SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

SINICAPSA.COM

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Sabtu, 28 Oktober 2017

Menjadi Pemuas Nafsu Dari Tiga Wanita Montok Yang Ketagihan Kontolku - AsliCeritaDewasa.

Menjadi Pemuas Nafsu Dari Tiga Wanita Montok Yang Ketagihan Kontolku - AsliCeritaDewasa.

Menjadi Pemuas Nafsu Dari Tiga Wanita Montok Yang Ketagihan Kontolku 

Perkenalkan namaku Joni, usiaku saat ini 26 tahun, tinggi 174cm, badan atletis dan kulit putih. Kata para tetangga aku adalah anak haram dari hasil hubungan gelap ibuku dan majikannya dahulu saat bekerja menjadi TKI di singapura.


Alhasil sejak kecil aku sudah terbiasa tertekan mental, selalu diejek anak haram oleh teman-teman dan tetangga. Maklum, ayahku (suami ibuku) meninggal saat aku masih dalam kandungan dan setiap aku bertanya pada ibu, jawaban yang keluar hanya air mata.

Aku tumbuh menjadi sosok yang bermental baja dan sejak SMA aku memanfaatkan wajah indoku untuk menggaet cewek dan morotin uangnya tetapi tidak pernah sekalipun aku melakukan hubungan badan karena takut anak yang terlahir akan bernasib sama sepertiku. Tetapi hal itu berubah, saat aku memasuki kelas 2 SMA dan pindah sekolah di kota Malang bersama pamanku.

Bisa dibilang kehidupanku berangsur membaik terutama soal penampilan dan uang, karena aku memang di beri ATM khusus oleh pamanku yang bekerja di perusahaan pertambangan terbesar di Papua tanpa sepengetahuan tante Rima atau orang lain. Maklum, pamanku adalah keluarga satu-satunya ibuku dan pamanku menganggap aku anaknya sendiri. Aku kebetulan satu sekolah tetapi berbeda ruangan dengan sepupuku, namanya Vina.

Karena jaim Vina bercerita kepada teman-temanya bahwa aku anak seorang pengusaha yang kaya. Aku hanya tertawa saja, dalam hati aku ingin mengubur semua masa silamku dan menikmati kehidupan yang baru. Sepulang sekolah, aku langsung menuju rumah sementara Vina akan mengerjakan tugas dirumah temannya.

Sesampainya dirumah, aku langsung menuju kamar dan berniat untuk tidur siang tetapi hal itu urung aku lakukan karena Tante Rima berteriak-teriak kolam renangnya kotor dan menyindir aku, karena hanya aku yang ada dirumah itu sementara pembantu semua kabur karena tidak betah.

Tante Rima sangat judes, bawel dan nada bicaranya keras sangat bertolak belakang dengan penampilanya yang alim, berjilbab dan cantik tentunya. Uang kiriman pamanku yang berlebih membuat hari-harinya hanya pergi ke salon dan fitnes center.

Buru-buru aku berganti baju, hanya mengenakan kaos singlet serta celana pendek boxer dan langsung menuju kolam renang. Aku buka pipa pembuangan dan mulai membersihkan kolam dengan hati yang agak jengkel. Mendadak aku disuguhi pemandangan yang sangat indah, Tante Rima sedang beraerobik dengan pakaian super ketat sehingga melukis lekuk tubuhnya yang bohay.

Tinggi 165an, BH 36 (setelah eksekusi) berat 46kg tetapi berpantat menantang, langsing tapi mempunyai bulatan yang besar dan kenyal. Mendadak kontol ku mengeras, terus berdenyut hingga menyembul keluar dari CD dan boxer. Panjang kontol ku 15 cm dengan diameter sekitar 4,5 cm, mungkin benar aku anak haram majikanku karena ukuran ini sangat tidak mungkin dimilki orang indonesia tanpa campur tangan mak erot dkk.

Aku terus berusaha menahan diri dengan berbalik badan dan membelakangi, tetapi bayangan tubuh Tante Rima sudah terlanjur merasuk dan menjadi nafsu. Mendadak ada suara langkah kaki mendekat, tetapi aku pura-pura tidak tahu dan terus menyikat lantai kolam.

‘Jon…buruan dikit, aku mau berenang! Kata Tante Rima “iya Tan, ini sudah dipercepat kok! Sambil tetap membelakangi. ‘kamu tidak sopan ya, bicara membelakangi Tante! Tegasnya “iii…iyaaa..Tan maaf, aku tidak bermaksud…. jawabku

Kulihat mata Tante Rima melotot tidak berkedip dan seakan tidak menghiraukan jawabanku, hingga akhirnya aku menyadari bahwa mata Tante Rima tertuju kearah kont*lku yang tercetak jelas panjang menjulang bahkan seperempatnya terlihat jelas di kaos tipisku yang sudah basah. Karena takut dimarahi, aku langsung bergegas mengambil selang dan membilas kolam kemudian mengisinya kembali.

Buru-buru aku menuju kamar untuk mandi dan berganti pakaian yang kering, saat itu yang ada dalam otakku hanya takut ketahuan kalau aku sempat mengintipnya beraerobik dan menjadi terangsang. Tanpa terasa aku ketiduran dan bermimpi basah dengan Tante Rima!

‘tok…tok…tok…Jon…mana Vina kok belum pulang?? Teriak Tante Rima “belajar kelompok Tan! Jawabku spontan sambil berlari membuka pintu ‘Hpnya gak aktif, coba telepon temannya! Katanya sambil menyodorkan HP “iya… jawabku singkat

Entah disengaja atau tidak, walpaper di Hpnya adalah fotonya berpakaian senam dengan kulit mengkilat karena keringat, sangat sexy dan menggairahkan. Di telepon, Vina bilang akan merayakan ultahnya yang ke 17 dengan teman-temanya dan memintaku memberi tahu mamanya bahwa dia masih belajar dan menginap karena tugasnya akan dikumpulkan besok. Tante Rima mengangguk tanda mengizinkan padahal biasanya akan marah besar.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia
‘Jon…ayo keruang tamu, aku ingin bicara sesuatu! Ajaknya “iya Tan, aku ganti baju dulu!! Jawabku ‘gak usah, ayo… ajaknya setengah memaksa sambil menarik tanganku.

Sesampainya di ruang tamu, Tante Rima tanpa basa-basi langsung menyalakan TV dan DVD porno koleksinya tanpa sungkan-sungkan. Katanya, dia ingin mendengar pendapatku tentang masalah yang di hadapinya. Yaitu, tentang niat edannya mencari pemuas nafsu karena pamanku pulangnya 6 bulan sekali. Aku diajak curhat dengan harapan aku mau memahami keadaanya dan merahasiakanya dari pamanku. Dengan gugup dan terpaksa, aku mempersilahkanya asal jangan sering-sering.

‘tapi, aku takut… jawabnya “udah niat kok takut?! Jawabku berani karena Tante Rima tidak lagi seram buatku ‘bukan itu, aku takut tertular penyakit kelamin. Jawabnya “susah juga, walau sakit pasti ngaku sehat! Jawabku ‘kalau kamu, sudah pernah apa belum?! Tanya Tante mengejutkan aku “belum Tan, gak berani takut kalau hamil! Jawabku ‘tapi kamu pengen gak?? Tanya Tante memaksa

Aku hanya diam dan itu diartikan Tante sebagai jawaban ‘pengen’ sehingga dengan entengnya Tante Rima bilang ingin bekerja sama denganku. Aku ditawari menjadi pemuasnya dengan iming-iming bayaran perbulan, aman, sehat dan berjanji akan meminta suaminya untuk menguliahkan aku agar bisa merubah kehidupanku dan ibuku. Aku takut dan teringat pamanku, tetapi keseksian dan alasan meraih cita-cita membuatku harus berkata iya!

Begitu aku mengangguk, tangan Tante Rima langsung memelorotkan sarungku dan mengeluarkan kont*l jumboku dari CD. Seakan belum pernah melihat kont*l, Tante Rima melihat punyaku dengan tatapan penuh kemenangan, kagum dan takjub akan besarnya serta menelan ludahnya berulang kali.

‘barang impor memang beda! Pujinya “ajari aku Tan… jawabku asal, sebenarnya kesel juga dibilang barang impor pasti konotasinya aku anak haram lagi gumamku dalam hati. ‘pasti sayang! Tolong panggil Rima saja ya biar mesra?! jawabnya “selamat menikmati keperjakaanku! Bisikku lirih menggodanya

Rima tersenyum memanja dan mulai menjilati palkonku dengan lahapnya. Hisapan dan lidah basahnya berkecipak memenuhi ruang tamu beriring dengan desah Asia Carera di DVD. Aaaaaahhhh….sungguh nikmat rasanya, sebuah pengalaman pertama yang berharga. Sluuuuuuuurrrrppp….sluuuuuuuuuuurrrrrrrppp….lu dah dan lidahnya menyapu palkonku tanpa henti, sementara genggaman tangannya mulai mengocok pangkal kont*lku.

‘0oohhh…yeeeessssssssssss! Baby…kont*lmu besar sekali, pasti aku akan terkapar malam ini! Katanya disela-sela hisapanya “bukanya itu yang Tante cari… jawabku ‘kok Tanteee… protesnya! “sori…Say…emuuuuuuuuuuaaaaaaaaaachhhh! jawabku sambil mencium keningnya

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Aku si pemuas nafsu mulai terangsang dan larut dalam godaan nafsunya, tanganku bergerilya menyusup baju tidurnya dan langsung menarik tali BHnya dengan keras hingga putus. Toket Rima menggantung dan kenyal sekali, toket terbesar dan terseksi yang pernah aku nikmati.

Maklum biasanya toket pacarku SMA cukup imut dan putingnya susah di mainkan. Kepala Rima menggeleng tidak percaya, palkonku menthok di tenggorokanya tetapi menyisakan separuh di genggamanya. Aku hanya tersenyum bangga sambil memainkan toketnya.

Rima mendorong tubuhku hingga terlentang di Sofa mengisyaratkan untuk meniru adegan di DVD, posisi 69 yang sangat terkenal itu. Memek Rima terlihat gundul seperti baru saja dicukur, begitu tembem dengan lipatan-lipatan di bibir memeknya. aku pijit-pijit dan aku gelitikin dengan ujung lidahku,

aaaaaaaaahhhhhhhhh….ekspresi kegelian Rima tergambar jelas pada hisapanya yang kuat dan setengah menggigit. Sudah sangat becek dan licin rupanya Tanteku ini, gumamku dalam hati sambil membuka memeknya dengan dua jariku aku si pemuas nafsu memasukkan lidahku jauh kedalam batas jangkauanku.

Pantat Rima mengejang, kedua pahanya menghimpit wajahku dan kurasakan lendir asin kembali keluar dari memek indahnya. Begitu harum dan kencang, sangat terawat sekali memeknya…. uuuuuuuuuuuuhhhhhh….palkonku berulang kali menyentuh tenggorokanya, sangat hangat dan basah.
Nikmat sekali rasanya disepong dan ini adalah pengalaman pertamaku! Tak mau kalah, dengan jari telunjuk dan jari tengah aku mulai mengocok memeknya, sangat cepat dan sesekali menggelitiki dinding memeknya dengan tarian jariku.

‘aaaaaaaaaaaaaammmmmmmmmppuuuuun..Beib…aku gak kuattt!

Rengeknya dan lagi-lagi Rima mencapai orgasme

“enak kan say… kataku sambil mengoleskan lendir di jariku ke anusnya ‘masukin sekarang Beib…. katanya sambil duduk berjongkok membelakangiku.

Di geseknya palkon ke bibir memek beceknya, berulang kali hingga membuatku nyeri dan ngilu. Layaknya penthol korek yang digesekkan dan menyala, gesekan palkon di memeknya seakan serupa dan membakar gelora nafsuku.

Pelan-pelan Rima memposisikan palkon ke lubang memeknya dan perlahan mendudukinya.
BLES…BLEEEEEESSSSSSSSSSSS….BLESSSSSSSSSSSSSSSS SSSSSSSSSSSSSSSSSSSSSS……

‘Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh….sakit Beib…gak muat rasanya! Rengeknya “ooohh….say…sakit… kataku meringis karena memeknya tidak mampu menampung panjang kont*lku dan pangkalnya menjadi bengkok karena di duduki pantatnya.

Agar sama-sama enak, aku si pemuas nafsu berinisiatif untuk mengarahkan tubuhnya ke posisi doggy style dengan bertumpu pada sandaran sofa. Aku menusuknya dengan sangat pelan, menikmati setiap mili dinding memeknya. membuat Rima menjerit melengking memecah keheningan malam.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

‘ah…ah…ah…ah..ah..ah…ah…ah…ah…ah… aaaaaaaaaaaammmmpun Beib! Teriaknya “bagaimana Say? Bisikku sambil memainkan lubang anusnya dengan jariku ‘hemmmmmmmmm…aku belum pernah merasakan yang senikmat ini.

Butuh tenaga extra untuk memompanya lebih cepat, karena memeknya memang press membungkus kont*lku. Aku mengambil 1 sachet madu dan coba-coba menuangkan dimemeknya dan melumuri kont*lku. Jauh lebih nikmat, lebih licin, agak lengket dan otomatis membuat dinding memeknya tertarik keluar masuk seiring drngsn goyangan kont*lku.

‘auh…ah…ah…ooooooooooooooooohhhh…. desah Rima PLAK…PLAK…PLAK…PLAK….PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKK K…. benturan pantatnya dan pahaku terdengar semakin jelas. Hemmmmmmmmmmmm…sangat nikmat dan dahsyat.

‘ayo Beib, buruan aku mau keluar! Desahnya “uuuuuuuuuuuhhhhh…tunggu bentar say kita keluarin bersamaan” kataku lirih.

Dan benar saja, hanya dalam hitungan menit aku si pemuas nafsu dan Rima menyemprotkan lendir orgasme hampir bersamaan, begitu banyak dan kental sekali. Sengaja aku tidak mencabut kont*lku dan membiarkanya tetap terbenam dalam memeknya.

Aku peluk dari belakang sambil memainkan toketnya dan kemudian aku dudukkan Rima diatas pangkuanku dalam keadaan kont*l masih tetap menancap. Hingga 4 kali aku ber-ML ria, memanfaatkan rumah kosong dan memaksimalkan potensi kont*lku pada hobi baru ini. Diatas tangga, di dalam kamarnya dan di dalam kamarku.

Bahkan di pagi harinya sekitar jam 06:15 saat Rima memasak mie, aku sempatkan kembali menusuk memeknya dari belakang dengan masih berpakaian lengkap. Aku hanya membuka resleting serta menurunkan CDku saja dan langsung menyingkap dasternya kemudian memasukkanya dari sisi CD kuningnya.

Sejak saat itu, kami seperti pengantin baru yang sedang berhoney moon dengan memanfaatkan waktu-waktu dimana Vina sedang tertidur atau keluar rumah. Disisi lain, dompetku semakin tebal Tante Rima memberiku uang saku berlebih padahal tanpa sepengetahuanya Pamanku juga memberikan uang saku bahkan dengan ATM khusus. Semua tampak harmonis, bahkan Pamanku juga senang karena istri tercintanya tidak lagi bersikap kasar terhadapku.

Selama empat bulan, tiada hari tanpa ngentot dan ujung-ujungnya aku si pemuas nafsu menjadi ketagihan berat dengan apa yang namanya memek. Aku sangat tersiksa saat Pamanku pulang kerumah, walau hanya 12 hari tetapi itu sangat lama bagiku.

Lucunya, suatu hari dengan sms Rima menceritakan bahwa suaminya kaget karena memeknya longgar tidak sesempit dulu tapi dengan tanpa sesal dan dosa Rima beralibi bahwa untuk mengatasi gejolak nafsunya dia memakai dildo sambil membayangkan pamanku. Hehehehehee….ujung-ujungnya pamankulah yang merasa bersalah dan meminta maaf.

Kembali ke cerita, memasuki hari kedua diantara 12 hari itu aku sudah merasa tidak kuat. Hasratku tersendat tanpa tahu dimana tempat menyalurkan syahwat. Pada suatu malam, saat paman dan tanteku menginap di hotel untuk mencari suasana baru aku nekat mengetu kamar Vina.

Dengan melas dan sok care aku mengutarakan semua isi hatiku. Bahwa aku lagi BT ( Birahi Tinggi ) sudah 4 bulan menjomblo dan tidak dapat menyalurkan hasrat. Walau sempat terkejut dan risih, tetapi Vina memahami dan kasihan kepadaku. Hehehehee…walau sebenarnya aku hanya berakting.

Mendadak situasi menjadi terbalik, dengan bersikap care juga Vina bercerita bahwa sudah 2 minggu Dia dan pacarnya break karena pacarnya kedapatan selingkuh. Aku bersorak riang di dalam hati, memanfaatkan setiap peluang yang ada. Aku berakting sok simpatik, care, fear dan vulgar untuk memancing sejauh mana dia bercinta (sex).

Aku menceritakan, sudah biasa nge-sex dengan pacarku dulu dan sekarang lagi pengen. Aku kaget karena dia menganggap biasa dan tanpa ragu mengakui sudah tidak perawan. Akhirnya kami bersepakat untuk saling mengisi sementara waktu sebelum mendapatkan pacar yang baru. Tetapi dengan syarat, tidak lebih dari oral sex dan hanya saat berada di rumah. Its Magic!!!

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

Dari bawah bantal, Vina mengeluarkan sebuah diary dan ternyata itu tempat dia menyembunyikan DVD porno koleksinya. Akhirnya kami menonton aksi panas Maria Ozawa di kamar Vina sambil tidur-tiduran di kasur. adegan semakin panas, begitu juga dengan kami. Kont*lku seakan sudah membatu, mengeras menahan nafsu sementara Vina hanya diam memeluk bonekanya tetapi samar-samar mulai aku si pemuas nafsu dengar desah nafasnya tidak beraturan.

“Vin…tolong kocokin punyaku ya? Rengekku ‘tegang ya? Heheheheee… jawabnya cengengesan, padahal aku tahu dia juga lagi horny berat. “please…. aku memohon ‘ingat ya, Cuma oral!! Jawabnya
Aku mengangguk dan langsung menyodorkan kont*lku tepat di depan wajahnya. Vina tercengang dengan ukuran kont*lku yang jumbo dan menelan ludah hingga 2 kali. Dengan agak ragu jari lentiknya meraih kont*lku dan mulai mengelunya pelan-pelan. Sungguh lembut sambutan tanganya, lambat tetapi syarat akan nikmat syahwat.

Aku merem melek dan mendesah keenakan untuk memancing nafsunya. Terus dan terus tetapi Vina tetap pada kocokanya saja. Aku ingin lebih dengan memaksanya mencium dan mengulum palkonku. Dengan agak terpaksa Vina menurut dan mulai mengurut kont*lku dengan mulut imutnya.

Sluuuuurrrrrrrrrppppp…sluuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrpp ppp….suara becek mulai hadir diantara kami. aku belai wajah dan rambutnya, turun ke lehernya, punggungnya hingga akhirnya ke pantat sintalnya. Aku remas gemas pantatnya, sambil sesekali meraba memek yang tertindih badanya yang tengkurap.
Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhh….aku mendesah ditelinganya, coba merangsangnya dari indera pendengarnya dan rupanya langsung berhasil. Kulumanya semakin cepat dan akal sehatnya seakan sudah luruh sehingga tanganku bebas meluncur ke sela-sela baju tidurnya.

Toketnya sudah sangat kenyal begitu juga dengan puting mungilnya,walau baru tumbuh tapi kurasakan putingnya cukup enak dimainkan. Kupijit dan aku pilin berulang-ulang membuat tubuh Vina mengejang hebat sampai-sampai palkonku digigitnya.

“aaaaaduuuuuuuuhhhhh…kok di gigit! Teriakku ‘sori…abis geli banget!! Jawabnya
Vina hendak beranjak dari tempat tidur dan dengan sigap aku si pemuas nafsu langsung menariknya hingga kembali jatuh di ranjang, langsung aja aku sergap dengan ciuman di leher dan remasan di kedua toketnya sambil meninndihnya.

Sementara kont*lku aku gesekkan ke selangkanganya yang otomatis merangsang memeknya. berkali-kali Vina memintaku untuk berhenti tetapi aku tidak memperdulikanya malah terus mencumbu penuh nafsu. Hanya dalam hitungan menit, Vina menyerah pasrah dengan membalas cumbuanku dengan penuh gairah.

Tangannya meraba dan meraih kont*lku kembali, mengelus serta mengocoknya dengan tempo yang cepat. Nafasnya memburu dan melenguh mengisyaratkan siap untuk cumbuan lebih lanjut. Ini saatnya, gumamku dalam hati dan langsung menarik celana tidurnya dengan cepat sehingga tidak ada kesempatan untuk melarangku.

Begitu melorot, mulutku langsung menyusuri paha mulusnya dengan ciuman, hisapan, jilatan bahkan dengan gigitan yang manja.

OOOOOOOOOOOOOOOOHHHHHH…. vina mendesah panjang sambil menjambak rambutku dan menekan kepalaku kepangkal pahanya. Aroma memek becek langsung semerbak di hidungku, aku cium dan aku raba-raba dengan jariku.

Desahanya semakin memanja, dengan mata merem-melek dia memohon agar aku terus merangsangnya. Jari telunjukku aku tusukkan ke memeknya, lendir hangat serta merta membuat laju jariku semakin dalam memasuki memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhh….enaaaaaaaaakkkk……. …..ooouuuuhhh…terussssss….uuuuuuhhhh…janga n berhenti ya…. rengeknya meracau “iya…aku lepasin CD kamu ya?? Pintaku ‘taa….taaaaaaaaaaaapiii pakai jari aja ya?? Jawabnya “iyaaaaa…. jawabku

Aku lepaskan CD beserta baju tidurnya kemudian aku melepaskan bajuku sendiri, sehingga aku dan Vina sudah sama-sama bugil. Aku harus mencuri kesempatan agar kont*lku bisa memasuki memeknya, pikirku. Aku kocok memeknya dengan jari telunjukku, maju-mundur dengan cepat, lebih cepat dan teruuuuussssssssss…… hampir setengah jam aku terus mengocoknya, entah berapa kali dia orgasme aku tidak peduli karena niatku memang membuatnya mabuk kepayang. Berkali-kali pantatnya bergetar-getar dengan kaki mengejang tapi aku tetap mengocoknya tanpa mau menurunkan tempo kocokanku.

Aku memintanya berposisi doggy style dengan alasan agar lebih nikmat, vina menurut saja dan menunggingkan pantatnya yang putih. Tampak belahan pantatnya mengkilat bekas aliran hangat lendir orgasme dan dua jariku kini aku masukkan, membuat memeknya kembali sesak sehingga rangsangan dari dinding memeknya terasa lebih nikmat.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

Saat Vina mulai menikmati dan terbuai, aku si pemuas nafsu langsung menghentakkan kont*lku kedalam memeknya. sangat kuat hingga membuat tangannya tidak mampu menopang tubuhnya dan jatuh ke kasur sambil berteriak keras.

AAAAAAAAAAAAAAAAAAAUUUUUUUUUUUUUWWWWWWW…. AAAAAAA AAAAAAAHHHHH… sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttt tttttttt… aduhhh… mmmmmmmmm… periiiiiiiiihhhhhh hhhhhh…. bajingan kamuuuuuuuuuuuuuu…….. uuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhh …. teriaknya

Aku terus menekan dan memaju-mundurkan kont*lku, sangat susah dan menyesak di memeknya. hingga kurasakan dinding memeknya berkedut-kedut menyesuaikan ukuran kont*lku. Aku tidak menghiraukan rengekan Vina, tetap fokus dan terus menekan maju dengan semangat 45. Aku membuka mulut saat aku mulai mendengar suara desahanya.

‘hemmmmmmmm…ooooooooooohhhhhhhhhhhh…aaaaaaaaaa aghhhh…gumamnya “bagaimana enak kan? Godaku ‘kaaaaaaa….kaamuuuuu…bajingan…. tidak menepati janji! Jawabnya “udah…jangan begitu…nikmati aja dulu, baru komentar!!! Jawabku asal

Hampir 2/3 kont*lku tertelan memeknya, masih sesak tetapi sudah sangat licin sehingga passs mantabbb buatku. Maju-mundur aku terus menggoyangkan pantatku keluar masuk memeknya, sementara jari-jariku merangsang pinggang dan punggungnya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhh…. aaaaaaaaaaah hhh… desahnya “hemmmmmmmmmm… memek kamu sangat nikmat Vin! Pujiku ‘emang… ooooooooohhhhh…burungmu aja yang kegedean! Jawabnya masih sewot

Mendadak Vina meminta bertukar posisi diatasku dan mulai mengambil alih pertempuran ini, pantatnya meliuk menari menggoyang kont*lku. Memutar ke kiri memutar ke kanan, goyangan Vina membuat palkonku ngilu dan berdenyut cepat. Sangat nikmat dan aku suka!! Kuakui, memeknya jauh lebih nikmat daripada memek ibunya, beruntung sekali aku dapat merasakanya.

“Vin…aku hampir keluaaarrrrrrr….aaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh… kataku ‘aaaaaaaaaaaaaahhhhhh….. desahnya sambil menyemprotkan lendir orgasme

Dengan cekatan Vina melepaskan kont*lku dari cengkeraman memeknya dan langsung mengamankan spermaku dengan mulutnya. ujung palkonku dihisapnya kuat-kuat sementara pangkal kont*lku dikocoknya dengan cepat.

AAAAAAAH…AH…AH…AH…AH…AH…AAAAAAAAAAUUUW W… rengekku
CROT…CROT….CROT…..CROOOOOOOOOOTTTTTTTTTTT… . spermaku menyemprot kuat kedalam mulutnya bahkan ada yang langsung keluar dari hidungnya. Sangat banyak dan sangat kental! Vina terus melumat, menghisap dan menjilat tanpa jijik, tidak ada lagi kata cacian yang ada tinggal lenguhan serta puja dan puji.

Setelah puas, aku kembali menuju kamarku tanpa memakai baju karena malam ini memang hanya ada aku si pemuas nafsu dan Vina. Karena lelah, aku langsung merebahkan badan dan tidur dengan harapan bisa nyenyak dan terbawa mimpi. Tapi ternyata Vina malah menyusul aku, sehingga kami tidur bersama dalam pelukan hangat tanpa baju yang menyekat alias bugil. Kami sangat pulas, hingga akhirnya kami bangun kesiangan dan membolos sekolah.

Hingga hari ke-12 aku masih tetap menderita, ada cemburu dihatiku saat pamanku bermesraan dengan Tante Rima, melihat tapi tidak bisa menyentuh karena mereka sangat lengket penuh rindu terutama pamanku. Walau ada Vina yang membantu memuaskan nafsuku tapi tetap saja aku gelisah.
Aku kembali ceria saat Pamanku balik ke Papua karena otomatis aku yang menjadi raja dirumahnya. Rima sebagai ratuku dan Vina sebagai selirnya. Setiap hari kami memacu hasrat, memadu rindu dan mengadu nafsu.siang malam Rima dan Vina menuruti kemauanku, untungnya keduanya tidak saling tahu.

Sebulan berselang, kami mendapat kabar Pamanku meninggal dunia akibat gagal ginjal. Aku si pemuas nafsu mendadak syok, karena sifat dan sikapku yang selama ini aku lakukan apalagi dalam wasiatnya aku tercatat menerima 25% hartanya, sementara yang lainya untuk Vina dan Rima. Tapi setan tidak mau aku berlarut-larut dalam sesal, dengan modal nafsu dan harta setan kembali mengambil alih hatiku.

Aku menjadi suaminya Rima saat di ranjang dan tetap meladeni nafsu Vina yang kian hari kian menjadi, sama seperti aku. Bahkan walau sudah mempunyai pacar Vina tetap saja meminta jatah kepadaku dengan alasan kont*lku lebih berasa mantapnya.

Baiknya Vina dan ibunya (Rima), mereka tidak pernah melarang aku dekat atau pacaran dengan siapapun yang penting jatah dirumah tetap aku penuhi. Kadang aku berfikir bahwa aku tidak lebih dari seorang gigolo untuk tanteku dan selingkuhan bagi sepupu perempuanku….

Sepeninggal Pamanku semua tampak baik-baik saja terutama baik buatku, seolah-olah kini aku yang menjadi kepala keluarga semuanya hampir sepengetahuanku. Maklum aku menjadi perantara diantara Rima dan Vina, diantara Ibu dan Anak karena aku memang akrab dengan keduanya bahkan intim, tetapi dengan posisi yang terpisah.

Aku sangat leluasa terutama yang berkaitan dengan uang, sehingga sedikit banyak membuat sikap dan sifatku berubah. Aku berpenampilan modis, sering dugem dan lupa darimana aku berasal karena saat itu aku memang ingin melupakan masalalu.

Mendadak aku menjadi idola cewek-cewek disekolah dan diluar sekolah. Tetapi entah mengapa, aku kurang greget saat berpacaran dengan sebaya mungkin karena ABG seumuranku begitu munafik soal sex. Padahal mau tetapi malu, ragu dan harus berfikir ulang beribu kali.

Ada satu guru yang menjadi favorit disekolahku, namanya Nancy guru bahasa inggris, tingginya sekitar 170an, badan padat berisi, kulit putih buanget, toket 35 dan yang spesial adalah dia sudah setahun menjanda karena suaminya meninggal dalam kecelakaan pesawat.

Jujur aku sangat bingung untuk melakukan pendekatan, kalau memakai cara halus jelas tidak mungkin karena otakku biasa aja, bahasa inggris pun pas-pasan! Gumamku dalam hati. Aku si pemuas nafsu terus berfikir, bahkan sempat curhat dengan Vina.

Anehnya Vina merespon positif dan memberikan aku sebuah ide jitu dan dia mau terlibat di dalamnya. Aku dan Vina berniat meminta les privat dirumahnya bu Nancy yang kebetulan masih ada dalam satu komplek perumahan dengan kami.

Berulang kali Dia menolak, tetapi bagaimanapun juga seorang guru sangat menghargai niat muridnya untuk belajar. Akhirnya Dia mau dengan satu syarat, tidak boleh mengatakan ini kepada siapapun karena Dia tidak mau ada banyak murid.

Satu, dua, tiga hingga satu minggu aku dan Vina les dirumahnya, tetapi belum juga menemukan jalan yang terdekat dan terbaik untuk mencuri hatinya. Vina pun sudah mulai bosan dan jenuh mengikuti lesnya karena pada dasarnya tidak ada niat les.

Entah mengapa lagi-lagi Vina mau membantuku, padahal jauh di dalam hati ada suka dan cemburu dihatinya walau sebenarnya kami seorang sepupu. Tanpa sepengetahuanku, Vina membuka sebuah situs yang berisi aneka obat dan alat bantu sex serta memesan sebuah obat perangsang.

“ini apa? Tanyaku ‘ntar sore coba aja, semoga sukses!! Jawabnya sambil berlalu
Sorepun tiba, seperti biasa aku datang kerumah Bu Nancy tetapi kali ini tidak bersama Vina yang entah kemana. Entah mengapa sore itu wajah Bu Nancy tampak berbeda, terlihat letih dan tanpa senyum. Dengan sok dewasa aku bertanya dan mencoba berbincang dengannya.

“kalau ibu sakit, Lesnya libur aja…silahkan istirahat!! Kataku ‘tidak apa-apa hanya gak mood aja! jawabnya datar “pasti ada sesuatu, kalau mau Ibu bisa berbagi cerita denganku…anggap aja aku teman Ibu?! Kataku

‘mmmm….hehehehee….thank, but its OK kok!! Jawabnya sambil tersenyum “tuh…ibu cantik banget kalau tersenyum, pasti akan lebih cantik kalau senyumnya tidak di paksakan!! Rayuku sambil bercanda ‘berarti benar, pantesan banyak cewek yang mengidolakan kamu!! Jawabnya “benar apanya Bu? Biasa aja kali… jawabku ‘benar-benar Play Boy!! Hahahahahaaa…jawabnya tertawa

“kok playboy?? Aku kan jomblo Bu…tapi gak apalah asal ibu bisa tersenyum terus!! Jawabku ‘tuh kan, wajah oke…rayuan mantap…pasti semua cewek klepek-klepek!! Jawabnya “tapi…kok ibu tidak klepek-klepek??? Tanyaku dengan nada tegas ‘hmmm…emang kamu berniat merayu Ibu? Aku kan Ibu-Ibu…janda lagi!! Jawabnya “tapi aku memang berniat merayu Ibu! Jawabku

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Mendadak Bu Nancy terdiam, matanya berkaca-kaca dan beberapa detik kemudian air matanya berlinang. Pelan-pelan Dia bercerita bahwa adik suaminya berniat melamarnya untuk menyambung kembali silaturahmi karena memang belum dikaruniai anak.

Tetapi setiap melihat wajahnya dan mendengar nama belakang keluarganya, dia selalu teringat suaminya. Sambil terus mendengarkan ceritanya, aku mengambil segelas air dan dengan tegang memasukkan tiga tetes obat perangsang kedalam gelas.

“ini Bu…silahkan diminum, biar lebih tenang! ‘thank… jawabnya singkat “habiskan aja Bu…biar air matanya tidak kering!! Candaku

Segelas air telah habis tertelan, sambil menunggu reaksinya aku terus berbincang dan mendekatkan diri tepat berada disihnya. Belum apa-apa aku sudah dag-dig-dug tidak menentu, aku si pemuas nafsu sangat terangsang saat melihat belahan dadanya yang sepintas terlihat dari celah kancing bajunya.

Belum juga hilang gugupku, tiba-tiba kepalanya bersandar dipundakku. Aroma tubuhnya seakan merasuk ke jiwaku, begitu wangi dan menggugah birahi. Aku mencoba untuk membelai rambutnya, tetapi jarum jam belum menunjukkan 15 menit dimana obat itu akan efektif bekerja. Baru 7 menit dan tanganku ingin segera menyentuh halus kulitnya….

“kalau tidak cinta ya tolak saja, daripada terbebani! Kataku sambil mengelus pundaknya ‘iya…tapi aku tidak tega mengatakanya! Jawabnya “tidak tega berarti kasihan, bukan cinta! Kataku tegas ‘iya…aku…aku…. katanya terbata “kenapa Bu?? Tanyaku ‘aaaa…aku… jawabnya tidak jelas “emuaaaach…pandanglah aku sebagai seorang pria, lupakanlah bahwa aku ini muridmu! Bisikku sambil mencium belakang telinganya

Kulirik kearah jam, 15 menit sudah terlewati dan inilah saatnya! Pikirku dalam hati dan dengan segenap percaya diri aku si pemuas nafsu mulai berani membelai, mengelus dan merayunya dengan sejuta gombalan dan pujian. Pelan-pelan Nancy semakin hanyut dalam manisnya rayuanku, tapi saat kucium bibirnya Nancy berusaha mengelak tetapi aku terus memaksa dan dengan sok PeDe aku berkata semauku.

“walau belum mengalami, tapi aku bisa merasakan bagaimana setahun tanpa belaian! Aku sayang kamu mbak… kataku lirih ‘sudah Jon, jangan teruskan ini! Jawabnya sambil melepaskan pelukanku dan berlari ke kamarnya dengan derai air mata.

Bagaimana obat perangsangnya, apa mungkin belum maksimal?? Tanyaku dalam hati sambil berjalan menuju kamarnya. Kulihat Nancy terisak sambil terbaring di tempat tidur dengan belahan rok yang menganga memamerkan paha mulusnya. Aku si pemuas nafsu menjadi semakin bernafsu dan tanpa sepengetahuanya aku melepaskan semua bajuku tanpa sisa hingga nampaklah kont*lku yang sudah menegang panjang dan keras.

Aku dekati Nancy dan langsung aku tindih pinggangnya dengan posisi duduk. Lagi-lagi Nancy berontak dan berhasil membalikkan badan. kembali aku harus memaksanya, terjadi tarik menarik diantara kami dan tentu akulah pemenangnya.

Secara tidak sengaja aku menarik kerah bajunya dan itu membuat semua kancing bajunya terlepas paksa hingga tampaklah dua bukit bulat miliknya terombang ambing mengikuti gerak badanya. BHnya seakan tak mampu menampung bulatan kenyal miliknya.

‘Jon…hentikan in! Teriaknya “ayolah Mbak…nikmati saja!! Jawabku

Mendadak matanya tertuju pada kont*lku yang berada ditengah-tengah bulatan toketnya, aku si pemuas nafsu jepit dan aku tekan-tekan dengan kedua toketnya sambil meremas dan memilin putingnya. Praktis hanya kedua kakinya yang meronta, sedang tubuh atasnya tidak karena kedua tangannya aku tindih dengan lututku. Akhirnya Nancy menyerah juga, matanya menutup pasrah dengan nafas yang terengah. Melihat sebagai sebuah peluang, aku langsung memasukkan palkon kedalam mulutnya disaat menganga mengambil nafas.

Hhuuuuggghhhh….mmmmmmmmmmm…heemmmmmmmmmm….

Nancy hanya bisa bergumam karena mulutnya penuh sesak oleh kont*lku. Pelan-pelan aku mulai menggoyangkan kont*lku maju mundur. Semakin hangat, semakin lahap dan kurasakan mulai ada respon dari lidahnya yang menjilat palkon.

Aaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh…aku melenguh menikmati bibir sensualnya melumat kont*lku.

Kedua tanganku semakin inten memainkan kedua toketnya dengan cubitan dan elusan yang lembut dan sesekali kasar. Kulihat wajahnya nampak merah merona, begitu menggairahkan dengan butir-butir peluh yang mulai jatuh.

AC dalam kamarnya tidak mampu memadamkan kobaran nafsu kami. Aku si pemuas nafsu tari kont*lku dari mulutnya dan menggesernya kebawah melewati tengah toketnya, perutnya dan sampai ditengah-tengah kedua pahanya sementara mulutku menjelajah bibir, leher dan bagian atas lainya. Posisi push-up membuat tubuhku sejajar diatas tubuhnya sehingga dari ujung kaki hingga ubun-ubun dipenuhi kehangatan dan kenikmatan.

Naik turun aku si pemuas nafsu gesekkan kont*lku diantara kedua pahanya, menggesek CDnya dan merasakan sentuhan kecil namun bertubi dari ujung jembutnya yang menerobos pori-pori CDnya. Bulu halus disekujur tubuh putihnya melukiskan betapa besar nafsunya dan itu terlihat dari beceknya CD yang menutupi memeknya.

Tanpa berlama-lama aku rentangkan kedua kakinya hingga membentuk huruf ‘M’ dan menyelipkan palkon ke sisi CDnya. Aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh….gumamnya Nancy, aku dorong pelan-pelan, terus menusuk masuk dengan maju-mundur, maju-mundur teraatur. Begitu sudah masuk separuh, dengan sekuat tenaga aku menghentakkan kont*lku masuk lebih dalam, lebih dalam terus dan terus hingga menthok di memeknya.

‘aaaaaaaaaaaaaaaaaauuuwww….perih…Jon…Fuck… oooohhhhFuck…. rintihnya “uuuuhhhh…tahan sedikit Mbak!! Kataku sambil terus menggoyangkan pantatku semakin cepat.

Toket Nancy yang kenyal terpental kesana kemari, matanya ternuka dan kedua tanganya memegang kedua lututnya. Sungguh pemandangan yang indah, biasanya hanya ada diotakku kini ada di bawahku sedaang menikmati kont*l jumboku!

‘AAAAAAAAAAAAHHHH…AH…AH…AH…AH…AH…AH… AH…AH…AH…. penismu enak banget Jon… aaaaaaaauuuuuwww…jangan cepat-cepat, dadaku ( toket ) hampir copot nih! Rengeknya “mmmm…hari ini akulah suamimu!! Kataku sambil menghisap putingnya. ‘kamu hebat Jon…penismu enak…ooohhhh…I LIKE it. Jawabnya

Dengan posisi kont*l yang masih tertelan memeknya, aku si pemuas nafsu menariknya agar bangun dan berganti aku yang terlentang. Nancy yang telah berpindah diatasku seakan ingin mengekspresikan kerinduan dan hangatnya cinta.

Goyangan liarnya membuat palkonku terasa ngilu. Maju-mundur, kiri-kanan dan memutar menjadi andalanya.





IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Sabtu, 21 Oktober 2017

Kehangatan Bu Ita, Janda Cantik Yang Selama Ini Menjadi Majikanku - AsilCeritaDewasa.

Kehangatan Bu Ita, Janda Cantik Yang Selama Ini Menjadi Majikanku - AsilCeritaDewasa.

Kehangatan Bu Ita, Janda Cantik Yang Selama Ini Menjadi Majikanku

Saat itu aku Ronny masih kuliah dan saya mempunyai teman karib namanya Mona, dari Sumatera, dia menumpang di rumah tantenya. Kebetulan antara saya dan Mona mempunyai hoby yang sama, naik gunung, lintas alam, atletik, lempar lembing. Saya sering bertandang ke rumahnya, makin lama makin sering.


Karena saya juga naksir sama Rita, adik sepupu Mona atau anak tantenya. Walau saya sudah menjadi akrab dengan keluarganya, tapi Rita tak kunjung kupacari. Setelah selesai SMA Mona melanjutkan studi di Kota lain, tapi aku mencoba untuk bertandang ke rumah Rita, tapi jarang ketemu.

Namun perjalanan waktu menentukan lain bagi Rita, ayahnya yang wakil rakyat itu meninggal. Sekarang ini ibunya mencari nafkah sendiri dengan memegang beberapa perusahaannya yang memang sudah dirintis cukup lama, sebelum terpilih menjadi wakil rakyat.

Harapanku memacari Rita tetap ada di dada, walaupun saat aku berkunjung, justru bu Ita (ibunya Rita/tantenya Mona) yang sering menemuiku. karena Rita ada kesibukan di Jakarta, sehubungan dengan keikutsertaannya dalam sekolah presenter di sebuah stasion teve swasta di sana.

Tapi sebenarnya kalau mau jujur Rita masih kalah dengan ibunya. Bu Ita lebih cantik.,kulitnya lebih putih bersih, dewasa dan tenang pembawaannya. Sementara Rita agak sawo matang, nurun ayahnya kali? Seandainya Rita seperti ibunya: tenang pembawaannya, keibuan dan penuh perhatian, baik juga.
Sekarang, di rumah yang cukup mewah itu hanya ada bu Ita dan seorang pembantu. Mona sudah tidak di situ, sementara Rita sekolah di ibukota, paling-paling seminggu pulang. Akhirnya saya di suruh bu Ita untuk membantu sebagai karyawan tidak tetap mengelola perusahaannya. Untungnya saya memiliki kemampuan di bidang komputer dan manajemennya, yang saya tekuni sejak SMA.

Setelah mengetahui manajemen perusahaan bu Ita lalu saya menawari program akuntansi dan keuangan dengan komputer, dan bu Ita setuju bahkan senang. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani perusahaannya, dsb. Saya menyukai pekerjaan ini. Yang jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua. Bu Ita memberi honor lebih dari cukup menurut ukuran saya.

Pegawai bu Ita ada tiga cewek di kantor, tambah saya, belum termasuk di lapangan. Saya sering bekerja setelah kuliah, sore hingga malam hari, datang menjelang pegawai yang lain pulang. Itupun kalau ada proyek yang harus dikerjakan. Part time begitu. Bagi saya ini hanya kerja sambilan tapi bisa menambah pengalaman. Karena hubungan kerja antara majikan dan pegawai, hubungan saya dengan bu Ita semakin akrab.

Semula sih biasa saja, lambat-laun seperti sahabat, curhat, dan sebagainya. Aku sering dinasehati, bahkan saking akrabnya, bercanda, saya sering pegang tangannya, mencium tangan, tentu saja tanpa diketahui rekan kerja yang lain. Dan rupanya dia senang. Tapi aku tetap menjaga kesopanan.

Pengalaman ini yang mendebarkan jantungku, betapapun dan siapapun bu Ita, dia mampu menggetarkan dadaku. Walaupun sudah cukup umur wanita ini tetap jelita. Saya kira siapapun orangnya pasti mengatakan orang ini cantik bahkan cantik sekali. Dasar pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin fitnees, di rumah disediakan peralatannya.

Kalau sedang fitnees memakai pakaian fitnees ketat sangat sedap dipandang. Ini sudah saya ketahui sejak saya SMA dulu, tapi karena saya kepingin mendekati Rita, hal itu saya kesampingkan. Data-data pribadi bu Ita saya tahu betul karena sering mengerjakan biodata berkaitan dengan proyek-proyeknya. Tingginya 161 cm, usianya saat kisah ini terjadi 37 tahun, lima bulan dan berat badannya 52 kg. Cukup ideal.

Pada suatu hari saya lembur, karena ada pekerjaan proyek dan paginya harus didaftarkan untuk diikutkan tender. Pukul 22.00 pekerjaan belum selesai, tapi aku agak terhibur bu Ita mau menemaniku, sambil mengecek pekerjaanku. Dia cukup teliti. Kalau kerja lembur begini ia malah sering bercanda. Bahkan kalau minumanku habis dia tidak segan-segan yang menuang kembali, aku malah menjadi kikuk. Dia tak enggan pegang tanganku, mencubit, namun aku tak berani membalas.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

Apalagi bila sedang mencubit dadaku aku sama sekali tidak akan membalas. Dan yang cukup surprise tanpa ragu memijit-pijit bahuku dari belakang. “Capek ya..? Saya pijit, nih”, katanya. Aku hanya tersenyum, dalam hati senang juga, dipijit janda cantik. Apalagi yang kurasakan dadanya, pasti teteknya menyenggol kepalaku bagian belakang, saya rasakan nyaman juga.

Lama-lama pipiku sengaja saya pepetkan dengan tangannya yang mulus, dia diam saja. Dia membalas membelai-belai daguku, yang tanpa rambut itu. Aku menjadi cukup senang. Hampir pukul 23.00 baru selesai semua pekerjaan, saya membersihkan kantor dan masih dibantu bu Ita. Wah wanita ini betul-betul seorang pekerja keras, gumanku dalam hati. Saya bersiap-siap untuk pulang, tapi dibuatkan kopi, jadi kembali minum.

“Kamu sudah punya pacar Ron?” “Belum Bu”, jawabku “Masa.., pasti kamu sudah punya. Cewek mana yang tak mau dengan cowok ganteng”, katanya “Belum Bu, sungguh kok”, kataku lagi. Kami duduk bersebelahan di sofa ruang tengah, dengan penerangan yang agak redup. Entah siapa yang mendahului, kami berdua saling berpegangan tangan saling meremas lembut. Yang jelas semula saya sengaja menyenggol tangannya…

Mungkin karena terbawa suasana malam yang dingin dan suasana ruangan yang syahdu, dan terdengar suara mobil melintas di jalan raya serta sayup-sayup suara binatang malam, saya dan bu Ita hanyut terbawa oleh suasana romantis. Bu Ita yang malam itu memakai gaun warna hitam dan sedikit motif bunga ungu. Sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih bersih.

Wanita pengusaha ini makin mendekatkan tubuhnya ke arahku. Dalam kondisi yang baru aku alami ini aku menjadi sangat kikuk dan canggung, tapi anehnya nafasku makin memburu, kejar-kejaran dan bergelora seperti gemuruh ombak di Pelabuhan Ratu. Saya menjadi bergemetaran, dan tak mampu berbuat banyak, walau tanganku tetap memegang tangannya.

“Dingin ya Ron..?!”, katanya sendu. Sementara tangan kiriku ditarik dan mendekap lengan kirinya yang memang tanpa lengan baju itu. “Ya, Bu dingin sekali”, jawabku. Terasa dingin, sementara tangannya juga merangkul pinggangku. Bau wewanginan semerbak di sekitar, aku duduk, menambah suasana romantis “Kalau ketahuan Darti (pembantunya), gimana Bu?”, kataku gemetar. “Darti tidak akan masuk ke sini, pintunya terkunci”, katanya.

Saya menjadi aman. Lalu aku mencoba mengecup kening wanita lincah ini, dia tersenyum lalu dia menengadahkan wajahnya. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun, kukecup bibir indahnya. Dia menyambut dengan senyuman, kami saling berciuman bibir saling melumat bibir, lidah kami bertemu berburu mencari kenikmatan di setiap sudut-sudut bibir dan rongga mulut masing-masing.

Tangankupun mulai meraba-raba tubuh sintal bu Ita, diapun tidak kalah meraba-raba punggungku dan bahkan menyusup dibalik kaosku. Aku menjadi semakin terangsang dalam permainan yang indah ini. Sejenak jeda, kami saling berpandangan dia tersenyum manis bahkan amat manis, dibanding waktu-waktu sebelumnya.

Kami berangkulan kembali, seolah-olah dua sejoli yang sedang mabuk asmara sedang bermesraan, padahal antara majikan dan pegawainya. Dia mulai mencumi leherku dan menggigit lembut semantara tanganku mulai meraba-raba tubuhnya, pertama pantatnya, kemudian menjalar ke pinggulnya.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

“Sejak kamu kesini dengan Mona dulu, saya sudah berpikir: “Ganteng banget ini anak!””, katanya setengah berbisik. “Ah ibu ada-ada saja”, kataku mengelak walaupun saya senang mendapat sanjungan. “Saya tidak merayu, sungguh”, katanya lagi. Kami makin merangsek bercumbu, birahiku makin menanjak naik, dadaku semakin bergetar, demikian juga dada bu Ita. Diapun nampak bergetaran dan suaranya agak parau.

Kemudian saya beranjak, berdiri dan menarik tangan bu Ita yang supaya ikut berdiri. Dalam posisi ini dia saya dekap dengan hangatnya. Hasrat kelakianku menjadi bertambah bangkit dan terasa seakan membelah celana yang saya pakai. Lalu saya bimbing dia ke kamarnya, bagai kerbau dicocok hidungnya bu Ita menurut saja. Kami berbaring bersama di spring bed, kembali kami bergumul saling berciuman dan becumbu.

“Gimana kalau saya tidur di sini saja, Bu”, pintaku lirih. Ia berpikir sejenak lalu mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia beranjak menuju lemari dan mengambil pakaian sambil menyodorkan kepada saya. “Ini pakai punyaku”, dia menyodorkan pakaian tidur. Lalu aku melorot celana panjangku dan kaos kemudian memakai kimononya. Aku menjadi terlena. Dalam dekapannya aku tertidur.

Baru sekitar setengah jam saya terbangun lagi. Dalam kondisi begini, jelas aku susah tidur. Udara terasa dingin, saya mendekapnya makin kencang. Dia menyusupkan kaki kanannya di selakangan saya. Penisku makin bergerak-gerak, sementara cumbuan berlangsung, penisku semakin menjadi-jadi kencangnya, yang sesungguhnya sejak tadi di sofa.

Aku berpikir kalau sudah begini bagaimana? Apakah saya lanjutkan atau diam saja? Lama aku berfikir untuk mengatakan tidak! Tapi tidak bisa ditutupi bahwa hasrat, nafsu birahiku kuat sekali yang mendorong melonjak-lonjak dalam dadaku bercampur aduk sampai kepada ubun-ubunku. Walaupun aku diamkan beberapa saat, tetap saja kejaran libido yang terasa lebih kuat.

Memang saya sadar, wanita yang ada didekapanku adalah majikanku, tantenya Mona, mamanya Rita, tapi sebagai pria normal dan dewasa aku juga merasakan kenikmatan bibir dan rasa perasaan bu Ita sebagai wanita yang sintal, cantik dan mengagumkan. Sedikitnya aku sudah merasakan kehangatannya tubuhnya dan perasaannya, meski pengalaman ini baru pertama kali kualami. Aku tak kuasa berkeputusan, dalam kondisi seperti ini aku semakin bergemetaran, antara mengelak dan hasrat yang menggebu-gebu.

Aku perhatikan wajahnya di bawah sorot lampu bed, sengaja saya lihat lama dari dekat, wajahnya memancarkan penyerahan sebagai wanita, di depan lelaki dewasa. Pelan-pelan tanganku menyusup di balik gaunnya, meraba pahanya dia mengeliat pelan, saya tidak tahu apakah dia tidur atau pura-pura tidur. Aku cium lembut bibirnya, dan dia menyambutnya. Berarti dia tidak tidur.

Ku singkap gaun tidurnya kemudian kulepas, dia memakai beha warna putih dan cedenya juga putih. Aku menjadi tambah takjub melihat kemolekan tubuh bu Ita, putih dan indah banget. Ku raba-raba tubuhnya, dia mengeliat geli dan membuka matanya yang sayu. Jari-jari lentiknya menyusup ke balik baju tidur yang kupakai dan menarik talinya pada bagian perutku, lalu pakaianku terlepas. Kini akupun hanya pakai cede saja.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

“Kamu ganteng banget, Ron, tinggi badanmu berapa, ya?”, bisiknya. Saya tersenyum senang. “Makasih. Ada 171. Bu Ita juga cantik sekali”, mendengar jawabanku, dia hanya tersenyum. Aku berusaha membuka behanya dengan membuka kaitannya di punggungnya, kemudian keplorotkan cedenya sehingga aku semakin takjub melihat keindahan alam yang tiada tara ini.

Hal ini menjadikan dadaku semakin bergetar. Betapa tidak?! Aku berhadapan langsung dengan wanita tanpa busana yang bertubuh indah, yang selama ini hanya kulihat lewat gambar-gambar orang asing saja. Kini langsung mengamati dari dekat sekali bahkan bisa meraba-raba. Wanita yang selama ini saya lihat berkulit putih bersih hanya pada bagian wajah, bagian kaki dan bagian lengan ini, sekarang tampak seluruhnya tiada yang tersisa.

Menakjubkan! Darahku semakin mendidih, melihat pemandangan nan indah itu. Di saat saya masih bengong, pelan-pelan aku melorot cedeku, saya dan bu Ita sama-sama tak berpakaian. Penisku benar-benar maksimal kencangnya. Kami berdua berdekapan, saling meraba dan membelai. Kaki kami berdua saling menyilang yang berpangkal di selakangan, saling mengesek. Penisku yang kencang ikut membelai paha indah bu Ita.

Sementara itu ia membelai-belai lembut penisku dengan tangan halusnya, yang membawa efek nikmat luar biasa. generasi Tanganku membela-belai pahanya kemudian kucium mulai dari lutut merambat pelan ke pangkal pahanya. Ia mendesah lembut. Dadaku makin bergetaran karena kami saling mencumbu, aku meraba selakangannya, ada rerumputan di sana, tidak terlalu lebat jadi enak dipandang. Dia mengerang lembut, ketika jemariku menyentuh bibir vaginanya.

Mulutku menciumi payudaranya dengan lembut dan mengedot puntingnya yang berwarna coklat kemerah-merahan, lalu membenamkan wajahku di antara kedua susunya. Sementara tangan kiriku meremas lembut teteknya. Desisan dan erangan lembut muncul dari mulut indahnya. Aku semakin bernafsu walau tetap gemetaran. Tanganku mulai aktif memainkan selakangannya, yang ternyata basah itu.

Saya penasaran, lalu kubuka kedua pahanya, kemudian kusingkap rerumputan di sekitar kewanitaannya. Bagian-bagian warna pink itu aku belai-belai dengan jemariku. Klitorisnya, ku mainkan, menyenangkan sekali. Bu Ita mengerang lembut sambil menggerakkan pelan kaki-kakinya. Lalu jariku kumasukkan keterowongan pink tersebut dan menari-nari di dalamnya. Dia semakin bergelincangan.

Kelanjutannya ia menarikku. “Ayo Ron”aku tak tahan”, katanya berbisik Dan merangkulku ketat sekali, sehingga bagian yang menonjol di dadanya tertekan oleh dadaku. Aku mulai menindih tubuh sintal itu, sambil bertumpu pada kedua siku-siku tanganku, supaya ia tidak berat menompang tubuhku. Sementara itu senjataku terjepit dengan kedua pahanya.

Dalam posisi begini saja enaknya sudah bukan main, getaran jantungku makin tidak teratur. Sambil menciumi bibirnya, dan lehernya, tanganku meremas-remas lembut susunya. Penisku menggesek-gesek sekalangannya, ke arah atas (perut), kemudian turun berulang-ulang Tak lama kemudian kakinya direnggangkan, lalu pinggul kami berdua beringsut, untuk mengambil posisi tepat antara senjataku dengan lubang kewanitaannya.

Beberapa kali kami beringsut, tapi belum juga sampai kepada sasarannya. Penisku belum juga masuk ke vaginanya “Alot juga”, bisikku. Bu Ita yang masih di bawahku tersenyum. “Sabar-sabar”, katanya. Lalu tangannya memegang penisku dan menuntun memasukkan ke arah kewanitaannya. “Sudah ditekan… pelan-pelan saja”, katanya. Akupun menuruti saja, menekan pinggulku… “Blesss”, masuklah penisku, agak seret, tapi tanpa hambatan.

Ternyata mudah! Pada saat masuk itulah, rasa nikmatnya amat sangat. Seolah aku baru memasuki dunia lain, dunia yang sama sekali baru bagiku. Aku memang pernah melihat film orang beginian, tetapi untuk melakukan sendiri baru kali ini. Ternyata rasanya enak, nyaman, mengasyikkan. Wonderful! Betapa tidak, dalam usiaku yang ke 23, baru merasakan kehangatan dan kenikmatan tubuh wanita.

Gerakanku mengikuti naluri lelakiku, mulai naik-turun, naik-turun, kadang cepat kadang lambat, sambil memandang ekspresi wajah bu Ita yang merem-melek, mulutnya sedikit terbuka, sambil keluar suara tak disengaja desah-mendesah. Merasakan kenikmatannya sendiri. “Ah… uh… eh… hem”” Ketika aku menekankan pinggulku, dia menyambut dengan menekan pula ke atas, supaya penisku masuk menekan sampai ke dasar vaginanya.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Getaran-getaran perasaan menyatu dengan leguhan dan rasa kenikmatan berjalan merangkak sampai berlari-lari kecil berkejar-kejaran. Di tengah peristiwa itu bu Ita berbisik “Kamu jangan terlalu keburu nafsu, nanti kamu cepat capek, santai saja, pelan-pelan, ikuti iramanya”, ketika saya mulai menggenjot dengan semangatnya. “Ya Bu, maaf”, akupun menuruti perintahnya.

Lalu aku hanya menggerakkan pinggulku ala kadarnya mengikuti gerakan pinggulnya yang hanya sesekali dilakukan. Ternyata model ini lebih nyaman dan mudah dinikmati. Sesekali kedua kakinya diangkat dan sampai ditaruh di atas bahuku, atau kemudian dibuka lebar-lebar, bahkan kadang dirapatkan, sehingga terasa penisku terjepit ketat dan semakin seret.

Gerak apapun yang kami lakukan berdua membawa efek kenikmatan tersendiri. Setelah lebih dari sepuluh menit , aku menikmati tubuhnya dari atas, dia membuat suatu gerakan dan aku tahu maksudnya, dia minta di atas. Aku tidur terlentang, kemudian bu Ita mengambil posisi tengkurap di atasku sambil menyatukan alat vital kami berdua. Bersetubuhlah kami kembali.

Ia memasukkan penisku rasanya ketat sekali menghujam sampai dalam. Sampai beberapa saat bu Ita menggerakkan pinggulnya, payudaranya bergelantungan nampak indah sekali, kadang menyapu wajahku. Aku meremas kuat-kuat bongkahan pantatnya yang bergoyang-goyang.

Payudaranya disodorkan kemulutku, langsung kudot. Gerakan wanita berambut sebahu ini makin mempesona di atas tubuhku. Kadang seperti orang berenang, atau menari yang berpusat pada gerakan pinggulnya yang aduhai. Bayang-bayang gerakan itu nampak indah di cermin sebelah ranjang. Tubuh putih nan indah perempuan setengah baya menaiki tubuh pemuda agak coklat kekuning-kuningan.

Benar-benar lintas generasi! Adegan ini berlangsung lebih dari lima belas menit, kian lama kian kencang dan cepat, gerakannya. Nafasnya kian tidak teratur, sedikit liar. Kayak mengejar setoran saja. Tanganku mempererat rangulanku pada pantat dan pinggulnya, sementara mulutku sesekali mengulum punting susunya. Rasanya enak sekali.

Setelah kerja keras majikanku itu mendesah sejadi-jadinya” “Ah… uh, eh… aku, ke.. luaar..Ron..”, rupanya ia orgasme. Puncak kenikmatannya diraihnya di atas tubuhku, nafasnya berkejar-kejaran, terengah-engah merasakan keenakan yang mencapai klimaknya. Nafasnya berkejar-kejaran, gerakannya lambat laun berangsur melemah, akhirnya diam. Ia menjadi lemas di atasku, sambil mengatur nafasnya kembali.

Aku mengusap-usap punggung mulusnya. Sesekali ia menggerak-gerakkan pinggulnya pelan, pelan sekali, merasakan sisa-sisa puncak kenikmatannya. Beberapa menit dia masih menindih saya. Setelah pulih tenaganya, dia tidur terlentang kembali, siap untuk saya tembak lagi. Kini giliran saya menindihnya, dan mulai mengerjakan kegiatan seperti tadi. Gerakan ku pelan juga, dia merangkul aku. Naik turun, keluar masuk.

Saat masuk itulah rasa nikmat luar biasa, apalagi dia bisa menjepit-jepit, sampai beberapa kali. Sungguh aku menikmati seluruhnya tubuh bu Ita. Ruaar biasa! Tiba-tiba suatu dorongan tenaga yang kuat sampai diujung senjataku, aliran darah, energi dan perasaan terpusat di sana, yang menimbulkan kekuatan dahsyat tiada tara. Energi itu menekan-nekan dan memenuhi lorong-lorong rasa dan perasaan, saling memburu dan kejar-kejaran.

Didorong oleh gairah luar biasa, menimbulkan efek gerakan makin keras dan kuat menghimpit tubuh indah, yang mengimbangi dengan gerakan gemulai mempesona. Akhirnya tenaga yang menghentak-hentak itu keluar membawa kenikmatan luar biasa”, suara tak disengaja keluar dari mulut dua insan yang sedang dilanda kenikmatan. Air maniku terasa keluar tanpa kendali, menyemprot memenuhi lubang kenikmatan milik bu Ita.

“Ahh… egh… egh… uhh”, suara kami bersaut-sahutan. Bibir indah itu kembali kulumat makin seru, diapun makin merapatkan tubuhnya terutama pada bagian bawah perutnya, kuat sekali. Menyatu semuanya, “Aku” keluar Bu”, kataku terengah-engah. “Aku juga Ron”, suaranya agak lemah. “Lho keluar lagi, tadi kan sudah?! Kok bisa keluar lagi?!”, tanyaku agak heran. “Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.

Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. Rasanya cukup menguras tenaga, bagai habis naik gunung saja, lempar lembing atau habis dari perjalanan jauh, tapi saya masih bisa merasakan sisa-sisa kenikmatan bersama. Selang beberapa menit, setelah kenikmatan berangsur berkurang, dan terasa lembek, saya mencabut senjataku dan berbaring terlentang di sisinya sambil menghela nafas panjang. Puas rasanya menikmati seluruh kenikmatan tubuhnya.

Perempuan punya bentuk tubuh indah itupun terlihat puas, seakan terlepas dari dahaganya, yang terlihat dari guratan senyumnya. Saya lihat selakangannya, ada ceceran air maniku putih kental meleleh di bibir vaginanya bahkan ada yang di pahanya. Pengalaman malam itu sangat menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu Ita, aku lupa. Yang jelas kami beradu nafsu hampir sepanjang malam dan kurang tidur. Keesokan harinya.

Busa-busa sabun memenuhi bathtub, aku dan bu Ita mandi bersama, kami saling menyabun dan menggosok, seluruh sisi-sisi tubuhnya kami telusuri, termasuk bagian yang paling pribadi. Yang mengasyikkan juga ketika dia menyabun penisku dan mengocok-kocok lembut. Saya senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek nikmat. “Saya heran barang ini semalaman kok tegak terus, kayak tugu Monas, besar lagi. Ukuran jumbo lagi?!”, katanya sambil menimang-nimang tititku.

“Kan Ibu yang bikin begini?!”, jawabku. Kami tersenyum bersama. Sehabis mandi, kuintip lewat jendela kamar, Darti sedang nyapu halaman depan, kalau aku keluar rumah tidak mungkin, bisa ketahuan. Waktu baru pukul setengah enam. Tetapi senjata ini belum juga turun, tiba-tiba hasrat lelakiku kembali bangkit kencang sekali. Kembali meletup-letup, jantung berdetak makin kencang.

Lagi-lagi aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan kupeluk, kuciumi. Saya agak membungkuk, karena aku lebih tinggi. Bau wewangian semerbak disekujur tubuhnya, rasanya lebih fresh, sehabis mandi. Lalu ku lepas gaunnya, ku tanggalkan behanya dan kuplorotkan cedenya. Kami berdua kembali berbugil ria dan menuju tempat tidur. Kedua insan lelaki perempuan ini saling bercumbu, mengulangi kenikmatan semalam.

Ia terbaring dengan manisnya, pemandangan yang indah paduan antara pinggul depan, pangkal paha, dan rerumputan sedikit di tengah menutup samara-samar huruf “V”, tanpa ada gumpalan lemaknya. Aku buka dengan pelan kedua pahanya. Aku ciumi, mulai dari lutut, kemudian merambat ke paha mulusnya. Sementara tangannya mengurut-urut lembut penisku. Tubuhku mulai bergetaran, lalu aku membuka selakangannya, menyibakkan rerumputan di sana.

Aku ingin melihat secara jelas barang miliknya. Jariku menyentuh benda yang berwarna pink itu, mulai bagian atas membelai-belainya dengan lembut, sesekali mencubit dan membelai kembali. Bu Ita bergelincangan, tangannya makin erat memegang tititku. Kemudian jariku mulai masuk ke lorong, kemudian menari-nari di sana, seperti malam tadi.

Tapi bibir, dan terowongan yang didominasi warna pink ini lebih jelas, bagai bunga mawar yang merekah. Beberapa saat aku melakukan permainan ini, dan menjadi paham dan jelas betul struktur kewanitaan bu Ita, yang menghebohkan semalam. Gelora nafsu makin menggema dan menjalar seantero tubuh kami, saling mencium dan mencumbu, kian memanas dan berlari kejar-kejaran.

Seperti ombak laut mendesir-desir menerpa pantai. Tiada kendali yang dapat mengekang dari kami berdua. Apalagi ketika puncak kenikmatan mulai nampak dan mendekat ketat. Sebuah kejutan, tanpa aku duga sebelumnya penisku yang sejak tadi di urut-urut kemudian dikulum dengan lembutnya. Pertama dijilati kepalanya, lalu dimasukkan ke rongga mulutnya.

Rasanya saya diajak melayang ke angkasa tinggi sekali menuju bulan. Aku menjadi kelelahan. Sesi berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang, sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang bertumpu pada kedua tangan saya. Saya mulai memasukkan penisku ke arah lubang kewanitaan bu Ita yang tadi sudah saya “pelajari” bagian-bagiannya secara seksama itu.

Benda ini memang rasanya tiada tara, ketika kumasukkan, tidak hanya saya yang merasakan enaknya penetrasi, tetapi juga bu Ita merasakan kenikmatan yang luar biasa, terlihat dari ekpresi wajahnya, dan desahan lembut dari mulutnya. “Ah”, desahnya setiap aku menekan senjataku ke arah selakangannya, sambil menekankan pula pinggulnya ke arah tititku. Kami berdua mengulangi mengarungi samodra birahi yang menakjubkan, pagi itu.

Semuanya sudah selesai, aku keluar rumah sekitar pukul setengah delapan, saat Darti mencuci di belakang. Dalam perjalanan pulang aku termenung, Betapa kejadian semalam dapat berlangsung begitu cepat, tanpa liku-liku, tanpa terpikirkan sebelumnya. Sebuah wisata seks yang tak terduga sebelumnya. Kenikmatan yang kuraih, prosesnya mulus, semulus paha bu Ita. Singkat, cepat dan mengalir begitu saja, namun membawa kenikmatan yang menghebohkan.

Betapa aku bisa merasakan kehangatan tubuh bu Ita secara utuh, orang yang selama ini menjadi majikanku. Menyaksikan rona wajah bu Ita yang memerah jambu, kepasrahannya dalam ketelanjangannya, menunjukkan kedahagaan seorang wanita yang mebutuhkan belaian dan kehangatan seorang pria. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, si kumbang muda makin sering mendatangi bunga untuk mengisap madu.

Dan bunga itu masih segar saja, bahkan rasanya makin segar menggairahkan. Memang bunga itu masih mekar dan belum juga layu, atau memang tidak mau layu.


 

 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Jumat, 13 Oktober 2017

Dosen Yang Menjadi Pacar Gelap Ku Sejak Pertama Kali ML Dengannya - AsliCeritaDewasa.

Dosen Yang Menjadi Pacar Gelap Ku Sejak Pertama Kali ML Dengannya - AsliCeritaDewasa.

Dosen Yang Menjadi Pacar Gelap Ku Sejak Pertama Kali ML Dengannya

Cerita hot ini bermula pada waktu itu aku lagi kuliah di semester VI di salah satu PTS di Bandung. Ceritanya saat itu aku lagi putus dengan pacarku dan memang dia tidak tahu diri, sudah dicintai malah bertingkah, akhirnya dari cerita cintaku cuma berumur 2 tahun saja.


Waktu itu aku tinggal berlima dengan teman satu kuliah juga, kita tinggal serumah atau ngontrak satu rumah untuk berlima. Kebetulan di rumah itu hanya aku yang laki-laki. Mulanya aku bilang sama kakak perempuanku, “Sudah, aku pisah rumah saja atau kos di tempat”, tapi kakakku ini saking sayangnya padaku, ya saya tidak diperbolehkan pisah rumah. Kita pun tinggal serumah dengan tiga teman wanita kakakku.

Ada satu diantara mereka sudah jadi dosen tapi di Universitas lain, Ibu Vivin namanya. Kita semua memanggilnya Ibu maklum sudah umur 40 tahun tapi belum juga menikah. Ibu Vivin bertanya, “Eh, kamu akhir-akhir ini kok sering ngelamun sih, ngelamunin apa yok? Jangan-jangan ngelamunin yang itu..”

“Itu apanya Bu?” tanyaku.

Memang dalam kesehari-harianku, ibu Vivin tahu karena aku sering juga “curhat” bersama dia karena dia sudah kuanggap lebih tua dan tahu banyak hal. Aku mulai cerita,

“Tahu nggak masalah yang kuhadapi? Sekarang aku baru putus sama pacar gelap ku”, kataku. “Oh…. abis putus sama pacar gelap nya, pantesan aja dari minggu kemarin murung aja dan sering ngalamun sendiri”, kata Ibu Vivin.

Begitu dekatnya aku sama Ibu Vivin sampai suatu waktu aku mengalami kejadian ini. Entah kenapa aku tidak sengaja sudah mulai ada perhatian sama Ibu Vivin. Waktu itu tepatnya siang-siang semuanya pada kuliah, aku sedang sakit kepala jadinya aku bolos dari kuliah.

Siang itu tepat jam 11:00 siang saaat aku bangun, eh agak sedikit heran kok masih ada orang di rumah, biasanya kalau siang-siang bolong begini sudah pada nggak ada orang di rumah tapi kok hari ini kayaknya ada teman di rumah nih. Aku pergi ke arah dapur.

“Eh Ibu Vivin, nggak ngajar Bu?” tanyaku. “Kamu kok nggak kuliah?” tanya dia. “Habis sakit Bu”, kataku. “Sakit apa sakit?” goda Ibu Vivin. “Ah… Ibu Vivin bisa aja”, kataku. “Sudah makan belum?” tanyanya. “Belum Bu”, kataku. “Sudah Ibu Masakin aja sekalian sama kamu ya”, katanya.

Dengan cekatan Ibu Vivin memasak, kita pun langsung makan berdua sambil ngobrol ngalor ngidul sampai-sampai kita membahas cerita yang agak berbau seks. Kukira Ibu Vivin nggak suka yang namanya cerita seks, eh tau-taunya dia membalas dengan cerita yang lebih hot lagi. Kita pun sudah semakin jauh ngomongnya. Tepat saat itu aku ngomongin tentang perempuan yang sudah lama nggak merasakan hubungan dengan lain jenisnya.

“Apa masih ada gitu keinginannya untuk itu?” tanyaku. “Enak aja, emangnya nafsu itu ngenal usia gitu”, katanya. “Oh kalau gitu Ibu Vivin masih punya keinginan dong untuk ngerasain bagaimana hubungan dengan lain jenis”, kataku. “So pasti dong”, katanya. “Terus dengan siapa Ibu untuk itu, Ibu kan belum kawin”, dengan enaknya aku nyeletuk. “Aku bersedia kok”, kataku lagi dengan sedikit agak cuek sambil kutatap wajahnya.

Ibu Vivin agak merah pudar entah apa yang membawa keberanianku semakin membludak dan entah kapan mulainya aku mulai memegang tangannya. Dengan sedikit agak gugup Ibu Vivin kebingungan sambil menarik kembali tangannya, dengan sedikit usaha aku harus merayu terus sampai dia benar-benar bersedia melakukannya.

SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia

“Okey, sorry ya Bu, aku sudah terlalu lancang terhadap Ibu Vivin”, kataku. “Nggak, aku kok yang salah memulainya dengan meladenimu bicara soal itu”, katanya.

Dengan sedikit kegirangan, dalam hatiku dengan lembut kupegang lagi tangannya sambil kudekatkan bibirku ke dahinya. Dengan lembut kukecup keningnya. Ibu Vivin terbawa dengan situasi yang kubuat, dia menutup matanya dengan lembut. Juga kukecup sedikit di bawah kupingnya dengan lembut sambil kubisikkan, “Aku sayang kamu, Ibu Vivin”, tapi dia tidak menjawab sedikitpun.

Dengan sedikit agak ragu juga kudekatkan bibirku mendekati bibirnya. Cup… dengan begitu lembutnya aku merasa kelembutan bibir itu. Aduh lembutnya, dengan cekatan aku sudah menarik tubuhnya ke rangkulanku, dengan sedikit agak bernafsu kukecup lagi bibirnya.

Dengan sedikit terbuka bibirnya menyambut dengan lembut. Kukecup bibir bawahnya, eh… tanpa kuduga dia balas kecupanku. Kesempatan itu tidak kusia-siakan. Kutelusuri rongga mulutnya dengan sedikit kukulum lidahnya.

Kukecup, “Aah… cup… cup… cup…” dia juga mulai dengan nafsunya yang membara membalas kecupanku, ada sekitar 10 menitan kami melakukannya, tapi kali ini dia sudah dengan mata terbuka. Dengan sedikit ngos-ngosan kayak habis kerja keras saja.

“Aah… jangan panggil Ibu, panggil Vivin aja ya! Kubisikkan Ibu Vivin, “Vivin kita ke kamarku aja yuk!”.

Dengan sedikit agak kaget juga tapi tanpa perlawanan yang berarti kutuntun dia ke kamarku. Kuajak dia duduk di tepi tempat tidurku. Aku sudah tidak tahan lagi, ini saatnya yang kutunggu-tunggu. Dengan perlahan kubuka kacing bajunya satu persatu, dengan lahapnya kupandangi tubuhnya. Ala mak… indahnya tubuh ini, kok nggak ada sih laki-laki yang kepengin untuk mencicipinya. Dengan sedikit membungkuk kujilati dengan telaten. Pertama-tama belahan gunung kembarnya.

“Ah… ssh… terus Ian”, Ibu Vivin tidak sabar lagi, BH-nya kubuka, terpampang sudah buah kembar yang montok ukuran 34 B. Kukecup ganti-gantian, “Aah… sssh…” dengan sedikit agak ke bawah kutelusuri karena saat itu dia tepat menggunakan celana pendek yang kainnya agak tipis dan celananya juga tipis, kuelus dengan lembut, “Aah… aku juga sudah mulai terangsang.

Kusikapkan celana pendeknya sampai terlepas sekaligus dengan celana dalamnya, hu… cantiknya gundukan yang mengembang. Dengan lembut kuelus-elus gundukan itu, “Aah… uh… sssh… Ian kamu kok pintar sih, aku juga sudah nggak tahan lagi”, sebenarnya memang ini adalah pemula bagi aku, eh rupanya Vivin juga sudah kepengin membuka celanaku dengan sekali tarik aja terlepas sudah celana pendek sekaligus celana dalamku.

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

“Oh… besar amat”, katanya. Kira-kira 15 cm dengan diameter 3 cm, dengan lembut dia mengelus zakarku, “Uuh… uh… shhh..” dengan cermat aku berubah posisi 69, kupandangi sejenak gundukannya dengan pasti dan lembut. Aku mulai menciumi dari pusarnya terus turun ke bawah, kulumat kewanitaannya dengan lembut, aku berusaha memasukkan lidahku ke dalam lubang kemaluannya, “Aah… uh… ssh….. terus Ian”, Vivin mengerang.

“Aku juga enak Vivin”, kataku. Dengan lembut di lumat habis kepala kemaluanku, di jilati dengan lembut, “Assh… oh… ah…. Vivin terus sayang”, dengan lahap juga kusapu semua dinding lubang kemaluannya, “Aahk… uh… ssh…..” sekitar 15 menit kami melakukan posisi 69, sudah kepengin mencoba yang namanya bersetubuh. Kurubah posisi, kembali memanggut bibirnya.

Sudah terasa kepala kemaluanku mencari sangkarnya. Dengan dibantu tangannya, diarahkan ke lubang kewanitaannya. Sedikit demi sedikit kudorong pinggulku, “Aakh… sshh… pelan-pelan ya Ian, aku masih perawan”, katanya. “Haaa…” aku kaget, benar rupa-rupanya dia masih suci. Dengan sekali dorong lagi sudah terasa licin.

Blessst, “Aahk…” teriak Vivin, kudiamkan sebentar untuk menghilangkan rasa sakitnya, setelah 2 menitan lamanya kumulai menarik lagi batang kemaluanku dari dalam, terus kumaju mundurkan. Mungkin karena baru pertama kali hanya dengan waktu 7 menit Vivin…

“Aakh… ushh… usssh… ahhhkk… aku mau keluar Ian”, katanya. “Tunggu, aku juga sudah mau keluar akh…” kataku. Tiba-tiba menegang sudah lubang kemaluannya menjepit batang kemaluanku dan terasa kepala batang kemaluanku disiram sama air surganya, membuatku tidak kuat lagi memuntahkan…

“Crot… crot… cret…” banyak juga air maniku muncrat di dalam lubang kemaluannya. “Aakh…” aku lemas habis, aku tergeletak di sampingnya. Dengan lembut dia cium bibirku, “Kamu menyesal Ian?” tanyanya. “Ah nggak, kitakan sama-sama mau.”

Kami cepat-cepat berberes-beres supaya tidak ada kecurigaan, dan sejak kejadian itu aku sering bermain cinta dengan Ibu Vivien hal ini tentu saja kami lakukan jika di rumah sedang sepi, atau di tempat penginapan apabila kami sudah sedang kebelet dan di rumah sedang ramai.

Sejak kejadian itu pada diri kami berdua mulai bersemi benih-benih cinta, dan kini Ibu Vivien menjadi pacar gelap ku.


 

 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
 
IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia
 
SINICAPSA - Agen Judi Poker Domino99 Capsa Susun Ceme Live Poker Indonesia