak..”

Kristin semakin menggelinjang tangannya menarik-narik sprei kamar hotel itu dan beberapa saat kemudian dia menjerit kuat. Aaacchh..!! Dan dari vaginanya menyembur lendir kenikmatan yang cukup banyak. Sruupp.. langsung aku hisap habis.

“Aaach Wii.. acchh..” jeritnya untuk kesekian kalinya.

Setelah mengalami orgasme yang pertama itu, Kristin tergeletak di atas ranjang. Aku segera meraih HPku di dalam tas. Lalu segera mengirim SMS buat Eric, temanku ngewe. Kristin yang tahu kalau aku menghubungi seseorang berlagak cemburu. Dia segera duduk tepat di depanku.

“Sms siapa sih say?” tanya Kristin cemberut.
“Ada deh..” jawabku sambil tersenyum padanya.

“Ah, nggak asyik. Katanya kamu malam ini milikku?” rajuk Kristin yang kemudian mengutak-utik vaginaku. Birahiku kembali bergelora. Aku biarkan saja Kristin mempermainkan daerah tersensitifku itu dengan jari-jari lentiknya. Nafasku memburu ketika ujung jari telunjuk Kristin masuk ke dalam lipatan vaginaku yang berair kemudian mengelus-elus lipatan dalamnya.


“Hoohh.. baby swety.. enak banget..” rintihku.

Payudaraku yang telah bengkak dijilatnya dengan lidahnya kemudian dilumatnya putingku yang sudah sangat keras itu. Sedangkan telunjuknya terus memilin-milin clitorisku.

“Aaaghh.. terus.. yeaahh.. jilatin say..”

Kristin berganti menjilati vaginaku sedangkan tangannya beralih meremas-remas payudaraku yang sudah sangat bengkak dan berwarna merah oleh hisap-hisapannya. Rasanya kakiku tak kuat menyangga tubuhku yang terasa berat oleh birahi yang telah sampai di ubun-ubun. Maka aku menghempaskan tubuhku diatas kasur dan Kristin meneruskan permainannya yang membawaku ke awang-awang.

Kini kami melakukan 69 style. Saling hisap, saling jilat dan terkadang aku menekan lubang kenikmatannya dengan jempolku. Lubang asyiknya yang merah merona aku tusuk dengan jari telunjukku berkali-kali, begitu pula yang dilakukannya terhadapku. Berkali-kali klitorisku dihisap oleh Kristin kuat-kuat. Berkali-kali Kristin mengalami orgasme, tapi aku masih bisa bertahan. Hingga kemudian pintu kamar dibuka dari luar dan Eric muncul dari balik pintu.

“Hallo gadis-gadis! Sedang asyik nih?” sapanya.
“Ric, cepat sodokin aku dengan penismu!” teriakku pada Eric.

Kristin segera minggir ketika Eric melucuti seluruh pakaiannya. Sepintas kulihat roman muka Kristin yang sedikit cemberut. Tapi aku nggak peduli yang penting Eric segera memuaskan birahiku dan membawaku ke pucuk-pucuk kenikmatan. Eric tersenyum lebar memandangi bibir kemaluanku yang semakin basah. Aku enggak tahan lagi, segera aku arahkan penis Eric yang sudah mengacung-acung keras itu ke lubang kemaluanku.

“Aaaggh!” pekikku saat Eric menekan penisnya agar masuk semua ke dalam lubang kemaluanku. Blees!! Akhirnya seluruh batang penis Eric mampu menjebol lubang kenikmatanku. Rasa perih bercampur nikmat jadi satu ketika Eric mulai mengocok liang kawinku keluar masuk.

“Aaawww.. enak banget vagina kamu Dewi.. seret.. tapi siip..” bisik Eric menyanjungku.

Eric terus memompa vaginaku sampai kami tak sadar mengeluarkan desahan dan rintihan birahi yang membuat Kristin terangsang banget. Rasa cemburunya hilang bahkan Kristin mendekatiku lalu mengenyot payudara kiriku, sedangkan Eric juga mengenyot payudara kananku. Segala kenikmatan syahwat aku rasakan dengan mata tertutup dan bibir yang menganga mendesah-desah. Hingga kemudian aku merasakan lava kenikmatanku yang menggedor-gedor.

“Aaahh aku mau keluar.. aahh.. sshh.. aahh..” pekikku.

Eric memompa penisnya semakin cepat hingga aku kesulitan untuk mengimbanginya. Sedangkan lidahnya maupun lidah Kristin semakin liar menjelajahi payudaraku. Lalu.. aahh.. Lendir kenikmatanku menghangat basah dan licin menyembur hingga membecek di sekitar selakanganku. Eric terus memompa dengan liar hingga kemudian dia berteriak tertahan, “Aaagghh!!” Croot..croot.. spermanya muncrat tertelan lubang kenikmatanku hingga menghangat di dalamnya.

“Riic.. keluarin penismu itu biar Kristin ngerasain nikmatnya pejuhmu. Kriiss.. hisap vagina aku say..” kataku kemudian. Kristin menjilat dan menghisap tandas semua cairan di vaginaku setelah Eric mencabut penisnya dari Vaginaku. Tapi tiba-tiba saja Kristin terpekik keras,

“Aaacchh!!”

Ternyata Eric menusukkan penisnya ke vagina Kristin yang cantik kalau menungging. Kristin misuh-misuh tapi kemudian ikutan ngerasain nikmatnya sodokan Eric yang sudah sangat berpengalaman ngentotin cewek-cewek dari berbagai usia.

Sambil mengocok maju mundur, Eric berpegangan sambil meremas-remas payudara Kristin yang sudah keras banget. Aku sendiri menjilati vagina dan klitoris Kristin dan sekali-sekali menjilat buah pelir Eric hingga membuat mereka sampai di pucuk-pucuk asmara.

“Aduuh sayang.. terus.. ah.. enak say.., nikmat sekali.. rasanya ingin keluar say, aduuh.. nikmatnya, terus.. yang cepat.. say.. aduh aku nggak tahan ingin keluar..” Kristin menceracau tak karuan beberapa saat kemudian tubuh Kristin menegang dan sur.. suurr croot.. croot..

Kemudian kami bertiga terkulai lemas bersimbah keringat yang membanjir. “Makasih ya say.. kalian berdua memang hebat,” gumamku penuh kepuasan. “Aku juga. Aku kira paling enak itu jadi lesbian, ternyata aku butuh variasi juga,” sambung Kristin.

“You’re welcome. Kapan-kapan aku bersedia di episode berikutnya..,” ujar Eric. Lalu kami tertidur kelelahan tapi penuh kepuasan.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Minggu, 26 Maret 2017

Terpaksa Selingkuh Untuk Merasakan Kembali Nikmat Seksual - AsliCeritaDewasa

Terpaksa Selingkuh Untuk Merasakan Kembali Nikmat Seksual - AsliCeritaDewasa



Aku menikah pada usia yang cukup, yakni 22 tahun Aku tak sempat melanjutkan kuliah, karena aku pada usia tersebut sudah dinikahkan olah orang tua, karena ayah memiliki hutang judi yang banyak dengan seorang laki-laki playboy “kampungan”.


Aku menikah dengan sang playboy, usianya sangat renta sekali, 65 tahun pada saat aku dinikahinya Setahun aku hidup sekasur dengan dia, selama itu pula aku tidak pernah merasakan apa yang dinamakan nikmat seksual

Padahal, kata teman-teman, malam pertama malam yang paling indah Sedangkan untuk aku, malam pertama adalah malam neraka !!! Ternyata, Burhan, suamiku itu mengidap penyakit diabetes (kadar gula darah yg tinggi), yang sangat parah, hingga mengganggu kejantanannya diatas ranjang Selama lima tahun kami menikah, selama itu pula aku digaulinya hanya dengan mencumbu, mencium, dan meng-elus-elus saja, selebihnya hanya keluhan-keluhan kekecewaan saja

Burhan sering merangsang dirinya dengan memutar film-film porno yang kami saksikan berdua sebelum melakukan aktifitas seksual Tapi apa yang terjadi ? Burhan tetap saja loyo, tak mampu merangsang penisnya agar bisa ereksi, tapi justru aku yang sangat amat terangsang, konyol sekali

Aku mendapat pelajaran seksual dari film-film yang diputar Burhan Aku sering berkhayal, aku disetubuhi laki-laki jantan Aku sering melakukan masturbasi ringan untuk melampiaskan hasrat seksualku, dengan berbagai cara yang kudapat dari khayalan-khayalanku

Pada suatu hari, Burhan harus terbaring di rumah sakit yang disebabkan oleh penyakitnya itu Selama hampir satu bulan dia dirawat di RS, aku semakin terasa kesepian selama itu pula Pada suatu hari aku harus pergi menebus obat di sebuah apotek besar, dan harus antre lama Selama antre aku jenuh sekali Tiba-tiba aku ingin keluar dari apotek itu dan mencari suasana segar

Aku pergi ke sebuah Mall dan makan dan minum disebuah restauran Disitu aku duduk sendiri disebuah pojok Karena begitu ramainya restauran itu, sehingga aku mendapat tempat yang belakang dan pojok Setelah beberapa saat aku makan, ada seorang anak muda ganteng minta ijin untuk bisa duduk dihadapan aku

Karena mungkin hanya bangku itu yang satu-satunya masih tersisa Dia ramah sekali dan sopan, penuh senyum Singkat cerita, kami berkenalan, dan ngobrol ngalor-ngidul, hingga suatu waktu, dia membuka identitas dirinya Dia masih bujang, orang tuanya tinggal di luar negeri Di Jakarta dia tinggal bersama adik perempuannya yang masih di bangku SMU

Hampir satu jam kami ngobrol Dalam saat obrolan itu, aku memberikan kartu namaku lengkap dengan nomor teleponnya Cowok itu namanya Ronald, badannya tegap tinggi, kulitnya sawo matang, macho tampaknya Sebelum kami berpisah, kami salaman dan janji akan saling menelpo kemudian Sewaktu salaman, Ronald lama menggenggap jemariku seraya menatap dalam-dalam mataku diiringi dengan sebuah senyum manis penuh arti

Aku membalasnya, tak kalah manis senyumku Kemudian kami berpisah untuk kembali kekesibukan masing-masing Dalam perjalanan pulang, aku kesasar sudah tiga kali Sewaktu aku nyetir mobil, pikiranku kok selalu ke anak muda itu ? kenapa hanya untuk jalan pulang ke kawasan perumahanku aku nyasar kok ke Ciputat, lalu balik kok ke blok M lagi, lantas terus jalan sambil mengkhayal, eh… kok aku sudah dikawasan Thamrin

Sial banget !!! Tapi Ok lho ?! Sudah satu minggu usia perkenalanku dengan Ronald, setiap hari aku merasa rindu dengan dia Suamiku Burhan masih terbaring di rumah sakit, tapi kewajibanku mengurusi Burhan tak pernah absen

Aku memberanikan diri menelpon Ronald ke HP nya Ku katakan bahwa aku kanget banget dengan dia, demikian pula dia, sama kangen juga dengan aku Kami janjian dan ketemu ditempat dulu kami bertemu Ronald mengajak aku jalan-jalan, aku menolak, takut dilihat orang yang kenal dengan aku Akhirnya kami sepakat untuk ngobrol di tempat yang aman dan sepi, yaitu; ” Hotel”

Ronald membawa aku ke sebuah hotel berbintang Kami pergi dengan mobilnya dia Sementara mobilku ku parkir di Mall itu, demi keamanan privacy Di hotel itu kami mendapat kamat di lantai VII, sepi memang, tapi suasananya hening, syahdu, dan romantis sekali ” Kamu sering kemari ?” tanyaku, dia menggeleng dan tersenyum ” Baru kali ini Tante ” sambungnya ” Jangan panggil aku tante terus dong ?! ” pintaku


Lagi-lagi dia tersenyum ” Baik Yulia ” katanya Kami saling memandang, kami masih berdiri berhadapan di depan jendela kamar hotel itu Kami saling tatap, tak sepatahpun ada kata-kata yang keluar Jantungku semakin berdebar keras, logikaku mati total, dan perasaanku semakin tak karuan, bercampur antara bahagia, haru, nikmat, romantis, takut, ah… macam-macamlah!!!

Tiba-tiba saja, entah karena apa, kami secara berbarengan saling merangkul, memeluk erat-erat Ku benamkan kepalaku di dada Ronald, semakin erat aku dipeluknya Kedua lenganku melingkar dipinggangnya Kami masih diam membisu Tak lama kemudian aku menangis tanpa diketahui Ronald, air mataku hangat membasahi dadanya ” Kamu menangis Yulia ? ” Tanyanya

Aku diam, isak tangisku semakin serius ” kanapa ? ” tanyanya lagi Ronals menghapus air mataku dengan lembutnya ” Kamu menyesal kemari Yulia ?” tanya Ronald lagi Lagi-lagi aku membisu Akhirnya aku menggeleng Dia menuntunku ketempat tidur Aku berbarin di bagian pinggir ranjang itu Ronald duduk disebelahku sambil membelai-belai rambutku Wah… rasanya selangit banget !

Aku menarik tangan Ronald untuk mendekapku, dia menurut saja Aku memeluknya erat-erat, lalu dia mencium keningku Tampaknya dia sayang padaku Ku kecup pula pipinya Gairah sex ku semakin membara, maklum sekian tahun aku hanya bisa menyaksikan dan menyaksikan saja apa yang dinamakan ” penis” semnatar belum pernah aku merasakan nikmatnya Ronald membuka kancing bajunya satu persatu

Kutarik tangannya untuk memberi isyarat agat dia membuka kancing busananku satu persatu Dia menurut Semakin dia membuka kancing busanaku semakin terangsang aku Dalam sekejap aku sudah bugil total ! Ronal memandangi tubuhku yang putih mulus, tak henti-hentinya dia memuji dan menggelengkan kepalanya tanda kekagumannya Lantas diapun dalam sekejap sudah menjadi bugil Aduh……jantan sekali dia Penisnya besar dan ereksinya begitu keras tampaknya Nafasku semakin tak beraturan lagi

Ronald mengelus payudaraku, lalu……mengisapnya Oh… nikmat dan aku terangsang sekali Dia menciumi bagian dadaku, leherku Aku tak kalah kreatif, ku pegang dan ku elus-elus penisnya Ronald Aku terbayang semua adegan yang pernah ku saksikan di film porno Aku merunduk tanpa sadar, dan menghisap penisnya Ronald

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Masih kaku memang gayaku, tapi lumayanlah buat pemula Dia menggelaih setiap kujilati kepala penisnya Jari jemari Ronald mengelus-elus kemaluanku, bulu memekku di elus-elus, sesekali manarik-nariknya Semakin terangsang aku Basah tak karuan sudah vaginaku, disebabkan oleh emosi sex yang meluap-luap

Aku lupa segalanya Akhirnya, kami sama-sama mengambil posisi ditengah-tengah ranjang Aku berbarimng dan membuka selangkanganku, siap posisi, siap digempur Ronald memasukkan penisnya kedalam vaginanku, oh… kok sakit, perih ?, aku diam saja, tapi makin lama makin nikmat

Dia terus menggoyang-goyang, aku sesekali meladeninya Hingga… cret…cret…cret…air mani Ronald tumpah muncrat di dalam vaginaku Sebenarnya aku sama seperti dia, kayaknya ada yang keluar dari vaginaku, tapi aku sudah duluan, bahkan sudah dua kali aku keluar Astaga, setelah kami bangkit dari ranjang, kami lihat darah segar menodai seprei putih itu Aku masih perawan !!! Ronald bingung, aku bingung

Akhirnya aku teringat, dan kujelaskan bahwa selama aku menikah, aku belum pernah disetubuhi suamiku, karena dia impoten yang disebabkan oleh sakit kencing manis ” Jadi kamu masih perawan ?! ” Tanyanya heran Aku menjelaskannya lagi, dan dia memeluk aku penuh rasa sayang dan kemesraan yang dalam sekali Kami masih bugil, saling berangkulan, tubuh kami saling merapat

Aku mencium bibir nya, tanda sayangku pula Seharusnya kegadisanku ini milik suamiku, kenapa harus Ronald yang mendapatkannya? Ah… bodo amat ! aku juga bingung ! Hampit satu hari kami di kamar hotel itu, sudah tiga kali aku melakukan hubungan sex dengan anak muda ini

Tidak semua gaya bisa ku praktekkan di kamar itu Aku belum berpengalaman ! Tampaknya dia juga begitu, selalu tak tahan lama !! Tapi lumayan buat pemula Setelah istirahat makan, kami tudur-tiduran sambil ngobrol, posisi masig dengan busana seadanya Menjelang sore aku bergegas ke kamar mandi membrsihkan tubuh

Ronald juga ikut mandi Kami mandi bersama, trkadang saling memeluk, saling mencium, tertawa, bahkan sedikit bercanda dengan mengelus-elus penisnya Dia tak kalah kreatif, dimainkannya puting payudaraku, aku terangsang……dan…… oh,… kami melakukannya lagi dengan posisi berdiri Tubuh kami masih basah dan penuh dengan sabun mandi


Oh nikmatnya, aku melakukan persetubuhan dalam keadaan bugil basah di kamar mandi Ronal agak lama melakukan senggama ini, maklum sudah berapa ronde dia malakukannya, kini dia tampak tampak sedikit kerja keras Dirangsangnya aku, diciuminya bagian luar vaginaku, dijilatinya tepinya, dalamnya, dan oh… aku menggeliat kenikmatan

Akupun tak mau kalah usaha, ku kocok-kocok penis Ronald yang sudah tegang membesar itu, ku tempelkan ditengah-tengah kedua payudaraku, kumainkan dengan kedua tetekku meniru adegan di blue film VCD Tak kusangka, dengan adegan begitu, Ronald mampu memuncratkan air maninya, dan menyemprot ke arah wajahku

Aneh sekali, aku tak jijik, bahkan aku melulurkannya kebagian muka dan kurasakan nikmat yang dalam sekali ” Kamu curang ! Belum apa-apa sudah keluar !” Seruku ” Sorry, enggak tahan… ” Jawabnya Kutarik dia dan kutuntun ****** ronal masuk ke memekku, kudekap dia dalam-dalam, kuciumi bibirnya, dan kugoyang-goyang pinggulku sejadinya

Ronald diam saja, tampak dia agak ngilu, tapi tetap kugoyang, dan ah… aku yang puas kali ini, hingga tak sadar aku mmencubit perutnya keras-keras dan aku setengah berteriak kenikmatan, terasaada sesuatu yang keluar di vaginaku, aku sudah sampai klimaks yang paling nikmat

Setelah selesai mandi, berdandan, baru terasa alat vitalku perih Mungkin karena aku terlalu bernafsu sekali Setelah semuanya beres, sebelum kami meninggalkan kamar itu untuk pulang, kami sempat saling berpelukan di depan cermin Tak banyak kata-kata yang kami bisa keluarkan Kami membisu, saling memeluk ” Aku sayang kamu Yulia ” Terdenga suara Ronald setengah berbisik, seraya dia menatap wajahku dalam-dalam

Aku masih bisu, entah kenapa bisa begitu Diulanginya kata-kata itu hingga tiga kali Aku masih diam Tak kuduga sama sekali, aku meneteskan airmata, terharu sekali ” Aku juga sayang kamu Ron ” Kataku lirih ” Sayang itu bisa abadi, tapi cinta sifatnya bisa sementara ” Sambungku lagi Ronald menyeka air mataku dengan jemarinya

Aku tampak bodoh dan cengeng, kenapa aku bisa tunduk dan pasrah dengan anka muda ini ? Setelah puas dengan adegan perpisahan itu, lantas kami melangkah keluar kamar, setelah check out, kami menuju Blok M dan kami berpisah di pelataran parkir Aku sempat mengecup pipinya, dia juga membalasnya dengan mencium tanganku Ronald kembali kerumahnya, dan aku pulang dengan gejolak jiwa yang sangat amat berkecamuk tak karua

Rasa sedih, bahagia, puas, cinta, sayang dan sebaginya dan sebagainya Ketika memasuki halaman rumahku, aku terkejut sekali, banyak orang berkumpul disana Astaga ada bendera kuning dipasang disana Aku mulai gugup, ketika aku kemuar dari mobil, kudapati keluarga mas Burhan sudah berkumpul, ada yang menangis

Ya ampun, mas Burhan suamiku sudah dipanggil Yang Kuasa Aku sempat dicerca pihak keluarganya, kata mereka aku sulit dihubungi Karuan saja, HP ku dari sejak di Hotel kumatikan hingga aku dirumah belum kuhidupkan Kulihat mas Burhan sudah terbujur kaku ditempat tidur

Dia pergi untuk selamanya, meninggalkan aku, meninggalkan seluruh kekayaannya yang melimpah ruah Kini aku jadi janda kaya yang kesepian dalam arti yang sebenarnya Tiga hari kemudian aku menghubungi Ronald via HP, yang menjawab seorang perempuan dengan suara lembut

Aku sempat panas, tapi aku berusaha tak cemburu Aku mendapat penjelasan dari wanita itu, bahwa dia adik kandungnya Ronald Dan dijelaskan pula bahwa Ronald sudah berangkat ke Amerika secara mendadak, karena dipanggil Papa Mamanya untuk urusan penting

Kini aku telah kehilangan kontak dengan Ronald, sekaligus akan kehilangan dia Aku kehilangan dua orang laki-laki yang pernah mengisi hidupku Sejak saat itu sampai kini, aku selalu merindukan laki-laki macho seperti Ronald Sudah tiga tahun aku tak ada kontak lagi dengan Ronald, dan selama itu pula aku mengisi hidupku hanya untuk shopping, jalan-jalan, nonton, ah…macam-macamlah

Yang paling konyol, aku menjadi pemburu anak-anak muda ganteng Banyak sudah yang kudapat, mulai dari Gigolo profesional hingga anak-anak sekolah amatiran Tapi kesanku, Ronald tetap yang terbaik.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia