IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Sabtu, 15 April 2017

Iseng-Iseng Kuajari Bocah Ini Cara Bercinta Yang Baik - AsliCeritaDewasa

Iseng-Iseng Kuajari Bocah Ini Cara Bercinta Yang Baik - AsliCeritaDewasa.



Kehidupan Rumah Tanggaku Normal Dan Wajar-Wajar Saja.Suamiku Sangat Baik Dan Sayang Banget Terhadapku Meski Kami Belum Di Karunia Seorang Anak.Tapi kami selalu bahagia. Kami telah menikah 3 tahun dan tinggal di kawasan perumahan yang cukup elit. Barusan aku berulang tahun yang ke 28 sementara usia suamiku 30 tahun. Kami bertemu cuma pagi hari dan malam hari saat kami pulang kerja. Ya, kami berdua sama-sama bekerja.


Suamiku bekerja di perusahaan asing yang terkadang mengharuskan dia untuk ke luar negeri untuk urusan kantor, sedang aku seorang Manajer di perusahaan real estate yang juga terkadang harus keluar kota atau luar pulau untuk urusan kantor pula. Kehidupan sex kami pun tidak ada masalah, memang agak jarang kami melakukan hubungan suami istri, paling juga seminggu sekali atau dua kali, itupun kalau kami sama-sama tidak capek karena seharian bekerja.

Tubuhku cukup bagus begitu pula suami ku, karena kami masih sering ke fitness bersama-sama. Teman-teman ku dikantor bilang tubuhku tinggi dan seksi, memang untuk ukuran teman-teman ku, tubuhku yang setinggi 170 cm termasuk cukup tinggi dibanding yang lain. Sedang suami ku lebih tinggi sedikit dibandingkan aku.

Sering kali suami ku bilang, tubuhku proporsional dengan tinggi tubuhku, buah dadaku yang berukuran 34 cukup proporsional. Buah dada dan kulitku yang putih sering kurawat karena suami ku sangat suka dengan kulit dan buah dadaku yang montok ini, biasanya jika aku bercermin kulihat bentuk buah dadaku bulat padat dengan kedua putingnya mencuat keatas meski tidak sedang dalam kondisi tegang.

kami berdua memang dari keturunan cina. Suatu saat, aku harus ke Samarinda untuk launching suatu proyek. Maka setelah berpamitan dengan suami, aku pun berangkat ke Samarinda dengan pesawat. Rencana nya aku harus berada di Samarinda selama 2 minggu sampai urusan proyek tersebut selesai.

Di Samarinda perusahaanku menyewa rumah khusus untuk keperluan proyek ini dengan tujuan setiap kali perusahaan mengirim karyawan kesini, mereka dapat tinggal di rumah ini. Sampai di bandara Samarinda, aku telah di jemput oleh mobil lengkap dengan sopirnya.

Sopirnya bernama pak Adil, usia nya kurang lebih sudah sekitar 60an. Pak Adil orangnya kecil dan kurus, wajahnya kurus pipinya kempong dan agak botak karena usia. Setelah melalui beberapa kompleks pertokoan dan tikungan, sampailah mobil kami di suatu komplek perumahan agak dipinggir kota. Rumah itu cukup bagus dan bersih ukurannya sedang.

Setelah mobil berhenti di kebun, pak Adil membukakan pintu, “silahkan , bu”, katanya dengan sopan dan menunduk. Aku pun turun dari mobil sambil mengucap terima kasih kepadanya. Dari dalam rumah, seorang ibu membukakan pintu dan menyambutku masuk, selagi aku melihat-lihat keadaan didalam rumah,

pak Adil masuk sambil membawa kopor ku yang langsung disambut oleh ibu tadi yang ternyata adalah pembantu yang disediakan untuk merawat rumah tersebut. dia bernama bu Jaenab. Pak Adil menunggu ku di depan pintu sambil berkata, “Jika ibu memerlukan mobil, telpon ke HP saya saja , bu. Saya harus ke bengkel untuk ganti oli. Setelah itu saya akan siap jika ibu minta diantar”.

Aku menengok kepadanya, “kalo gitu setelah bapak selesai tolong cepat kembali, karena saya mau ke lokasi proyek sore ini” ujarku. Setelah itu, pak Adil pun segera berangkat dan ibu tadi memperkenalkan dirinya, dan ternyata dia tidak tinggal dirumah ini, melainkan pulang kerumahnya sendiri tiap sore hari dan kembali lagi keesokkan harinya. Waduh, pikirku. bisa gawat kalo sendirian dirumah .

Maka akupun bertanya kepadanya, “bu, apa tidak bisa kalo ibu tidur disini saja kalo malam selama saya disini.” Bu Jaenab kelihatannya mengerti kalo aku takut sendirian kalo malam. “maaf bu, saya ada bayi dirumah tidak ada yang jaga, tapi kalo ibu mau, saya bisa suruh anak saya untuk jaga dirumah ini kalo malam’ ujarnya.


Sialan, pikirku. Gawat kalo sendirian, bisa gak tidur nih pikirku. Yah daripada tidak ada orang, gak apa apa lah. “kalo ibu gak keberatan iya lah, tolong suruh anak ibu untuk jaga tiap malam yah” ujarku agak memohon. “eh, tapi tunggu … anak ibu umur berapa ? cowok atau cewek ?” tanyaku. Bu Jaenab tersenyum dan menjawab,

“Anak saya baru umur 14 tahun, namanya Narto. tapi dia pemberani koq bu” ‘duh, yang jaga anak kecil pula’ pikirku. “baiklah bu Jaenab, malam ini bisa mulai jaga disini , kan ?” aku kuatir jangan-jangan baru besok, bisa berabe. “Kalo ibu mengijinkan, saya akan suruh dia kesini sore ini” ucapnya. Sesuai janji, Narto sudah ada dirumah sendirian ketika aku pulang dari lokasi proyek. Dia berlari-lari membukakan pintu pagar ketika melihat mobil kami didepan.

Narto bertubuh kurus dan hitam, tinggi nya kurang lebih hanya sebahu-ku, rambut nya lurus dipotong pendek rapi. Pak Adil telah berpamit pulang karena besok pagi sudah harus kembali siap untuk mengantarku lagi. Akupun berencana untuk segera mandi karena badan terasa gerah berkeringat. Kebiasaan ku dirumah jika aku hendak mandi, tubuhku hanya terbalut handuk saja,

karena berpikir dirumah ini toh tidak ada orang kecuali si Narto yang masih kecil, akupun cuek saja ketika tahu bahwa Narto masih di dalam kamarku sedang membersihkan kamar dan mengganti sprei baru. Posisi Narto sedang menghadap kearahku ketika aku lewat di depan nya hendak menuju ke kamar mandi, sekilas aku melihat dari pantulan cermin disebelah kananku, ternyata Narto menatapku yang hanya berbalut handuk ini.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Pandangan matanya kagum hingga mulutnya terbuka. Aku meneruskan langkahku masuk ke kamar mandi dan segera mandi. Didalam kamar mandi akupun teringat pandangan mata Narto ke tubuhku. Aku pun berkhayal di bawah pancuran air shower sambil menyabuni tubuhku.

Entah karena suasana yang sedang sendirian atau karena hangatnya air dan usapan tanganku sendiri, tapi akupun mulai terlena oleh imajinasiku sendiri. Sendirian ditempat asing membuatku merasa ingin melakukan hal-hal yang sedikit gila, apa salahnya jika aku mencoba menikmati selagi sendirian. Toh tidak ada seorang pun yang mengenalku disini, pikirku.

Hmm, akupun mulai mengalihkan pikiranku kepada Narto si anak hitam kurus itu. Mungkin aku bisa mengajarinya sesuatu untuk membuatku puas dan menyalurkan kegilaan ku ini. Tanpa berpikir panjang, akupun segera menyelesaikan mandiku dan kembali kekamar. Disana masih ada Narto yang sedang menyiapkan aku teh hangat.

Kulihat Narto menatapku lagi dengan tanpa perasaan bersalah atau sungkan. Maklum, mungkin dia masih ingusan, pikirku. “Narto, kamu bisa bantu pijitin ? tubuh tante capek sekali setelah perjalanan tadi siang”, kataku dengan nada yang lebih menyuruh daripada meminta. Tanpa menunggu jawabannya, aku segera merebahkan tubuhku keatas ranjang dengan posisi telungkup.

Handuk yang melilit tubuh ku kendorkan sedikit agar tidak terlalu erat. “tolong ambil minyak nya diatas meja itu , dan sini, naik keatas ranjang”, kataku sambil menepuk tepi ranjang. Narto hanya bisa mengangguk sambil melangkah mendekat setelah dia mengambil botol minyak ku. Kulihat dia akan segera naik ke atas ranjang, tapi aku segera berkata

“To, tolong lepas pakaianmu agar ranjangnya tidak kotor terkena pakaianmu itu” “tapi tante É aku … tidak pakai … ” katanya terpatah-patah. “kamu tidak pakai celana dalam … ?” tanyaku bisa menebak maksudnya. Akupun segera memperhatikan selangkangan nya, memang terlihat kontol nya terkulai kesamping di dalam celana pendeknya. Aku pun geli didalam hati.


“ya udah, aku akan menghadap kesebelah sana agar kau tak malu, tapi aku tak mau kalau kau naik keatas ranjang ini dengan pakaianmu itu” tegasku. “baik tante, saya akan lepas, sebelum tante pulang tadi saya sudah mandi koq ” katanya. Aku memang mencium aroma tubuhnya cukup segar dan tercium harum sabun murahan . aku pun menengok ke arah berlawanan dimana dia duduk, aku hanya geli saja,

karena dimana arahku menghadap ada cermin dari meja rias yang cukup untuk bisa melihat seluruh tubuhku yang sedang tengkurap ini, dan tentu saja akupun bisa melihat si Narto dengan jelas. Aku melihat dia sedang melorotkan celananya, dan … ya ampun ! aku cukup terkejut melihat kontolnya yang masih terkulai lemas itu ternyata cukup panjang dan rasanya tidak sesuai dengan pemiliknya.

Karena kontolnya cukup gemuk untuk tubuh si Narto yang ceking ini. Akupun mulai mengira-ngira gimana besar dan panjang nya kontol itu jika sedang dalam keadaan full ereksi jika terkulai lemas saja udah segitu, pikirku. “yang dipijat yang bagian mana, tante ?” tanya nya polos.

“emmm … semuanya, tapi mulai dari punggungku dulu ya, to” jawabku sambil terus memperhatikan kontolnya dari bayangan cermin. Narto mengolesi punggungku dan mulai memijat. Dengan posisi tubuhnya yang berlutut disamping tubuhku, aku bisa melihat dari cermin, kontolnya terayun-ayun menggemaskan. “tunggu, to. handuk ini bikin sesak, biar kulepas dulu”, kataku sambil melepas handuk itu lalu menutupkan keatas pantatku.

Sekarang tubuhku yang putih mulus ini dapat terlihat seluruh bagian belakang serta samping nya oleh si Narto. Kulirik Narto dari bayangan cermin, dia menelan ludah melihat tubuhku terbujur didepannya telanjang, hanya pantatku saja yang tertutup selembar handuk. kulihat kontolnya mulai mengacung.

Narto duduk diatas pahaku sambil meneruskan pijatannya di punggungku. Pahaku merasakan buah pelirnya menempel dikulit pahaku sambil bergoyang-goyang maju mundur karena gerakan pijatannya. Handuk yang semula menutupi bongkahan pantatku mulai tidak keruan letaknya karena terdorong-dorong Narto diatas tubuhku ini.

Napas Narto mulai terdengar tidak beraturan karena menahan gejolak dalam hatinya, sementara akupun mulai terangsang berat karena merasakan kontolnya tergesek-gesek kulit pantatku tanpa sengaja… atau mungkin disengaja olehnya, akupun sudah tidak ambil pusing lagi. Aku bergumam pelan kepadanya, “To, aku mau sambil tidur, yah. Kau tolong pijitin terus sampai aku tertidur” Narto menjawab dengan suara yang tidak jelas, mungkin karena diapun berusaha untuk mengontrol napasnya yang sudah memburu.

Akupun memejamkan mataku tapi sambil tetap melirik dari bayangan cermin disamping ranjang. Narto yang mengira aku sudah tertidur, pelan-pelan menarik handuk yang menutupi pantatku sampai akhirnya tubuhku sekarang benar-benar tanpa penutup apapun. Berani juga nih anak, pikirku.

Tangannya mulai memijat pantatku, atau lebih tepatnya meremas-remas. kurasakan ada suatu benda tumpul menyundul-nyundul pantatku yang ternyata adalah kontolnya yang sudah tegang dan keras itu. Dengan kedua tangannya, Narto meremas-remas pantatku sambil melebarkan celah pantatku dan kontolnya didorong-dorong sampai menempel ke bibir memekku.

Dengan perlahan tanpa dia sadari, kuangkat pantatku agar lebih menungging keatas sampai aku merasakan ujung kontolnya menempel dan menyundul memekku. Aku jadi merinding sendiri merasakan ada kontol seorang anak ingusan yang menyundul nyundul memekku yang belum pernah terjamah siapapun kecuali suamiku.

Tangan Narto memijat punggungku yang mulus sambil kontolnya yang sudah tegang didorong-dorong kan ke memekku. Aku diam saja pura-pura tertidur. Lama kelamaan tangan Narto pun mulai bergeser dari punggung ke arah samping buah dadaku yang sedang telungkup, dia bukan memijat lagi melainkan berupa remasan-remasan nafsu.

Akupun secara naluri mengangkat lagi bokongku agar lebih menungging sampai akhirnya aku merasa ujung kontolnya mulai menembus bibir memekku, akupun secara otomatis melenguh pelan. Narto yang merasa aku diam saja malah meneruskan tusukkannya lebih dalam lagi sampai akhirnya seluruh batang kontolnya masuk kedalam memekku dengan sempurna.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar