IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Rabu, 29 Maret 2017

Ibu Pejabat Yang Selalu Tepati Janjinya Untuk Indehoi Denganku - AsliCeritaDewasa

Ibu Pejabat Yang Selalu Tepati Janjinya Untuk Indehoi Denganku - AsliCeritaDewasa



Teng! Teng! Teng! jam dinding antik di ruangan itu berdentang duabelas kali, seakan mengingatkan kami berdua akan bahaya yang bisa tak kami sadari Raut wajah ratu rumah tangga itu mendadak pucat, penisku masih menancap di liang vaginanya, posisi kami memang belum berubah dari sejak ia mengalami orgasme.


Penisku pun masih tegang terselip dalam kemaluannya yang mulai mengering Tapi bunyi dentang jam itu seperti sebuah komando bagiku untuk waspada, penisku seperti mengerti akan hal itu Ia mendadak menciutkan diri Bu Linda memandangku seksama, mungkin merasakan perubahan cepat pada barang yang terjepit dalam vaginanya

“Ibu cabut yah, Sayang? Nggak apa-apa kan?”
“Nggak apa-apa, Bu mm jam berapa bapak pulang Bu”, tanyaku setengah berbisik
“Biasanya sekarang ini sudah pulang tapi kenapa yah ?”
“Atau mungkin bapak mm bapak ”,
“Bapak apaan sih ”,
“Apa mungkin bapak tahu, Bu?”

“Eh kamu yang nggak-nggak saja, nggak mungkin Sayang Rumah ini terlalu besar untuk bisa diintip dari luar”,
“Gimana kalau dia sudah masuk dan mengetahui kita sedang berbuat ini?”
“Yang jelas kamu bukan polisi yang serba tahu dan suka menebak-nebak”, ia berdiri, penisku tercabut dari liangnya, ada sedikit rasa geli saat batangku tergesek dindingnya

“Aouw ah geli, Gus kamu mau lanjutin sampai kamu puas? Ibu siap, siap layani kamu sampai ini bisa dikatakan seimbang dan adil”, Katanya sembari memberi senyuman kearahku, wajah pucatnya tak tampak lagi

Sepertinya akan ada permainan lagi, oo tentu dong!! Aku belum puas menikmati tubuh ini, aku belum sempat menindihnya, menggumulinya dan aahh menidurinya sepuas hati sampai wanita ini berteriak minta ampun Tapi ah selalu ada tapinya tapi bukankan ini jam rawan Pak Rudi pulang?

“Tapi Bu? Kalau Bapak datang?”

“Tenang Sayang, serahkan itu pada ibu”, katanya, ia lalu meraih baju tidur, BH dan celana dalamnya yang tercecer di karpet BH dan celana dalamnya ia pegang sementara gaun tidur itu ia kenakan lagi Aku mengikutinya mengenakan juga celana pendek dan baju kaos tanpa celana dalam

Bu Linda melangkah ke meja kecil di pojok ruangan lalu beberapa saat kemudian ia sudah menunggu jawaban dari gagang telepon yang menempel di telinganya Aku mulai bisa menebak akal-akalan ini

“Halo Pak, bapak di mana nih? Tapi kok sampai seginian larut belum selesai juga? Jam dua belas hah? oo begitu, iya deh kalau gitu Mami tunggu yah, daah”, ia meletakkan gagang telepon dan langsung meraih tanganku dan menarikku kearah tangga

“Gus kita masih punya satu jam lagi cukup, kan?”
“Ya cukup Bu, tapi Saya kuatir kalau ”,

“Kalau bapak datang? Tenang saja lokasinya akan memungkinkan kita melihat kedatangan mobilnya dari jarak yang cukup jauh”, Ia terus menaiki tangga, melewati lantai dua tempat kamar Lisa terus menuju ke lantai tiga di mana terdapat sebuah hall khusus untuk santai dengan sebuah tempat duduk empuk yang panjang dan sebuah payung besar mirip beach umbrella

“Bukan itu maksud Saya, Bu ”,
“Lalu maksud kamu apa”, ia menatapku,
“Maksud Saya, Saya kuatir kalau ibu minta lagi dan kita main lagi dan aauuww”, belum lagi kata-kataku habis Bu

Linda menjamah batang penisku lalu meremasnya dengan keras

“iihh nakal kamu, awas lho kalau kamu keluar duluan, janji yah, keluar samaan”, katanya genit Aneh sikap Bu

Linda yang sehari-harinya judes itu malam ini hilang tak berbekas, ia mendadak berubah seperti perawan yang baru saja beranjak remaja, kubalas mencubit pantatnya yang sintal itu dengan gemas Kami berdua benar-benar menikmati moment itu mirip pengantin baru yang sedang berbulan madu

Sampai di pojok lantai atas yang terbuka itu, aku memandang sekeliling Rumah ini memang yang tertinggi di antara rumah lain di lingkungan kompleks pejabat teras dareh itu, berlantai tiga sehingga pemandangan sekitar kompleks tampak jelas terlihat dari sini

“Sekarang lakukan apa maumu Sayang, ibu mau puasin kamu sepuas-puasnya”, ia merebahkan diri di kursi panjang yang bisanya menjadi tempat membaca koran minggu pagi suami wanita itu, ia masih memegang tanganku dari tadi

“Tidak, Bu Bukan ini yang Saya inginkan”, kataku menggeleng,
“Lalu ibu mau kamu apain?”
“Coba sekarang ibu berdiri membelakangi Saya”, aku menunjuk ke arah pinggiran lantai yang menghadap pintu gerbang di bawah
“Terus?”
“Naikkan sebelah kaki Ibu di bangku ini”, aku mengambilkan sebuah bangku kaki tiga setinggi lutut,
“Kamu mau ibu buka pakaian?”
“Tidak, Bu Saya lebih senang melihat ibu dengan gaun itu, ibu tampak jauh lebih menggairahkan”,

Dasar anak muda! Serunya dalam hati, tapi ia senang juga pada fantasi seks anak ini Baginya apapun yang dimintanya adalah pelajaran berharga Ia yakin benar bahwa anak ini jauh lebih mengenal variasi seks dari pada ia sendiri yang selama perkawinannya hanya mengenal teknik seks dari suaminya, dan terus terang suaminya takkan pernah memberinya fantasi sehebat ini Tanpa variasi dan sangat menjemukan

Hamparan pemandangan vulgar itu tersaji sudah, Bu Linda, wanita paruh baya empat puluhan itu kini membelakangiku dengan pantatnya yang semok sejajar dengan penisku yang mulai tegang Aku menyingkap ujung bawah gaunnya keatas dan menyelipkannya di ikatan pinggang gaun itu


Pantat itu terbuka dan samar-samar terlihat belahan vaginanya yang terjepit kedua belahan pantat itu Kukocok sejenak penisku yang sudah tegang untuk menambah kerasnya, lalu perlahan kusisipkan kecelah yang mulai basah itu dari belakang

“Ooohh ngg”, desahan khasnya saat menerima masuknya penis besar dan panjang itu
“Ini salah satu posisi favorit Saya, Bu, ibu suka?” aku meraih buah dadanya dari celah gaun tidur itu

“Hoohh i I Iya ibu suka sekalii hheehh aahh”, Pompaanku dimulai, sambil meremas payudara besarnya sebelah lagi tanganku memijit clitoris di bagian atas vaginanya Bu Linda mendesah semakin cepat, nafasnya pun semakin memburu, tusukan-tusukan penisku dari arah belakang pantatnya kini ia balas dengan menggoyang-goyang pantatnya maju mundur berlawanan denganku Hempasan pangkal pahaku menimbulkan decakan suara yang semakin keras saat ia juga menghempaskan pantatnya saat aku menusuk ke arah vaginanya

“Iyaakkhh iihh uuhh aauuwww hheehh nikmat genjot aah”,
“Oohh Bu, nikmat sekali ini, oohh ini aahh inii Bu aahh enaakkhh sshh”,
“Ayoo Sayaang ibu su sudaah hampir laagii aahhmm sshh ”
“Tahan Bu sentar laagii aahh sshh sstt eehh ooh enaknya vagina ibu”,
“Aduuhh Gus cepetaan Sayaang aduuh enaknya koon oohh penis kamu, Sayang”,

Sebenarnya aku sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempercepat ejakulasiku namun ooh, sulit sekali membuatnya cepat kalau dengan pasangan main secantik dan semolek Bu Linda ini Dan kejadian itupun terulang, Bu Linda mendesah panjang dengan tubuh yang kembali menegang Tangannya meremas tiang tempat ia berpegang sambil menggigit bibirnya

“aauuww ibu nggak tahaan Sayang oohh , enaakhh ibu keluar lagii”,
“ooh Bu mm”, aku sedikit kecewa saat ia menghentikan gerakan Kakinya ia turunkan dari bangku yang membuat penisku tercabut

“Ibu capeek, Sayang selangkangan ibu rasanya pegal sekali”, ia menatapku lemas, aku diam sejenak Ah peduli amat ! aku harus memuaskan dirku sekarang! Kalaupun ia menolak akan kuperkosa wanita ini Aku menariknya dengan sedikit kasar lalu kudorong ia perlahan untuk menungging dan bertumpu di kedua kaki dan tangannya Pahanya kulebarkan dengan sedikit memaksa,

“Ampun Sayang, ibu nggak kuat lagi, ooh ibu nyerah deeh” ia meminta

“oohh anak muda ini, gila!! Benar-benar gila kau Agus kau mampu membuatku orgasme sampai dua kali dan kau sendiri masih belum apa-apa Dan sekarang oh tuhan aku mau diapakan Aku memang suka permainanmu yang hebat ini tapi oouuh ampuun gelii ”

Aku menghunjamkan penisku dari belakang, kupikir doggy style ini biasanya membuatku cepat keluar,

“Maafkan Saya bu, tapi tubuh ibu sangat menggairahkan, ini kesempatan yang sudah Saya tunggu sejak pertama melihat ibu”, aku mulai memaju mundurkan pantatku menggenjotnya Permintaannya untuk berhenti justru semakin membangkitkan birahiku Bagaimana rasanya orang yang sehari-hari tampak judes dan kejam ini merasakan keperkasaanku yang telah dua kali membuatnya tumbang Aku semakin menikmatinya

IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

Genjotanku semakin lancar, tak kupedulikan lagi desahan dan rontaannya yang timbul dari rasa geli itu Sepuluh menit kemudian aku baru merasakan gejala ejakulasi, sengaja kupercepat dan perkeras genjotanku Tanganku meraih buah dadanya yang menggantung dan bergoyang keras akibat benturan pangkal pahaku yang bertubi-tubi

Tapi tiba-tiba sekali, sekelebat sinar terang dari sebuah kendaraan tampak di kejauhan Dan wajah Bu Linda yang memang menghadap ke arah itu melihatnya jelas, tubuhnya reflek berhenti dari reaksi kenikmatan yang sebenarnya baru saja mulai ia rasakan lagi Akupun demikian, kami bagai tersambar listrik, langsung terdiam dan tak bergerak, hanya beberapa detik sebelum Bu Linda reflek mencabut gigitan vaginanya dan berdiri menghadapku

“Itu bapak! Kita harus kembali ke kamar masing-masing, kunci kamarmu”, katanya cekatan, wajahnya mulai tegang, pesona seksual dan libidonya seperti hilang tak berbekas
“Ayoo!! Kamu tunggu apa ”, ia seperti membentakku karena melongo seperti patung goblok
“I iya Bu, tapi ”, aku meraih buah dadanya dan menyorongkan mulutku, tapi baru sedetik mulutku mendarat ia sudah menepisnya sambil melotot
“Jangan keterlaluan, Gus Ayo cepat kamu tunggu apa lagi”, ia merapikan pakaian tidur itu dan berlalu Aku mengikuti dari belakang Bajuku sudah terpasang tapi celanaku hanya kutenteng

“Besok kita lanjutkan, itu kalau kita selamat malam ini ”, ia memberiku kecupan dan langsung berlalu dari hadapanku Untung saja kamarku ada di lantai dua, di samping kamar Lisa, coba kalau di lantai dasar pasti sudah ketahuan Pak Rudi, karena untuk mencapai kamar khusus tamu harus melewati kamar tamu dan ruang keluarga dulu

Aku menutup pintu kamar, sejenak aku terpaku Ah, benar juga Bu Linda, dasar aku saja yang sudah kesetanan berpikir untuk memaksanya menuntaskan permainanku Dadaku bergetar saat menyadari betapa bahayanya kalau kejadian itu sampai diketahui Pak Rudi

Pasti aku mati ya mati! Dengan perasaan was-was aku menuju kedekat pintu, menempelkan telingaku di daun pintu itu, berharap kalau mendengar apa yang terjadi di bawah Kamarku memang dekat tangga keruang bawah sehingga suara-suara di lantai dasar terdengar dari situ Aku mendengar suara pintu di buka,

“Maaf Mi, Papi pulang selarut ini uuh capeknya”, suara Pak Rudi terdengar khas, bariton Tak ada jawaban setelah itu Lalu terdengar langkah dua orang memasuki kamar dan menutup pintu Aku masih tegang, pikiranku mulai tenang dan mencoba menerka apa yang terjadi, mungkinkah Pak Rudi menanyai istrinya kenapa begitu berkeringat? lalu apakah jawaban Bu Linda? Apakah itu akan menimbulkan kecurigaan? Ah mungkin saja Bu Linda membasuh mukanya sebelum ia keluar menyambut suaminya itu Tapi apakah itu tak menampakkan bahwa Bu Linda tak tidur semalaman?

Oooh Fuck off!! Teriakku dalam hati that’s not my business, what a heck! Aku kembali ketempat tidur Mencoba memejamkan mata tapi ah, lagi-lagi wajah Bu Linda dengan tubuh tanpa busana datang, coba kuhapus, tak bisa ooh tubuh mulus perempuan paruhbaya seleraku, putih bersih dan halus, wajah dewasa, keibuan Dan wow buah dada itu payudara terindah yang pernah kulihat, besar, padat meski sedikit turun karena usia dan mungkin Pak Rudi yang terlalu sering meremasnya, itu justru yang kusuka, menambah pesonanya sebagai wanita dewasa

Terbayang bibirnya yang mmhh mengulum penisku penuh sesak, dan ah vagina terindah dan ternikmat yang pernah aku rasakan Kenapa aku begitu tergila-gila pada wanita ini? Huh, goyang tubuhnya saat aku menggaulinya tadi, sungguh sebuah sensasi yang tak tertandingi oleh yang lain, yang pernah aku nikmati sebelumnya

Tapi, mungkin juga sekarang Pak Rudi sedang menikmati tubuhnya yang mm, ada rasa cemburu merayapi benakku yang membayangkan betapa lahapnya suami Bu Linda menerkam tubuh istrinya yang baru saja aku nikmati itu

Tapi bukankah malam ini aku tidak tuntas? Sudah dua kali ia meraih kepuasan dariku namun belum sedetikpun aku menikmati puncak birahiku sendiri Ini tidak adil! Akhirnya obsesi dan bayangan seksual Bu Linda itu pula yang menyebabkan aku nekat, aku bangun Jarum jam menunjukkan angka 1 30 am “Aku harus memuaskan diriku, sekarang juga! Yah sekarang juga, harus, aku harus menumpahkan spermaku dalam rahimnya, yah dalam vagina Bu Linda”, benakku bergumam keras dalam hati


Dengan hati-hati aku melangkah keluar kamar, menuruni tangga menuju lantai dasar dan akhirnya sampai di depan kamar Pak Rudi Ternyata akalku main juga, setelah kutempelkan telingaku pada daun pintu aku mendengar jelas dengkuran laki-laki, pasti itu Pak Rudi Pria itu jelas terlalu lelah sehabis kerja sehari-semalam, untung juga ia tidak meniduri istrinya yang cantik itu, kalau ya wah gawat, dia bakalan dapat sisa cairanku di situ, hehehe, aku jahil juga

Kebetulan di situ ada sebuah piano besar dengan kursinya Aku mengangkat kursi itu dengan hati-hati dan meletakkannya di samping pintu Lalu kunaiki dan mengintip lewat celah di atas Kulihat Pak Rudi yang mendengkur keras dengan muka menghadap samping dan bantal menutupi telinganya, bagus berarti lelaki botak itu tak akan mendengar kalau aku harus nekat membuka pintu kamar ini

Dan kulihat Bu Linda masih terjaga, matanya tampak seperti menerawang jauh memandang ke langit-langit kamar, tampaknya wanita itupun tak bisa tidur Aku yakin ia takkan sanggup memejamkan mata malam ini, wanita itu takkan sanggup melupakan peristiwa yang baru saja dialaminya, eh kami alami Ia takkan begitu saja menghilangkan nyeri dan sisa kenikmatan di selangkangannya

Sekarang aku benar-benar nekat, pokoknya “nekat of the year” Mengetuk pintu dari kayu jati itu mungkin akan membuat suaminya terbangun, tapi membukanya dengan hati-hati mungkin tidak akan menimbulkan suara Dan krek! ah tidak terkunci Langsung terbuka dan langsung juga membuat Bu Linda terhenyak, tapi dengan cepat aku meletakkan jari telunjuk di bibir

“Wow nekat ! Kau anak muda mm untung saja aku telah memberinya obat tidur Tapi ah, sungguh asyik bermain-main dengan bahaya seperti ini Aku mau tahu apa yang akan ia perbuat padaku sekarang Oh penis besarnya serasa masih mengganjal di celah dinding vaginaku, aku ingin lagi!”

Ia mengulapkan tangan memberi tanda padaku untuk keluar dan menunggu Aku pun mengangguk, dan berlalu Dadaku berdetak keras, kalau saja ini terjadi setiap hari berturut selama tiga hari saja, aku pasti jantungan Lalu Bu Linda muncul dari balik pintu kamarnya dan berjalan kearahku,

“Kita di dapur saja dari situ kita bisa lihat ke arah pintu kamar ibu”, bisiknya
“Baik Bu”,

Dapur itu memang terletak berhadapan dengan ruang keluarga dan pintu kamar tidur mereka bisa dilihat jelas Mungkin Bu Linda berpikir kalau suaminya sampai bangun dan keluar dari kamar tidur maka akan tampak jelas dari jendela dapur ini, sementara jendela itu sendiri hanya tampak remang kalau dilihat dari arah sebaliknya

Cerdik juga! Aku yang sudah tak sabar lagi langsung menuntunnya untuk berdiri dan bersandar di dinding ruangan itu, kulepas ikatan gaun tidurnya, meraih buah dada montoknya dan langsung menyedot puting susu itu bergiliran, huh nikmatnya kelembutan payudara perempuan paruhbaya itu Dengan posisi berdiri seperti ini, bush dadanya memang terlihat lebih menantang, walau agak turun tapi ukurannya yang diatas rata-rata itulah yang membuatnya jadi tampak begitu menantang birahi

“Heehhgg mm ayoolah Sayang jangan berlama-lama disitu, ingat situasi dong”, keluhnya,
“Baik Bu”, jawabku tak membantah, lalu berjongkok sejenak di depan pahanya yang mengangkang dan mencicipi permukaan vaginanya, lidahku terjulur membasahi dinding tebalnya di bagian luar

Kemudian aku tergesa gesa berdiri segera kutusukkan penisku yang memang tegang non-stop sedari tadi Masuk dan langsung menggoyangnya maju mundur Tak seperti suasana sebelum Pak Rudi datang, desahan Bu Linda terdengar seperti berbisik

“Huuhh yaahh ini Sayang yaah pijit yang agak keras yaah ”, bisiknya ditelingaku sambil membawa telunjukk kananku menyentuh puting susunya, aku menjepit puncak buah payudara itu dengan jari tengah dan ibu jari, telunjukku membelainya

Kucoba meresapi gerakan pinggulnya yang kini ikut bergoyang seperti berdansa, mengimbangi gerakan pinggulku yang sesekali memutar-mutar, membuat penisku mengaduk-aduk lubang kenikmatan di antara pangkal pahanya

“Kali ini kamu harus bisa keluar Sayang, oohh ibu mau cairan kamu masuk ke dalam rahim ibu Harus Sayang, kamu harus keluarin sekarang Kalau tidak ibu nggak akan sanggup lagi, hheehh oohh yaahh oohh yyaahh iiyaahh aahh aauuh enaknya oohh besar sekali penis kamu aahh uuh nikmat Sayang?”

“Yah hhmm aahh nikmat sekali Bu oohh Saya hampir keluar sekarang oohh jepit Bu ooh vagina ibu enaakkhh mm”, balasku mendesah sambil menundukkan kepala dan menyedot puting susunya Kedua tanganku mengangkat buah dada itu sambil meremas-remas dan mengarahkannya ke mulutku yang terus menyedotnya

“oohh yyaahh oohh yyaahh, ibu juga mau kelu Aarr aakkhh yyaahh, sekarang Gus sekarang oohh genjot ibu Sayang oohh remas susu ibu Sayang remeess yaahh yang keraas lagi oohh sekarang yaakkhh yaakkhh aahh”, perempuan itu melepaskan cairannya untuk yang kesekian kali di malam itu dan

“Saya juga Bu oohh vagina ibuu oohh Bu oohh Bu Saya keluar, keluar keluaarr enaak Bu oohh enaak sekali aahh ahh ahh ahh ahh yaahh ”, akhirnya aku juga melepaskan beban birahi itu dengan ejakulasi yang sangat kuat, wajahku mendongak ke atas, penisku memuntahkan seluruh isinya ke dalam liang vagina Bu Linda yang juga mengalami hal sama Kami sama-sama merasakan puncak hubungan seks itu dengan dahsyat Tubuh kami sama-sama menegang keras saling berpelukan erat sekali

Beberapa detik kemudian kami terduduk lemas di lantai dapur itu, lega sudah sekarang rasanya Tubuhku terasa ringan dan enteng Bu Linda menyandarkan kepalanya di pundakku, ia juga tampak lemas setelah mengalami tiga kali orgasme, nafasnya masih terdengar tak teratur, ia lalu memperbaiki ikatan pinggang gaun tidurnya yang terlepas “Kamu sudah puas Sayang?”, bisik Bu Linda “Sudah, Bu Terimakasih, ibu nikmat sekali Sudah setahun lebih Saya tidak melakukannya dan ibu adalah wanita tercantik yang pernah Saya kenal”,

“Bisa saja kamu, Gus tapi benar deh kamu hebat” bisiknya sambil membelai dadaku yang bidang
“Baru kali lho ibu mencapai puncak, Gus ”
“Ah Saya juga sama deh Bu puas banget” balasku mesra Kamipun saling berpelukan mesra

Sejak kejadian tersebut kami berdua selalu mengulanginya setiap ada kesempatan, terutama bila suaminya tugas ke luar kota.


IndukBola88 - Agen Judi Bola Casino Togel Tangkas Poker Sabung Ayam Terpercaya Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar